Chapter 2

62 53 13
                                    

Di sebuah ruang Panitia khusus Pengurus Inti organisasi BEM dikampus itu terlihat beberapa dari kakak senior itu tengah membereskan barang barangnya dan bersiap siap untuk kembali kerumahnya.

"Ren? gw duluan yah?" sahut Rafa yang masih mengemasi barang barangnya.

"Hm.." Rendy berdehem sambil mengganguk dan segera menggendong tas ranselnya.

Lalu ia berbalik dan menyadari tas Cisella yang masih ada disana, menandakan bahwa gadis itu belum pulang

"Ella mana?"  tanyanya dengan penasaran

"oh- tadi dia kasih tau gw, dia nyuruh lo pulang dluan aja."

"lah?!" Rendy mendengus kasar sambil menyeringai dengan sarkas "kok dia ga ngabarin gw? sekarang cewe gw mana?" 

"haelah posesif bener sama cewe nya. bentar malam dia ada rapat jadi-" sela Rafa dengan nada tenang namun Rendy memotong perkataannya.

"gw bilang dimana?!"

"ck. toilet."

Tanpa pikir panjang Rendy segera menyimpan kembali tasnya dan berjalan ke arah toilet mencari keberadaan gadisnya.

"yeuu minimal bilang makasih lah." Rafa bergumam kesal sembari membawa tasnya dan meninggalkan ruangan tersebut.

Disisi lain Cisella masih terpaku dengan kondisi Anatasya yang memar merah di wajahnya dengan tubuh bergetaran.

"Aca- ca kamu kenapa, kok memar ada yang mukulin kamu-" tanya panik Cisella sembari memegang wajah Anatasya dengan lembut.

Kata katanya terhenti ketika melihat seorang gadis yang tengah menyenderkan badannya di ujung westafel panjang sembari melipat kedua tangannya dan memberikan tatapan dingin kepada mereka berdua.

"lo apain Aca, kak?!" gumam Cisella dengan suara lantang sambil menyipitkan matanya dan merasa curiga akan Kakaknya.

Asky menaikan alis nya sambil terkekeh dengan sarkas dan segera berjalan mendekati mereka dengan melipat kedua tangannya.

"kenapa lo mau laporin ke Papi lagi?" Asky menatap lurus pada Cisella yang masih menyipitkan matanya

"kalo gw bilang iya?"  jawab Cisella dengan menaikan alis nya

"gausah ikut campur!"  cetusnya sembari menyenggol bahu Anatasya dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

"ASKY!" Cisella meneriaki nama Kakaknya dengan lantang lalu mendengus kesal. lalu perhatiannya kembali teralihkan pada Gadis yang berada di hadapanya dengan menggengam pergelangan tangannya dengan lembut.

"sini ikut gw-" saat mereka berdua berbalik tiba tiba saja seseorang berdiri di belakang Cisella.

"ay- kamu ga ketemu Rafa?" tanya Cisella sambil menelan salivanya dengan kasar

"ketemu. cuman aku ga mau pulang sebelum kamu pulang juga" jawab lelaki itu dengan nada dingin.

Cisella tahu betul seberapa protective nya Rendy, ini pertama kalinya gadis itu melanggar peraturan dengan tidak izin secara langsung dan malah menyuruh nya pulang. gadis itu tidak pernah berani mengungkap kan sendiri padanya, bila ia memiliki janji temu. sama halnya dengan rapat.
bila sekalipun gadis itu izin, sudah pasti Rendy tidak mengizinkannya.

LONELINESS Where stories live. Discover now