BAB 1

14 3 0
                                    

Inggris 2023

Musim dingin baru saja tiba. Salju turun dengan intens beberapa hari terakhir. Membuat semua orang harus menyiapkan mantel musim dingin mereka, dan berjuang melawan hawa dingin yang menggigit tulang.

Di sebuah café di Cambridge, seorang pria muda tengah menikmati secangkir cokelat hangatnya. Pria itu terlihat rapi dengan stelan jas dan mantel berwarna abu tua. Ia duduk di pinggir jendela yang lebar, sehingga dari tempatnya duduk, ia bisa melihat salju yang turun dan hari yang kian beranjak senja. Sebenarnya pemandangan ini sudah dilihatnya selama bertahun-tahun, namun kali ini terasa istimewa. Sebab, inilah hari terakhirnya di Inggris, tepatnya di Cambridge. Setelah merasa nyaman tinggal di negeri orang, dan banyak mencari pengalaman di perusahaan-perusahaan besar di Inggris, akhirnya pria itu diwajibkan untuk kembali ke Indonesia. Melanjutkan bisnis sang kakek yang sudah menua.

Pria itu kembali menyesap cokelat hangatnya dengan pelan—menikmati—dengan pandangan tertumpu pada tablet yang ada di tangannya. Sepertinya ia sibuk sekali berselancar di social media.

"Tuan muda Joshua...." Seorang pria tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Pria itu juga tampak rapi dengan stelan jasnya dan mantel hitam yang membalut tubuhnya.

Pria yang dipanggil Joshua itu menoleh sekilas kemudian tersenyum sebelum akhirnya pandangannya kembali pada tablet di depannya. Sepertinya apa yang dilihatnya di social media itu lebih menarik berkali-kali lipat daripada pria yang kini berdiri di sampingnya. Padahal pria itu baru saja datang dari Indonesia siang tadi untuk menjemputnya.

"Katakan Lucas...." Kini jemarinya sibuk menggulir layar.

"Besok kita akan kembali ke Indonesia dengan penerbangan pukul tujuh pagi." Sahut pria bernama Lucas tersebut. Dia adalah seorang pria yang ditunjuk kakeknya sebagai asisten pribadi Joshua. Lucas adalah kepercayaan Peter—kakeknya. Meskipun usia Lucas lebih tua lima tahun dari Joshua dan terhitung masih muda, namun pria itu bisa diandalkan dalam segala hal.

Joshua mengangguk. "Baiklah....kau sudah menyiapkan semuanya?" kali ini ia menatap Lucas.

Lucas mengangguk. "Semuanya. Dan juga....." ia menjeda kalimatnya dengan ragu-ragu. Ia takut bahwa bos-nya tersebut akan terganggu dengan apa yang Peter pesankan untuknya.

"Dan?" Joshua menaikkan salah satu alisnya.

"Tuan besar bertanya, apa tuan muda sudah siap bertemu dengan gadis itu?"

Joshua mengeryit. Ia tau apa yang dimaksudkan kakeknya. Kini pandangannya kembali pada tablet yang dipegangnya. Tiba-tiba senyumnya terukir tipis ketika menatap sebuah foto yang dipajang di salah satu akun instagram.

'Zia.Lee'

Itulah akun istagram yang sejak tadi Joshua lihat. Sebenarnya ia bukan seorang stalker atau fans berat. Ia sudah mengikuti akun itu begitu lama, dan beberapa kali memberikan 'like' dari postingannya. Hanya saja, untuk lebih dekat dengan bertanya kabar atau hal lainnya, masih belum Joshua lakukan. Ia sedang menjaga jarak, untuk gadis itu agar lebih bebas dan lebih yakin dengan hubungan aneh mereka. Hubungan yang bahkan tak mereka setujui namun harus mereka lakukan karena ini wasiat dari keluarga mereka. Joshua tidak ingin gadis itu merasa terbebani atau justru merasa terintimidasi dengan keputusan keluarga mereka.

"Katakan kepada kakek, bahwa aku siap bertemu dengannya." Joshua mematikan tablet yang dipegangnya kemudian berdiri.

Lucas mengangguk dengan patuh. Ia bisa membayangkan betapa bahagianya Peter mendengar kabar bahwa Joshua bersedia bertemu dengan gadis itu. Gadis cantik dan lincah yang selalu membuat Peter menunggu dengan tidak sabar setiap kali gadis itu datang untuk menjenguk dan memeriksa kesehatannya setiap bulan.

Love Has No LimitsWhere stories live. Discover now