[11] One and Only

13 2 0
                                    

Di sebuah Rubanah (ruang bawah tanah) terlihat gelap dengan cahaya temaram dari jendela. Sebuah kursi panjang yang terlihat telah tua berada di dekat jendela menyaru baik dengan ruangan menambah kesan suram.

Ruangan itu tidak banyak berisi furnitur untuk menutupi kesan sunyi dan sepi.

Zoey membuka matanya dan suasana tempat yang berbeda dengan terakhir kali di kunjungi Zoey langsung berbeda.

Sialan pria itu menculiknya !

Mmm mmm

Terdengar samar ringisan Zoey. Sebab, mulut Zoey kini diblok dengan selembar lakban yang habis menutupi permukaan mulutnya.

Zoey berusaha menarik tangannya agar tali yang mengerat segera lepas.

Zard melangkahkan kakinya mendekat dan hal itu sama sekali tidak disadari oleh Zoey. Gadis itu masih sibuk melonggarkan tali yang mengikat kedua tangannya.

"Kamu bisa mematahkan tanganmu jika seperti itu"

Sebuah suara membuat Zoey menoleh dan melototkan matanya menatap pria itu dengan kebencian yang begitu kentara.

Walaupun terlihat ketakutan membayang di mata gadis itu. Tingkat kewaspadaan Zoey meningkat saat pria itu melepas satu per satu alat penyamarannya dari topi hingga masker yang membalut wajahnya.

Setelah Zard menyusupkan anak rambut gadis yang kebingungan itu di ujung telinga dan ketika lakban mulutnya dibuka, ia mulai menatapnya jelas.

"Lepaskan aku!"

"Kamu--kamu mau apa?"

"Kamu siapa?"

Sinar lampu yang remang mengekspos separuh wajahnya. Sebuah senyuman muncul di sudut bibir Zard.

Butuh waktu cukup lama bagi gadis itu untuk membiarkan otaknya berproses menyadari sesuatu.

Hingga memori Zoey berputar kembali dan membuatnya ingat dengan pria di depannya.

"Zard..." sebuah kernyitan muncul di dahi gadis itu ketika berhasil menebak sosok pria yang sedikit familiar di ingatannya.

"Kenapa reaksi semua orang begitu saat melihatku?"

"Seolah-olah melihat hantu"

"Bagaimana kamu..." Zoey tertegun menatap pria itu.

[ 12 jam setelah kejadian penculikan ]

Di tempat lain, setelah sampai didapur, lebih tepatnya meja makan. Thor memakai kaos kasualnya serta jaket kulit hitam yang bergantung dibahu kirinya.

"Nona Zoey kelihatannya belum pulang dari malam tadi, Den" ucap Bi Lela, pembantu Rumah.

"Ah yang benar bi?" tanya Thor santai.

"Iya den. Nona Zoey kan sering minta siapin yougourt sama bibi tiap malam. Rupanya tuh masih ada"

Selepas akan menggeser kursi, Thor mengurungkan niat untuk duduk dan lebih memilih memastikan langsung bergegas naik ke lantai dua menuju kamarnya.

Thor membiarkan matanya menyisir sekeliling ruangan. Hanya terdapat sebuah jendela berteralis besi disudut ruangan. Dan sebuah ranjang putih lembut dengan keadaan rapi yang seperti tidak sama sekali tersentuh.

Hal pertama yang dapat Thor sadari hanyalah dirinya tidak menemukan keberadaan Zoey.

Thor lalu mencoba menghubungi ponsel Zoey, akan tetapi ponselnya ternyata tidak aktif.

Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan...

Saat akan beranjak keluar dari kamar. Ia pun mengalihkan pandangannya dengan menuju komputer yang menganggur di atas meja belajar. Thor baru saja teringat Zoey terakhir kali menggunakan komputer itu untuk berinteraksi melalui media sosial dengan seseorang yang sempat ia curigai.

My Official BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang