•22.Telat•

117 5 0
                                    

Happy reading

"Aku gak benci, tapi entah mengapa, setiap ngeliat Tante Rea, dada aku selalu sesak, Kak."
Batin Sagara, lelaki yang di dekap hanya mengangguk. Jefran melepaskan pelukannya "Yaudah, kamu makan, ya," Ucap Jefran dengan senyuman nya.

Sagara mengangguk dan mulai kembali menuruni satu persatu anak tangga.

Kedua bola mata nya melihat sekeliling ruang makan, ia tidak melihat keberadaan Rea di sana.

Ia melangkahkan kaki nya menuju dapur dan melihat masakan yang Rea masak. Saat sudah sampai di depan kompor dengan panci di atas nya, ia mengangkat tutup panci ke atas untuk membuka panci tersebut.

Ia dapat melihat beberapa potongan daging ayam dengan kuah berwarna kuning yang membanjiri potongan daging tersebut.

Lelaki itu mengambil piring berwarna putih dan sendok aluminium untuk makan, ia mengambil nasi yang masih hangat di rice cooker dan mengambil sepotong daging ayam dan menuangkan kuah berwarna kuning ke atas nasi putih nya.

Ia menarik kursi berwarna putih dan duduk di atas nya, ia menaruh piring nya di atas meja makan berwarna putih di hadapan nya.

Ia menyuapkan sesendok nasi dengan potongan daging ayam yang telah ia potong sebelum nya menggunakan sendok nya, mata nya berbinar ketika menyicipi makanan yang di masak oleh Rea.

"Mmmm...enak banget, Tante Rea pinter masak juga, ya, ternyata," Ucap nya dengan mata berbinar. Tak ia sadari sedari tadi pergerakan nya di perhatikan oleh seseorang di balik pintu kamar mandi yang berada di tengah tengah dapur dan ruang makan.

.

.

.

.

Setelah selesai mengisi perut nya dan selesai mencuci piring yang ia gunakan, Sagara beranjak menunuju kamar nya.

Setelah sampai di kamar nya, ia tidak melihat keberadaan Jevan disana, tidak mau ambil pusing, Sagara melanjutkan pembelajaran nya yang tadi sempat terpotong karena Jefran yang mengingatkan nya untuk makan.

Tak lama ponsel nya berdering tanda jika ada yang menelepon nya, ia mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang menghubungi nya.

Terlihat nama 'Bunda' di situ yang sudah pasti jika itu adalah Bunda nya yang akan menemaninya untuk belajar.

Ia menekan tombol hijau untuk menjawab video call dari Dita, "Sagara, bunda kangen banget sama kamu," Ucap Dita di sebrang sana.

"Saga juga kangen banget sama Bunda," Ucap nya dengan nada sedih "Hahahaha, jadi hari ini Sagara belajar apa?" Tanya Dita "Matematika, Bun, rasa nya kepala Saga mau pecah," Jawab Sagara.

Yang di sana terkekeh mendengar jawaban anak nya itu "Semangat anak Bunda, anak Bunda pasti bisa, ayo semangat!" Seru Dita menyemangati anak nya "Terimakasih, Bunda."

Sagara mulai kembali menghafalkan rumus matematika dan mempelajari cara nya agara esok ia bisa mengerjakan soal ulangan.

Setelah 2 jam 42 menit ia mempelajari mata pelajaran matematika itu, Sagara menghela nafas lega, setidak nya ia sudah mengerti bagaimana cara mengerjakan nya.

•••

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB, tetapi Sagara belum juga bangun dari tidur nya, "SAGA! BANGUN COK! UDAH JAM SETENGAH TUJUH!" Jevan berusaha membangunkan Sagara yang masih berada di alam mimpi.

"Iya~" Hanya 1 kata itu yang selalu Sagara keluarkan walaupun sudah di bangunkan berkali kali oleh Jevan tetapi lelaki itu belum bangun juga.

"Saga, lu gak bangun eskrim mintchoco nya gua buang!" Ancam Jevan yang ternyata ampuh juga, Sagara langsung membuka mata nya dan keluar dari alam mimpi "Jangan, Jev, itu harga nya 20 ribu~'' Rengek Sagara kepada yang lebih muda.

"Yaudah, maka nya lu bangun, udah jam setengah tujuh." Perkataan Jevan itu mampu membuat yang lebih tua terkejut dan langsung bergegas menuju kamar mandi, Jevan hanya mendengus sebal.

Setelah 5 menit Sagara di dalam kamar mandi, lelaki itu langsung memakai seragam nya dan mengambil tas ransel warna hitam nya dan juga kunci motor.

"Sarapan dulu, Dek," Ucap Bi Santi ketika melihat Sagara yang terburu buru menuruni anak tangga "Aduh, gak bisa, Bi, Sagara udah mau telat," Ucap nya sembari memakai sepatu nya "Yasudah, hati-hati di jalan, ya."

Sagara hanya menganggukkan kepala nya dan berbegas menuju sepeda motor nya, ia langsung menancapkan gas.

Tepat pukul 07.10 WIB motor berwarna hitam itu terparkir sempurna di parkiran sekolah nya. 5 menit lagi bel masuk, ia harus cepat sampai di kelas nya sebelum pengawas ujian datang ke kelas nya.

Ia berlari secepat mungkin untuk bisa sampai di kelas nya yang berada di lantai 2 dan paling ujung sebelah kanan, beberapa kali ia hampir terpeleset karena lantai sekolah nya yang lumayan licin.

KRINGGG!!! bel tanda masuk telah berbunyi, kepada seluruh siswa untuk segera memasuki kelas nya masing-masing!!

Tepat saat ia memasuki kelas nya, bel tanda masuk berbunyi membuat semua murid yang berada di luar kelas langsung memasuki kelas nya masing-masing.

"Tumben lu telat, Gar," Ucap Riki ketika melihat Sagara yang berjalan mendekat dengan nafas yang tersengal-sengal "Kesiangan bangun nya," Jawab Sagara.

Tak lama Pak Eko memasuki kelas dengan amplop coklat yang berada di tangan nya.







•To Be Continued•

Sama seperti judul chap nya "Telat", aku telat update hueee 😭🙏maapken🙏🙏🙏

Dialog nya dikit gak sih?  :( aku harap kalian senang dengan chapter kali ini (づ ̄ ³ ̄)づ

JANGAN LUPAVOTE YA !! (。’▽’。)♡

Sagara Dan Luka nya [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang