2. Jack Records Store

97 14 6
                                    

—Jack Records Store ; sudut pandang Jena

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

—Jack Records Store ; sudut pandang Jena.

—Jack Records Store ; sudut pandang Jena

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

✮⋅˚₊‧ ୨୧ ‧₊˚ ⋅✮

Alunan musik Orkestra mengiringi tirai-tirai kamarku yang disapu angin. Semalaman aku menangis, berharap sakit yang mengendap bisa sirna dan aku bisa menjalani hari setelahnya jauh lebih ringan. Tapi kenyataannya, aku berakhir di sudut kamar dengan diriku yang berantakan. Bahkan aku sudah tidak memiliki tenaga untuk menghentikan Jihan—sahabatku— yang berulang kali menelpon Jemi dan mengirimkan voice note penuh amarah.

"Jemi bajingan!" geramnya, dan begitu aku lirik, Jihan sudah terkulai di atas ranjangku. Sedangkan ponselnya ia lempar ke sudut ranjang.

"Udah, Han. Gue kan udah bilang itu semua keputusan gue sendiri."

Jihan langsung duduk dan menatapku dengan menahan kekesalannya. "Iya, tapi lo nggak akan begini kalo dia dari dulu tau batasan sama cewek lain!"

Aku hanya diam setelahnya. Aku masih berada di sudut ruangan. Duduk memeluk lutut— menggulung tubuhku yang tak lagi tersisa daya. Kedua bola mataku memandangi bagaimana sekumpulan awan melawan terik matahari. Seharusnya aku pun begitu, aku harus segera meninggalkan mendung kemarin. Aku harus bisa menghadapi hari setelah gelap itu— bagaimana pun keadaan cuacanya.

Tapi nyatanya, air mataku justru kembali lolos. Meski aku bisa menahan isak tangisnya, tapi tetap saja sebagian diriku seperti dikuliti habis-habisan. Sakit sekali. Mengetahui bahwa setelah ini kita akan melangkah ke rute yang berbeda, mungkin sesekali aku melihatnya. Tapi hanya untuk melihat sudah sejauh apa kita saling meninggalkan?

"Valno mau ke sini, katanya mau liat temennya masih berbentuk manusia apa enggak, soalnya yang di sana udah kek mayat kering," aku tau siapa yang Jihan maksud— Jemi.

"Lo cerita ke Valno?" aku bertanya dengan sedikit kesal.

Jihan menggeleng cepat. "Nggak! Valno sama yang lainnya habis nemenin Jemi mabok katanya. Kan keliatan banget kalo begitu pasti lagi ribut sama lo. Katanya udah kayak orang sekarat, tuh!" ucap Jihan setelah membaca bubble chat dari Valno.

Metafora Fana Dari ArjemiOnde histórias criam vida. Descubra agora