G. M. T {13}

6 4 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

                            Stop !!
              Jangan lupa sholawat dulu  !!

“allāhumma shalli 'ala muhammad 'abdika wa rasulika an-nabiyyil ummiyyi wa 'ala alihi wa shahbihi wa sallim”.

.

Siti dan Naura yang tiba-tiba langsung memeluk tubuh ringkih nan sedikit bergetar milik alya dengan lembut yang mampu membuat sang empu terkejut dan membalas pelukan mereka dan runtuh sudah pertahanannya. Air mata tak bisa di bendung lagi dan kembali luruh membasahi pipi miliknya.

Setiap pendosa pantas mendapatkan kesempatan untuk berubah, benar bukan? ...

Back to cerita...

Sampai satu jam alya menceritakan kisah kehidupan sedih dan kejamnya dunia malamnya dan kehidupan nya kepada sahabat-sahabat cantik nya, yang mampu membuat mereka sesekali meneteskan air mata mereka dan merasa sedikit kecewa, tercampur sudah rasa-rasa tersebut.

𝑻𝒐𝒌..
𝑻𝒐𝒌..

Dua ketukan pintu terdengar di pintu milik kamar mereka berempat yang mampu membuat kegiatan mereka terhenti dan menoleh kearah pintu kamar mereka.

𝑪𝒌𝒍𝒆𝒌𝒌..

Pintu kamar terbuka dan terlihat lah kakak pembimbing mereka berempat, tak lain adalah kak tara.

"Assalamu'alaikum, maaf mengganggu kegiatan adik-adik cantik, kakak cuman mau bilang kalian berempat dipanggil oleh umma di ndhalem dan sekarang harus menemui umma" ucap tara dengan lembut.

"Wa'alaikumussalam, na'am kak tara, syukron kak" ucap Naura.

"Wa iyyaki shalihah, segera kesana yah, kakak pamit dulu, Assalamu'alaikum" ucapnya sembari meninggalkan kamar mereka berempat dan hanya di angguki kepala oleh mereka.

"Bismillah, yuk kita temui umma, siapa tahu ada yang penting" ajak mairah dengan lembut.

𝑻𝒐𝒌..
𝑻𝒐𝒌..

"Assalamu'alaikum umma, ini mairah datang bersama dengan teman-teman lainnya" ucap mairah dengan lembut dari luar pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam, masuk aja nak" balas umma dari dalam rumah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Kini mereka berempat sudah memasuki rumah dan kini mereka sudah berada di ruang tamu.

Diruang tamu tersebut sudah di sambut umma dan abbah yang duduk di bangku ruang tamu dengan nyaman dan sesekali abbah meminum teh nya.

"Silahkan Duduk anak-anaknya" perintah umma yang hanya di balas anggukan kepala dan sembari duduk di satu kursi panjang mereka dengan bersama tanpa terpisah.

"Umma kenapa manggil kita?" tanya mairah dengan sopan.

"Umma udah dengar desas-desus berita pagi ini, umma memanggil kalian untuk mendengarkan cerita faktanya bukan karangannya dari kalian termasuk nak alya" ucap umma dengan lembut sembari menatap wajah alya dengan ekspresi yang didalamnya tanda tanya, dan lainnya, alya yang mengerti hal tersebut semakin gugup, takut, dan sedih hingga membuat ia menundukkan kepalanya.

"Angkat kepala kamu nak, jangan takut, abbah dan umma tidak akan memakan kamu, kami hanya butuh jawaban dari kamu nak" ucap abbah yang kini sudah membuka suaranya yang mampu membuat mereka berempat sedikit takut.

"Maaf umma, pesantren umma jadi jorok karena tubuh haram alya" lirih alya yang masih menundukkan kepalanya sedalam-dalamnya.

"Ka-karena alya pagi.. Ini ada berita yang seperti.. Ini, ma-maaf" lanjutnya yang kini tubuhnya lagi dan lagi bergetar hebat.

Gelap Menuju Terang (END & REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang