CHAPTER 34(Rambut)

33 28 3
                                    

Seperti hari biasanya Caca pun berangkat menuju kampusnya, dan untuk hari ini akan ada praktik yang harus ia ikuti. Disaat kelas praktiknya tengah dimulai Caca benar-benar terganggu dengan rambut panjangnya yang tarurai sehingga membuatnya tidak fokus saat memasak. Ia benar-benar lupa untuk membawa ikat rambut, alhasil dia harus menanyai semua teman wanitanya apakah ada yang membawa ikat rambut.

"Nis, lo ada bawa ikat rambut gak?" tanya Caca.

"Duh gak ada ni Ca, ini juga lagi dipake" ucap Anisa.

"Oh yaudah gak papa"

'Duh, gue minjem ke siapa lagi coba pada gak bawa semua, ck aelah make lupa segala lagi bawa iket rambut' batin Caca.

Karena tidak ada yang membawa ikat rambut, Caca pun terpaksa harus memasak dengan rambutnya yang terurai, hingga tanpa ia sadari sehelai rambutnya terjatuh kedalam makanan yang ia buat.

Waktu yang diberikan oleh Pak Ardi untuk memasak pun habis, setiap kelompok harus mengumpulkan hasil masakan mereka untuk dicicipi. Ketika Pak Ardi mencicipi masakan milik kelompok Caca, ia merasakan ada benda aneh dimasakan tersebut. Benda tersebut adalah rambut yang sangat panjang.

"Apa ini?!" tanya Pak Ardi.

"Kenapa ada rambut disini? kenapa kalian tidak higienis sekali?"

Caca dan kelompoknya hanya bisa terdiam.

"Jujur masakan kalian sangat enak, tetapi karena ketidak higienisan kalian saya akan memberikan nilai C untuk kelompok kalian. Dan sepertinya waktu saya sudah habis, untuk besok kalian masih menjalankan kelas praktik, dan masakan yang harus kalian buat haruslah bertema nusantara"

"Baik pak" ucap para mahasiswa dikelas tersebut serentak.

"Kalau begitu saya permisi" Pak Ardi pun keluar dari kelas tersebut, begitupun dengan para mahasiswa-mahasiswa lain terkecuali Caca dan teman sekelompoknya.

"Rambut siapa itu?, cepet ngaku!" ucap Cindy dengan penuh emosi.

"I-itu rambut gue" ucap Caca takut "Ta-tapi gue gak sengaja, gue gak tau kalau rambut gue bakalan jatuh kemakanannya"

"Heh, gara-gara lo kita jadi dapet nilai C!" bentak Cindy.

"Lo disini mau belajar atau kecentilan? rambut lo tuh pembawa masalah, minimal lo iket tuh rambut" ucap Cindy emosi.

"Gue lupa bawa iket rambut, tadi gue sempet mau minjem sama yang lain tapi mereka juga gak punya" ucap Caca membela dirinya sendiri.

"Iya bener Cin, lo jangan marah sama dia, tadi dia juga sempet minta pinjem tapi aku gak bawa lebih" ucap Anisa angkat bicara.

"Yaudah, gue gak mau tau besok gue pengen liat rambut lo itu udah dipotong. Daripada lo alesan lupa bawa iket rambut mending lo potong sekalian tuh rambut" ucap Cindy lalu pergi begitu saja.

"Sabar ya Ca, Cindy bersikap gitu karena dia gak mau kejadian waktu tahun lalu keulang, yang akhirnya mengakibatkan Cindy dan yang lainnya termasuk gue jadi dibatalin kelulusannya hanya karena kecerobohan satu orang" ucap Rendi kepada Caca. Caca yang mendengar hal itu hanya bisa mengangguk paham.

                          ■■■

Disaat perjalanan untuk keluar dari kampus, Caca terus memikirkan perkataan Cindy.

'Tiiin'

Caca pun dikejutkan dengan suara klakson motor seseorang, dan orang tersebut adalah Rafael. Mengetahui hal itu Caca pun bendecak kesal, sudah cukup dirinya pusing karena masalah yang dibuat rambutnya, dan sekarang dia harus berhadapan dengan manusia satu ini.

5 Kisah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang