#27. Life is About Moment

108 10 0
                                    

         Dua orang berbeda gender tersebut seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara, canda tawa menggelegar menghidupkan suasana suram yang berasal dari mansion ini. Berbeda dengan sang Tuan rumah yang baru sampai di meja makan disertai ekspresi datarnya.

Suara berisik dua orang itu amat mengganggu Raiden, bahkan dia menggebrak meja menggunakan tangan.

"Apaan deh?" Sewot Xavier.

          Mereka saat ini sedang menikmati breakfast tetapi Xavier selalu menceritakan hal-hal random, mereka juga terkadang mengobrol menggunakan tiga bahasa yang membuat orang lain pusing jika mendengar bahasa campur mereka.

Begitu pula Raiden.

       Tuan muda itu hanya melirik tanpa menjawab dan menyelesaikan makan dengan cepat, niat nya diketahui oleh Chilla bahkan gadis itu turut makan dengan cepat agar tidak tertinggal Raiden.

"Ayo pergi Rachi!"

         Raiden berdiri melirik ke arah Chilla membuat gadis itu segera bangkit dan berjalan di samping Tuan muda tersebut.  Namun ada satu hal yang janggal dan aneh, Raiden menghentikan langkahnya.

"What are you doing?" Tanya Raiden menatap Xavier.

"Walking," Jawab Xavier dengan santai.

        Raiden menghela napas lalu melirik malas ke arah Xavier, "why are you following us?"

"I ikut you ke office," Jawab Xavier dengan senyuman terbaiknya.

Raiden jelas tak membalas senyuman sepupunya tersebut, dia melotot dengan tajam.

"Siapa yang izinin you ikut? Engga ada ya, engga bisa!" Tolak Raiden dengan tegas.

        Xavier terkejut mendengar pengakuan Raiden, memang dari dulu Raiden tidak membiarkan dirinya ikut ke kantor tetapi kali ini raut wajah Raiden sangat masam sekali. Xavier dibuat bingung dengan sikap sepupunya tersebut.

"Nona cantik ini lah," balas Xavier menatap Chilla dengan wajah sumringah bahkan dia berpindah ke samping Chilla dan merangkulnya.

         Raiden jelas melotot tak terima melihat pemandangan itu, dia memisahkan sepupu dan asisten nya tersebut. Tensi Raiden diprediksi akan naik melihat kelakuan Xavier yang tak habisnya membuat dia darah tinggi.

"Maksudnya? Rachilla Mahika!" Ucap Raiden menatap tajam Chilla.

       Tamatlah sudah! Chilla mencari alasan yang kuat untuk membuat Raiden tidak marah. Habislah dia saat ini!
"Saya engga tau kalau Tuan Xavi Engga di izinkan ikut, dia hanya bilang ingin ikut. Saya pikir anda setuju."

         Umpatan kesekian kali dia lontarkan dalam hati untuk kedua lelaki tampan di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia terjebak di situasi rumit seperti ini, tolong kembalikan Chilla ke Korea saja.

"Sudahlah, ayo berangkat!" Ajak Raiden menarik lengan baju Chilla, untung saja wanita itu memakai kemeja lengan panjang.

"For you Xavier, harus tetap dengan penyamaran! Jangan membahayakan Chilla maupun menarik perhatian wartawan ke kantor!" Pesan Raiden.

Xavier mengangguk dan tersenyum cerah.

***

"Mau nonton konser!"

          Sydney merengek di kamar bahkan beguling-guling di kasur nya, dia menangis kesal karena tidak mempunyai tabungan lebih untuk melihat konser idolanya. Dia tidak ingin meminta ke orangtua nya yang pasti akan sangat lama untuk di acc sedangkan konser idolanya tinggal menghitung hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yes, I'm Cinderella!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang