Side Story 2

241 20 3
                                    

Di malam yang tenang di tengah hutan yang sunyi, rumah dengan halaman yang luas itu berdiri tegak. Suara riuh rendah anak-anak yang bermain terdengar. 

Dimeja makan yang sederhana, anak-anak duduk dengan sabar, menunggu dengan perasaan campur aduk di wajah mereka. Udara di sekitar mereka penuh dengan kegembiraan. Beberapa anak yang berusia dibawah 10 tahun tampak ceria, tersenyum dan saling bertukar cerita.

4 remaja menatap dengan penuh harap ke arah dapur, di mana aroma makanan yang menggoda mulai tercium. Perut mereka bergemuruh, menyuarakan rasa lapar.

A-Qing mengalihkan tatapannya dari buku yang sedari tadi dia baca, "Kalian sangat lapar, huh?"

Salah satu rumaja tersenyum malu, "Iya jie, roti yang diberikan Daozhang kami berikan pada adik kecil."

A-Qing menatap mengejek pada ketiganya, "Benarkah? Ku kira karena harum masakan Daozhang."

"Hehe karena keduanya, jie." Celetuk salah satu remaja.

Dengan hati penuh kasih, Xiao XingChen memasak di dapur, memikirkan dengan cermat makanan yang akan disukai anak-anaknya. Saat mencampur bahan-bahan, Xiao XingChen tersenyum membayangkan senyum bahagia anak-anaknya ketika melihat hidangan yang telah ia siapkan.

Xue Yang tersenyum menatap punggung Xiao XingChen, dengan lembut, Xue Yang mendekati Xiao XingChen yang sibuk memasak di dapur. Dengan penuh kasih, ia melingkarkan lengannya di sekitar pinggang istrinya, menariknya untuk mendekapnya dengan erat. Xiao XingChen terkejut sejenak, namun segera tersenyum saat merasakan kehangatan pelukan Xue Yang. Mereka berdua saling bertatapan, mata mereka penuh dengan cinta dan kebersamaan. Xue Yang mencium lembut rambut Xiao XingChen, membiarkan aroma harum makanan yang sedang dimasak menyelimuti keduanya. 

Tangan Xue Yang merambat menuju pinggang Xiao XingChen kemudian memijatnya lembut, "Daozhang, apa pinggangmu baik-baik saja." Bisik mesra Xue Yang di telinga Xiao XingChen.

Hidup bersama selama 6 tahun sebagai pasangan suami-istri, Xiao XingChen tetap saja merasa malu dengan segala godaan yang dilontarkan suaminya.

Wajah Xiao XingChen memanas, dengan cepat dia melepaskan pelukan Xue Yang dan kembali melanjutkan masakannya.

Xue Yang tersenyum miring, "Daozhang, apa kamu malu?"

Xiao XingChen tidak menjawab, namun wajahnya semakin memerah sampai telinga. Manik merah yang lucu dan perhatian itu membuat Xiao XingChen semakin merasa terpapar. Pria cantik itu coba menutupi malu dengan menunduk. Tubuhnya sedikit bergoyang, mencerminkan kegugupan yang semakin terasa.

Bibir Xiao XingChen mengerucut, "Jangan menatapku seperti itu."

Xue Yang merasa hatinya penuh dengan kehangatan dan kelembutan, senyum yang sedari tadi tidak memudar semakin mengembang saat menatap istrinya.

"Menatap seperti apa?" Ucap Xue Yang lembut

Xiao XingChen menghela nafas, wajahnya memerah, degup jantungnya semakin berdebar. Pria cantik itu mengalihkan tatapannya menuju Xue Yang, dengan penuh keberanian Xiao XingChen mengecup bibir Xue Yang lalu berlari tanpa mengetahui hasil yang ia buat.

Xue Yang mematung, setelah dicium oleh istrinya, pria tampan itu merasakan kehangatan yang memenuhi hatinya. Senyum miring terukir, menyiratkan kepuasan yang mendalam.

Sambil terus tersenyum, Xue Yang melanjutkan masakan Xiao XingChen. Manik merahnya melirik ke arah meja, banyak piring besar berisi makanan, Xue Yang menghitung semua piring besar yang ada di atas meja, totalnya ada 5 piring besar berarti masakan yang Xue Yang lanjutkan adalah menu terakhir yang disajikan.

Aroma harum dari masakan yang sudah matang mengisi udara dengan pesona yang menggoda. Daging yang empuk telah menghasilkan sajian yang memikat, siap untuk dinikmati. Xue Yang mengambil wadah piring besar lainnya untuk menyajikan daging lalu menempatkannya bersama makanan yang lain.

lifeWhere stories live. Discover now