3. Perjanjian Orson

86 59 52
                                    

Kedatangan seorang Raja dari negara sekutu yang sejak lama dinantikan oleh para petinggi kerajaan akhirnya tiba.

Ketika rombongan pasukan berkuda yang bertugas mengawal perjalanan Raja Mort bersama kereta kudanya mendekati pintu gerbang kerajaan, mereka disambut oleh pintu masuk yang megah. Pintu berukuran lima meter dengan nuansa klasik yang megah itu dihiasi dengan ukiran kayu yang artistik khas Walden. Cahaya lampu kristal yang bersinar terang memantulkan kemegahan tempat tersebut, sementara aroma bunga segar menyambut kedatangan mereka.

Mort turun lebih dulu dari keretanya dengan langkah yang mantap setelah pengawal membukakan pintu untuknya. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh Oswald.

Di sekitarnya, para pengawal berdiri tegak dengan senjata mereka yang bersinar di bawah terik sinar matahari. Pejabat-pejabat kerajaan yang telah menunggu di pintu masuk segera mendekat, menyambutnya dengan jabatan tangan disertai senyuman hangat dari wajah-wajah terhormat itu.

Seorang bangsawan berjas rapi penuh wibawa, berucap kala ia saling berjabat tangan dengan Oswald, "Selamat datang, King Oswald! Istana kami merasa terhormat atas kedatangan anda."

Oswald tersenyum, menyambut sambutan itu dengan ramah, "Terima kasih, Tuan Duke Galiard Mortimer. Kehormatan bagi saya bisa berkesempatan datang kesini."

Selisih beberapa menit setelah itu, Pemimpin pejabat kerajaan tersebut memimpin Oswald ke arah ruang pertemuan khusus, diikuti oleh para pejabat tinggi lainnya. Ruangan itu berkilau dengan dekorasi indah, dinding dihiasi dengan karya seni dan jendela besar yang memperlihatkan keindahan taman kerajaan.

Kini para petinggi istana Walden sudah berada di sekitar meja panjang, duduk dengan raut yang serius. Di sekitar meja panjang, terdapat dokumen-dokumen yang menanti untuk dibahas. Oswald duduk di samping Raja Mort, dan perlahan kedua belah pihak mulai memasuki pembicaraan serius mengenai kerjasama antar negara kekuasan mereka.

Suasana ruang rapat diisi dengan cahaya lembut lampu kristal yang tergantung di langit-langit, menciptakan nuansa keanggunan yang mewah. Bau lilin harum menyusup, menyatukan keadaan dengan kemewahan yang melekat pada pertemuan ini.

Pemimpin pejabat istana yang terlihat penuh kepercayaan diri, mulai membuka pembicaraan.

"Tuan Mort, saya ingin membahas kemungkinan kerjasama ekonomi antara Walden dengan Northrop. Seperti yang kalian ketahui, bangsa kami mengalami krisis pasokan bahan makanan sejak perang berlangsung," tutur Oswald dengan tenang menyampaikan maksud kedatangannya.

Satu orang pejabat Northrop bangkit dari kursinya, memberikan dokumen penting berisi data mengenai kondisi ekonomi negara mereka kepada Mort.

Mort memandang dokumen itu lekat, memperhatikan setiap angka penurunan yang tertera di setiap bulannya.

"Tentu saja, Tuan Oswald. Kerjasama ekonomi dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Namun, kita perlu memastikan bahwa persyaratan dan keuntungan dari kerjasama ini seimbang."

"Tentu saja, Tuan Mort. Saya yakin kita bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Northrop sangat membutuhkan pasokan bahan makanan dan kami percaya Walden dapat menjadi mitra yang baik."

Percakapan diantara para pejabat terus berkembang dan suasana tegang mulai memudar seiring dengan penjelasan yang diberikan oleh kedua raja.

"Baiklah, kalau begitu kami akan mengekspor beberapa bahan pangan utama untuk Northrop. Akan tetapi," Mort menjeda ucapannya sejenak, "kami punya satu permintaan khusus, Tuan Oswald."

Mort dengan tiba-tiba menggugah ruangan dengan memberikan tawaran balik yang tak terduga.

"Walden membutuhkan pasokan senjata untuk memperkuat bidang pertahanan. Dan kami sangat memahami bahwa Northrop memiliki keunggulan teknologi dalam bidang persenjataan."  ujar Mort, menyiratkan perubahan arah pembicaraan.

Star In The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang