BAB 11

110 52 163
                                    

Pagi telah menyapa kembali,
Tak terasa sudah hampir setahun aja Key sekolah di SMA 1 JAKARTA, perasaan baru kemaren masuk, eh tahu-tahu udah ulangan semester genap saja Minggu depan.

Hari ini adalah hari weekend, Key punya janji bersama teman-temannya untuk memanjakan mata berkeliling kota Jakarta, bersama Mey dan Helda, tak lupa jugak mereka mengajak Ken dkk.dan jugak Reksa.

Karena kasus waktu itu, Reksa keluar dari Dojo Steel Curves, dan memilih masuk ke Dojo Street Fighter milik Om-nya Key.
Sekarang, Reksa sudah menjadi bagian keluarga Street Fighter.

******

Mereka sampai di Dufan, dimana banyak wahana-wahana yang ingin mereka mainkan. Zyzy dan Helda segera menghampiri Wahana Kincir angin untuk menaikinya dan di ikuti oleh Rio dan Jeft. Sedangkan, Doni and Reksa ia sedang mencari makanan buat mereka, karena memang mereka belum pada sarapan hee.

Ken and Key hanya menonton mereka yang sedang naik kincir angin.
Karena mereka hanya berdua, Ken merasa gugup, karena pada dasarnya Ken ingin sekali mengungkapkan perasaannya yang sudah lama menyiksanya. Sepertinya ini adalah waktu yang tepat.

"Key!" Seru Ken dengan perasaan canggung.

"Iya kenapa?" Ken memutar bola matanya untuk menatap Ken.

"Kita kesana yuk," ajak Ken menunjuk ke sebuah bangku panjang yang kosong.

"Ayok,"

Ken melangkahkan kakinya menuju tempat yang ia tunjuk tadi, di ikuti Key yang berada di belakangnya.

Terlihat canggung memang, percakapan pun sampe terpengaruh menjadi singkat.

Mereka duduk di bangku itu, Ken masih gugup. Ia bingung mau mulai darimana mengungkapkannya.
Perlahan ia mengambil nafas untuk tetap rileks, dan kini saatnya ia akan memulai.

Mula-mula ia menggenggam kedua tangan Key yang berada di atas pahanya. Sontak Key pun kaget, detak jantung Key berubah menjadi cepat, manik coklat itu memandang Ken dengan pandangan keheranan. Namun Key hanya diam saja tanpa berkata sepatah katapun, ia menunggu Ken memulai lebih dulu apa yang ingin ia sampaikan.

Manik-manik netra mereka beradu, berdesir kencang hati mereka berdua.

"Key gue suka sama lo," lirih Ken dengan pasti seraya menggenggam erat tangan Key.

Dengan gugup Key menjawab.

"L-lo suka sama gue?"

"Iya, lo mau gak menetap di hati gue yang sudah lama kosong dan berharap lo yang mengisi," ungkap Ken, yang terus menatap lekat wajah Key.

"Emmm," Key tampak mempertimbangkan jawaban apa yang akan ia sampaikan.

"Kalo lo terima gue, lo cium pipi gue," celetuk Ken.

Key membulatkan matanya, Apa apaan ini? Ken membuatnya merona. Masa iya di tempat ramai seperti ini ia harus melakukan itu, ya maluu lah.

Mamaaa Key ingin terbang, batinnya.

Ken terkikik melihat raut wajah Key menahan rona merah jambu nya.

"Gue bercanda kok, ayok Jawab! Lo mau gak jadi pacar gue," Ken mengulang pertanyaannya kedua kali.

"Ihhh, dasar lo ya," dengan wajah sewot Key mencubit pinggang Ken, hingga membuat Ken meringis kesakitan.

"Aww, sakit tahu,"

Saat Ken memalingkan wajahnya ke arah lain yang tidak menatap Key.
Tiba-tiba saja ia merasakan sebuah daging kenyal menyentuh area pipinya. Jantungnya berdetak hebat, tidak di sangka Key akan menuruti perintahnya padahal hanya bercanda. Saat Key menyudahi ciumannya yang singkat, Ken kembali menatap lekat wajah Key yang tertunduk malu.

"Eh lo berani jugak ya," goda Ken.

Key hanya diam tidak menjawab karena malu. Sesaat kemudian Key memberanikan diri untuk kembali menatap Ken. Tatapan mereka berubah menjadi sayu, Ken semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajah Key, kemudian....

"Woyy, Lo pada ngapain?" Terdengar teriakan Reksa yang datang mendekati.

Dengan sigap Ken mengambil jarak dari Key, betapa malunya Key yang kepergok mereka berdua.

"Hayoo lo, ngapain?" Tanya Doni di sertai dengan tawanya.

"Ng-nggak ngapa-ngapain kok," ketus Ken dengan setengah gugup.

"Btw, gue ke toilet dulu ya," sela Key di tengah-tengah percakapan mereka. Lalu Key beranjak pergi meninggalkan mereka.
Sebenarnya ia hanya berbohong, untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan membuatnya malu dari temen Ken.

Ganggu aja ye mereka, padahal udah mau romantis, wkkk.

Ken malah menghampiri Zyzy dan Helda yang baru saja turun dari kincir angin.
Wajah-wajah gugup Key masih terlihat.

"Eh, lo kenapa? Kok kek pucet gitu" tanya Zyzy.

"Gue gak papa kok" jawab Key.

"Eum, ya udah deh ayok kita hampiri mereka," ajak Helda

"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul."

"Okey."

Zyzy dan Helda menghampiri mereka yang tengah berkumpul di sebuah bangku yang tadi Key tempatin.
Ia belum berani mengatakan kepada kedua sahabatnya kalo ia dan Ken sudah resmi berpacaran sebelum akhirnya ketahuan oleh Doni dan Reksa.

Setelah sedikit tenang, barulah Key mencoba menghampiri mereka yang tengah asik membagikan makanan.

"Selamat ya Key,"
"Cie, selamat ya Key,"
"Udah punya pawang ni yee,"
Cicit mereka yang menggoda Key,
Key terkejut, tadinya mau maen rahasia, eh ternyata mereka semua udah pada tahu.

Ia menatap Ken dengan sinis, Ken hanya mengangkat bahu dengan senyum yang di buatnya.

"Karena hari ini gue dan Key resmi berpacaran, silahkan deh lo mau beli apa saja, ni uangnya gue kasih buat kalian semua, gue mau pacaran dulu, bye."

Ken merangkul Key, setelah menyerahkan uang merah sebanyak lima lembar, itung-itung PJ (Pajak Jadian) hee.

**************
Di ruang keluarga, Michele sedang merajuk kepada papanya yang tengah asik menonton televisi.

"Pokoknya kalo misalkan Ken gak mau jadian sama aku, papah harus mencabut kerjasama dengan papanya Ken," gerutu Michele.

"Iya sayang, kamu tenang saja, apapun yang kamu mau papah turutin," jawab Marion dengan tenang.

Michele tersenyum smirk penuh kemenangan. Wajar saja ia selalu di turutin kemauannya, karena Michele adalah anak tunggal dari keluarga ningrat Marion dan Bella. Sedari kecil Michele selalu bergelimang harta, hingga membuatnya angkuh dan sombong.
Ia belum pernah merasakan rasanya susah payah, apa-apa ia selalu di dasari dengan uang.
Ia di angkat menjadi Wakil OSIS pun, karena ia adalah keponakannya Wijaya pemilik sekolah SMA 1 JAKARTA, papahnya Michele yang mengajukan anaknya menjadi Wakil OSIS. Tadinya si pengennya Ketua OSIS, karena IQ Michele standart akhirnya mau gak mau ia hanya menjadi tangan kanan ketua OSIS.

____________________________

NEXT PART SELANJUTNYA...
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GUYS.

KEN & KEY (Hiatus)Where stories live. Discover now