3. Dinner

14 4 0
                                    

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

Emma Gwendoline Benedict

Sophie Charlotte Winslow as Kakak ipar Emma

Delilah Rosewood as Ibu Emma

Tuan Frederick Benedict as Ayah Emma

Tuan Stanley The Benedict as Kakek Emma

Ny. Marilla as Bibi Emma

Ny. Merenda as Bibi Emma

Tn. Shirley as Paman Emma

Ny. Lula as Bibi Emma

Andrew Theodore Roosevelt

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

"Sepertinya aku menyimpan gaun itu di suatu tempat." Sophie kini sibuk membongkar lemari pakaiannya. "aku sengaja menyimpannya untuk kau kenakan di acara debutante. Aku yakin semua pasang mata akan menatapmu kagum."

Emma tengah melihat satu persatu pakaian buatan tangan Sophie bersama dengan satu orang karyawannya yang kebetulan tengah mengambil cuti.

Butik milik Sophie biasanya akan sangat ramai menjelang debutante. Para gadis akan berbelanja beberapa lembar gaun untuk mereka gunakan di pesat dansa nantinya.

"Apa kau memiliki gaun warna hitam?"

Sophie berdecak. "Kau datang untuk berdansa dan bukan berduka, Emma." Wanita berusia 28 tahun ini menemukan kotak pakaian yang sudah sangat lama ia simpan.

Tangan Sophie membuka kotak penyimpanan pakaian yang ia simpan khusus untuk adik iparnya itu.

Gaun itu berwarna blue sky. Warna ini cukup populer 3 tahun lalu, tapi sampai saat ini model gaun ini cukup digemari oleh para gadis bangsawan.

"Aku akan menambah beberapa renda..."

"Bisa kau kecualikan rendanya?" Tanya Emma lalu duduk memerhatikan gaun berwarna blue sky itu. Emma menyukainya. Tidak terlalu banyak renda dan sangat polos.

Emma membolak-balik gaun itu. "Gaun ini sangat bagus. Apa kau membuatkannya untukku?"

"Tentu saja. Aku akan senang jika kau mau mengenakannya saat menghadiri acara debutante bulan depan." Sophie berdiri sembari mengambil beberapa potong pakaian yang Delilah pesan khusus untuk Emma.

"Kau tidak akan menolak undangan itu lagi, 'kan?" Tanya Sophie sembari memasukan beberapa potong pakaian pesanan mertuanya.

Emma masih melamun sembari memegang gaun blue sky itu. "Entahlah. Aku belum menyetujui undangan itu." Tangan gadis itu melipat kembali gaunnya dan meletakkannya ke dalam kotak.

"Apa kau tidak ingin melihat para pria tampan berjejer di aula dan memintamu untuk berdansa bersama?" Tanya Sophie seperti hendak menggoda Emma.

Emma lalu berdiri. "Apa kau masih mendapatkan surat itu?" Tanya Emma mengalihkan pembicaraan mereka mengenai debutante.

Sophie memberikan dua paper bag pada Emma. "Burung gagak itu hanya mengirimkan satu surat padaku. Setelah itu aku tidak pernah melihatnya lagi."

Aneh, mengapa hanya Emma yang mendapatkan teror dari burung itu.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang