5. His Highness?

20 2 0
                                    

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

Emma Gwendoline Benedict

Leabeth Willoden

Rosalie Burberry

Jenephie Augustine

Julie Estelle Linden

Theodore Joe Matthew

Andrew Theodore Roosevelt

Ny. Brenda Lane

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷

Semilir angin kali ini berhasil membuat Emma berulang kali menguap seperti tidak kuasa menahan kantuknya. Gadis itu tengah bersandar di salah satu pohon besar yang berada di area belakang asrama.

Sejak kedatangannya pagi ini di asrama. Emma memutuskan untuk langsung berkeliling untuk mengetahui beberapa tempat yang ada di dalam asrama ini.

Sampai akhirnya ia menemukan tempat di mana ia bisa menyendiri sembari membaca buku yang sempat ia pinjam dari perpustakaan di Randalls.

Emma kini menutup buku itu dan meletakkan di pangkuannya. Ia kemudian memejamkan matanya sejenak hanya untuk mengobati rasa kantuknya.

Walaupun kedua matanya terpejam rapat. Kepala Emma tidak mau berhenti berpikir dan malah asik beradu argumentasi mengenai sungai Lethe dan hutan Bloodhill.

Buku itu mengatakan jika sungai Lethe memiliki harta Karun yang cukup membuat semua orang akan berlomba untuk mendapatkannya. Namun, sungai itu di jaga oleh makhluk yang sangat mengerikan. Bahkan orang-orang mengatakan jika makhluk itu adalah seorang iblis yang mendapatkan kutukan dari tuhan.

Emma kembali membuka matanya. Kutukan? Apa penunggu sungai itu sungguh dikutuk seperti yang buku itu katakan?

Atau itu hanya omong kosong yang sengaja dibuat agar tidak ada orang yang berani mengambil harta Karun yang berada di hutan Bloodhill?

Saat Emma sedang asik melamun. Tiba-tiba saja perutnya berbunyi menandakan jika ia sedang lapar saat ini. Salahnya melewatkan sarapan pagi tadi padahal menu sarapan sangat banyak terhidang.

Saat hendak meninggalkan pohon itu. Indra pendengaran Emma mendengar suara pertengkaran seseorang yang tidak begitu jauh dari posisinya berdiri.

"Katakan padaku. Apa kau menyukai Gilbert selama ini?" Tanya Julie menohok sembari memainkan anak rambut Beth.

Beth menggelengkan kepalanya. "Aku sama tidak menyukainya. Kami hanya..."

"Berhentilah membual, Nona Beth Willoden!" Seru Julie kesal. Ia mencengkram rambut Beth kuat. "Aku melihatmu bersama dengannya di ruangan kesenian siang kemarin. Apa kau sedang merayunya?"

Julie menghempaskan kepala Beth begitu saja hingga terbentur ke arah dinding.

Jenephie terkekeh dan mulai berjongkok menatap Beth dengan rasa jijik. "Aku juga sempat melihatmu berada di ruang kerja Tuan Hans Mannon. Apa kau juga menggoda pria baya itu? Ah, kau sungguh sangat luar biasa, Nona Beth."

Tangan Jenephie menampar kecil kedua pipi Beth hingga membuat gadis itu meringkuk ketakutan.

"Aku rasa ia menggoda semua pria yang memiliki pengaruh besar di asrama ini." Kini giliran Rosalie yang berkomentar. Gadis itu membawa satu kotak susu basi yang ia dapatkan dari tempat sampah.

My Debutante Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang