part 20

5K 524 27
                                    

Vote sebelum baca!

***

kedua orang tua Rakha dan Gista memutuskan untuk menemani Rakha sementara, karena lelaki itu benar-benar menjadi pendiam dan lebih memilih mengurungkan diri di kamar.

Malam ini mereka tengah berkumpul-kumpul, tetapi Tidak dengan Rakha.

Tak tak tak

terdengar suara langkahan dari tangga membuat mereka semua menoleh. sudah pasti Rakha yang turun, tetapi mengapa penampilan lelaki itu berbeda sekali? Rakha sudah memakai kemeja hitam juga celana hitam dengan rapih.

"Rakha, kamu mau kemana?" tanya Mirah.

Rakha menoleh pada mereka dan tersenyum "Mau makan malam di luar bun, Gista tiba-tiba pengen makan malam di luar." ujar Rakha.

hening...

Tak ada satupun yang menjawab dari mereka, mengapa Rakha menjadi seperti ini?

Alinda menghela nafas panjang, ia memberanikan diri untuk mendekat pada Rakha.

"Rakha, apa yang kamu maksud?" tanya Alinda seraya memegang bahu pria itu.

"Gista ngidam mi, dia mau makan di luar katanya."

"Rakha istighfar."

"sayang udah siap belum? aku tunggu di bawah ya" teriak Rakha mengarah ke lantai atas seakan-akan berbicara dengan Gista.

"buna ada nenek? napa papa manggil buna?" tanga Zera ketika barusaja mendengar Rakha memanggil Gista.

Mirah menghela nafas panjang dan tersenyum pada anak itu "buna udah tenang sayang..."

"telus napa papa manggil buna?"

Mirah kembali tersenyum "Zera tunggu disini ya, nenek mau bicara dulu sama papa." ujar Mirah dan Zera menurut saja.

Mirah ikut menghampiri Rakha dan Alinda.

"Rakha, kamu harus sadar. kamu harus terima kenyataan, Gista udah gak ada." ujar Mirah.

"siapa bilang?"

"Rakha, liat anak-anak kamu." titah Mirah. Rakha mengangguk, kemudian ia melirik pada Zera dan Zero yang juga sedang menatapnya.

"kenapa bun?" tanya Rakha.

"Kamu gak kasian sama mereka? dari tadi siang mereka nanyain kamu Rakha! kamu sendiri bener-bener gak peduli sama mereka? mereka udah kehilangan sosok ibu, jangan biarin mereka kehilangan sosok ayah dari kamu juga!" sarkas Mirah.

Rakha terdiam, kepalanya tertunduk "Rakha gabisa tanpa Gista bun..." lirih Rakha.

"kita juga disini ngerasa kehilangan, gak cuma kamu aja. tapi ini udah takdir Rakha, kita harus bisa ikhlas."

Rakha menggeleng lemah "Gista pernah janji sama Rakha, dia bakal tetep sama Rakha. dia gak akan pergi, tapi kenapa Gista pergi?"

"Kita gak bisa ngubah takdir, semua manusia pasti akan ada waktunya untuk kembali sama Allah." sebisa mungkin Mirah menenangkan Rakha dengan ucapan lembutnya.

"Assalamualaikum"

Mereka menoleh, terkecuali Rakha. lelaki itu masih tertunduk.

"Waalaikumsalam."

"Alisya, bawa Zera Zero ke kamar." titah Reza dan Alisya mengangguk cepat. ia segera membawa Zera dan Zero menuju kamar.

"Maaf semua ganggu waktunya, saya Elisa. saya salah satu teman almarhum Gista tante, om." Elisa. wanita itu datang kerumah Rakha.

my husband's Rakha [END]Where stories live. Discover now