Obat sementara

178 12 4
                                    

Semenjak saat itu kaizo selalu berusaha untuk mendekati Fang tapi apa daya jika Fang saja terus melawan dan tak mau menerima permintaan maaf dari kaizo.

"Untuk apa kau perduli dengan ku? KAPTEN KAIZO! bukan kah dulu kau tidak peduli dengan ku? Bahkan saat aku diambang kematian oleh latihan mu kau tetap saja tidak peduli! Dimana kaizo dulu? Yang selalu peduli dengan adiknya? Menyayangi nya dan memanjakan nya? Katakan dimana!? "

Kaizo sudah geram dengan tingkah laku Fang semakin hari ia semakin melawan, kaizo sangat marah sekarang melihat adiknya bertindak kurang ajar.
.
.
.
.
.
.

Plakk!!
.
.
.
.
.
.

Suara tamparan yang begitu keras menggema diruangan itu. Ia sudah muak ia sudah jengkel kaizo menampar Fang, kapten itu tidak percaya bahwa ia menampar adiknya tapi ia sudah begitu kesal sekarang!

Nafasnya sesak, ia kesulitan hanya untuk sekedar mengambil nafas,  nafasnya memburu.

' kumohon jangan pingsan sekarang! '
Batin kaizo yang dadanya sudah sangat sesak, sedangkan Fang hanya membeku setelah ditampar oleh sang abang.

"Kenapa...? Kenapa..!? Apa kau marah kaizo!!! Kemarilah ayo tampar aku pukul aku serang aku dengan tenaga mu itu!! Kenapa kau ada apa dengan mu dasar kau Abang sialan!! Aku tidak menginginkan seorang kakak seperti mu!! Lebih baik saat ibu dan ayah di serang oleh borara aku ikut mati! Kenapa kau menyelamatkan ku!! Katakan lebih baik aku MATI!!!! " Amarah Fang sudah memuncak ia meluapkan seluruh isi hatinya, lalu pergi... Tanpa mengucap sepatah katapun...

Disana keadaan kaizo sudah sangat kacau ia sesak! Wajah nya berkeringat dan pucat! Tangan pucat nan lentiknya berusaha untuk mengapai layar monitor, berusaha untuk menghubungi Laksamana tarung dan kokoci.

"Laksamana... Komandan.... Ru-ruang hah hah hah ra- hah wat.... " Kemudian semuanya gelap sang kapten tak melihat apa pun selain kegelapan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fang terduduk di sebuah tepi danau yang indah, danau itu benar-benar indah dihiasi oleh cahaya dari kunang-kunang malam yang indah, angin yang sejuk dan suara alam yang memenangkan. Pemilik manik delima yang sama dengan sang pemberontak legenda itu menutup matanya berusaha menenangkan diri dengan ketenangan yang ada.

Ia selalu menenangkan diri ditempat ini, dikala ia lelah. Disaat-saat ia memejamkan matanya seekor kucing kecil yang sedang terluka menghampiri nya.

Meoww~

Meow~~

Meow~

Surai ungu tersebut membuka matanya, menoleh dan melihat kucing kecil yang terluka itu.

"Hm? Ada apa kucing kecil apa kau terluka? "

Meow

"Ya aku tau pasti kau merasakan sakit, hey dimana ibu mu? "

Meow

Meow

"Kau tidak memiliki keluarga? Hmm aku juga sepertinya kondisi kita disini sama. Aku kehilangan orang tua ku, abang yang seharusnya menjagaku ia malah melukaiku, memperlakukanku sepertinya bawahan. Saat aku hampir mati karna latihan tempur nya ia tidak peduli"

Meow

Meow

Meow

Meow

Sepertinya kucing itu mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Fang, kucing itu kemudian mendekati Fang mendusel ke tangan Fang seperti menginginkan Fang untuk mengelus elus nya.

Fang kemudian kerkekeh dan mengelus elus kucing kecil itu.

"Baiklah! Ini sudah larut aku harus pergi kucing kecil! "

Meow?

Meow!

Meow!

Meow!

Meow!

Kucing kecil berwarna abu itu seperti tidak rela bahwa Fang akan pergi, kucing itu mengikuti kemanapun Fang pergi

"Ehh!? Kenapa kamu mengikuti ku?" Melihat wajah kucing itu Fang kemudian memutuskan untuk mengambilnya dan merawatnya di stasiun tapops. Tapi ia harus meminta izin dulu dengan Laksamana tarung dan jangan lupakan komandan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Hello ell disini!! Maaf pendek cap kali ini soalnya aku juga sibuk, tanggal 26 aku ujian😞do'ain aku bisa ya☺

I'm sorry brother... [Fangkai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora