21

1.3K 241 13
                                    

Sesuai dengan perjanjian mereka, bertemu di halaman belakang asrama tepat pada malam hari. Torfan sedang berdiri bersandar dibawah pohon, menunggu kedatangan Becky. Sesuai dengan dugaannya, tidak butuh waktu yang lama ia melihat Becky yang sedang berjalan kearahnya.

"Oh, kamu datang."

"Tentu saja. Berarti kamu benar-benar marah karena aku menyentuh Freen?"

"Bukankah sudah jelas? Aku memperingati mu untuk tidak mendekatinya. Apakah luka memar di tanganmu kurang menyakinkan?"

"Hei brengsek, aku tidak peduli dengan luka ini dan peringatan mu. Sekarang aku bertanya, apa yang kamu lakukan kemarin kepada Freen?"

"Kenapa kamu tidak bertanya langsung kepadanya? Rasa dan bagaimana ketika bibirku menyentuh setiap inci wajahnya hingga lehernya, terasa menyenangkan bukan?"

BUK!

Pukulan keras Torfan layangkan tepat mengenai sudut bibir Becky, saking kuatnya pukulan Torfan dapat membuat Becky melangkah mundur beberapa langkah. Torfan langsung tersulut emosi, melihat Becky yang tersenyum miring seakan sedang mengejeknya.

Tangannya terangkat menarik kerah kemeja Becky dengan kasar, menyeretnya kemudian melemparnya hingga punggung Becky terbentur keras oleh pohon. Tidak ada perlawanan dari Becky, ia tersungkur ke belakang begitu saja tanpa ada perlawanan.

Torfan kembali menarik kerah Becky, tangannya mengepal kuat. Torfan kembali melayangkan pukulannya tepat berada di wajah Becky. Pukulan demi pukulan, hantaman demi hantaman becky dapat dari Torfan. Matanya menyalang, nafasnya terasa berat, serangan membabi buta ia layangkan.

"Becky!"

Tangan Torfan seketika tertahan, ia langsung menengok kearah suara teriakan. Matanya langsung blak-blakan, ia kembali menatap Becky yang sedang tersenyum sinis kepadanya.

"Tunggu Freen, ini tidak seperti apa yang kamu liat."

Ucap Torfan dengan cepat, ia masih terpaku di tempat. Tatapan matanya terkunci pada Freen yang langsung menghampiri Becky di hadapannya. Ia seketika menelan Salivanya sendiri ketika Freen menengok kearahnya, menatapnya dengan lekat.

"Pergi!"

"F, freen...."

"Ku bilang pergi!"

Teriak Freen dengan penuh amarah yang keluar begitu saja. Torfan tidak bisa berkata-kata ketika melihat tatapan mata Freen yang menatapnya dengan kecewa sekaligus tatapan tidak percaya, baginya menjelaskan apa yang terjadi saat ini akan sia-sia karena Freen terlihat tidak ingin mendengar satu katapun yang keluar dari mulutnya.

Sebelum Torfan benar-benar pergi dari hadapan mereka berdua, ia sempat melihat Becky yang sedang menatap Freen dari samping tanpa Freen sadari kemudian tatapan Torfan bertemu dengan tatapan Becky yang langsung berubah menjadi datar.

"Lu jadiin gua taruhan!?"

Becky reflek menengok menatap Freen, ia merasa bingung dengan lontaran perkataan Freen yang tiba-tiba.

"Tidak."

"Terus maksud lu apaan berantem gitu?"

"Hanya mengurangi saingan."

"Lah, berarti sama aja lu jadiin gua taruhan, mana udah kalah lagi bonyok begini!!!"

"Aku menang."

Seketika Freen memiringkan kepalanya kebingungan, melihat Becky yang berdiri dan berjalan meninggalkannya, tanpa menunggu Freen yang sedang berpikir. Freen segera menyusul Becky dari belakang, tatapan lurus menatap punggung Becky hingga Freen menabraknya karena Becky tiba-tiba berhenti kemudian menengok ke belakang.

REQUEST.Where stories live. Discover now