33

274 10 849
                                    

friendly reminder, sebaiknya tidak dibaca 🙏

*

Jehan mengecek jam di tangannya ketika berhasil mendarat dengan selamat di bandara Soekarno-Hatta, sudah malam dan ia baru mengingat belum sempat membooking hotel apapun. Mungkin nanti ia mencap cip cup saja, karena ia juga hanya sebentar, besok ia interview, selasa sudah pulang.

"Jehan?"

Jehan menoleh ketika sedang membereskan barang-barangnya.

"Can you help me with my bag?" tanyanya menunjuk kabin di atasnya.

"Of course," ucap Jehan segera berdiri dari tempatnya dan membantu menurunkan koper gadis itu.

"Only this?" tanya Jehan dan gadis itu mengangguk.

"Sisanya di bagasi. Kamu? Cuma itu aja?" tanyanya melihat Jehan yang hanya menurunkan 1 koper saja.

Jehan mengangguk. Ia tidak mempersiapkan apapun dan Jeffrey yang membawa sisanya.

Gadis itu, Lana, mengangguk paham. Ia pun berterima kasih karna Jehan mempersilahkannya untuk berjalan lebih dulu.

Lana mengecek ponselnya sendiri, supir keluarganya seharusnya sudah menunggunya, tetapi entahlah, toh ia juga harus menunggu bagasinya terlebih dahulu serta mengurus ini itu.

Lana menghentikan langkahnya untuk menunggu bagasinya, pandangannya beralih pada Jehan yang berada di belakangnya.

"Jehan, kamu langsung pulang?" tanya Lana dan dijawab anggukan oleh Jehan.

"Why?" tanya Jehan.

Lana terdiam, ia bisa meminta poter bahkan mengambil troli untuk mengeluarkan barang-barangnya sampai bertemu dengan supirnya, namun ia tidak mau berpisah dengan Jehan secepat ini.

Tidak tahu kapan lagi ia bisa bertemu Jehan, ia menetap sekian lama di New York, tetapi tidak pernah bertemu Jehan, sekarang bertemu, dan tidak ingin membuang kesempatannya dengan sia-sia.

"Do you want me to help you with your stuffs?" tanya Jehan dan dengan cepat dijawab anggukan oleh gadis itu.

Luar biasa, Jehan si pembaca kesusahan orang lain.

"Maaf ya, ngerepotin."

"No, it's okay," ucap Jehan dan ikut berdiri di samping gadis itu, untuk menunggu kopernya.

Jehan sesekali mengecek ponselnya, toh ia harus mencari tempat menginap hari ini, dan belum ada tempat yang terbesit di pikirannya.

Jehan terus menscroll ponselnya di aplikasi booking hotel online itu. Ia harus mencari hotel terdekat dari tempat interviewnya dan juga studio lagu yang harus ia datangi. Ia tidak sejago itu soal Jakarta, hidupnya habis di New York dan Surabaya.

Ia benar-benar ke Jakarta hanya untuk Bulan, dulu.

"Jehan, sorry aku ga sengaja liat, kamu lagi cari hotel?" tanya Lana membuat Jehan menoleh dan kemudian mengangguk.

"Maybe I can help, kamu mau cari daerah mana?" tanya Lana.

Jehan menunjukkan ponselnya yang menampakkan maps kepada Lana.

"I need good hotel between these places, do you have suggestion?" tanya Jehan.

"4 stars, 5 stars it's okay," lanjut Jehan.

Lana menatap ponsel itu kemudian menyentuhnya untuk mengecek wilayah yang dimaksud Jehan.

"Of course, aku tahu hotel yang cocok, rumah aku ga jauh dari sini," ucap Lana.

secret love song Where stories live. Discover now