(Part 2)-Mengikhlaskan? atau tidak?

63 36 56
                                    

"bayangmu selalu terngiang-ngiang dipikiran ku, apakah kau merindukan ku tuan?"

*****

Seperkian detik terasa semakin hari semakin berat, Lilly terus memandangi foto bersama Ernest kapan hari tiba dimana. seseorang yang tunggu datang kembali. Ah mungkin hanya angan-angan yang ia harapkan

"benci kamu!"

kesekian kalinya, lilly menangis merindukan tuannya selalu menghilang. ia terus mencari kabar tapi naas tak ada hasil, apakah ia akan mengikhlaskan?

daripada lilly terus memikirkan Ernest, lebih baik, ia membantu ibu-Nya dan mengecek tugas dari muridnya. satu-satu dari buku ia tanda tanganin, bahkan dari halaman ke halaman. tertera tulisan "miss lilly cantik"

ia tersenyum, jari jemarinya mengelus hasil tulisan muridnya. walau berantakan tapi bikin hati lilly tersenyum

saat lily sedang, mengatur buku dan memberikan nilai. Ibunya mengetuk pintu kamar lilly

"Tok"

"lil, ibu masuk ya!"

lantas ibunya lilly masuk dan mendapati kamar anak perempuannya, sedang berkutat dengan nilai. ibunya melihat bawah kantung mata nya lilly makin hari makin hitam, ibunya duduk disamping yang sedang fokus. tangan nya mengelus surai

"li kamu jangan begadang," pesan ibunya lembut

lilly hanya tersenyum, tangan yang tadi sedang berkutat. ia lepas dan menatap ibunya ia rasanya ingin memeluk ibunya tapi gengsi

"iya bu, tanggung banyak tugas"

anak perempuan satu-satunya, sangat susah dan keras kepala apapun yang ia jawab tidak bisa diubah.

"tapi selesai itu lilly tidur ya!"

"pasti ibu"

***

Lilly, sudah selesai dengan tugas dan mencatat di laptop kesayangannya. ia regangkan tangannya karena pegal

ia melihat jam beker ternyata sudah jam 19.00, terasa cepat waktu ia berkutat sudah dari sore hari. lalu membereskan semua pekerjaannya berantakan menyusunnya hingga rapih seperti semula

helaan nafas terdengar, saat ia melamun memikirkan Ernest ternyata kesibukan.. tidak menjamin ia melupakannya. terdengar notif yang ia tunggu lilly langsung gemetar tak karuan ia tak menyangka ernest mengabari jari jemari membuka dan membaca dan..



 terdengar notif yang ia tunggu lilly langsung gemetar tak karuan ia tak menyangka ernest mengabari jari jemari membuka dan membaca dan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


butiran air mata, mulai membasahi ia sangat gemetar. air mata yang ia tahan tumpah seketika rasanya tak kuasa untuk membalas, jemari lentik membalas. walau sangat sakit saat Ernest mengabari dengan cara seperti itu. "apakah aku sangat penting dimata dia?" perasaan nya sangat tercabik, bahkan ia benaran tak bisa menguasai pikiran. cemas Ernest ternyata tidak baik baik saja

Stuck (Revisi)Where stories live. Discover now