(part 3) - Jalan with Arya

40 23 24
                                    


****

Lilly, tak langsung pulang ia menemui Arya di parkiran sekolah. entahlah mungkin nanti ia akan buka hati lebar-lebar, ia melihat Arya yang sedang mengotak-atik arloji seraya menduduki motornya. banyak orang yang terpesona dengan Arya

tapi tidak dengan Lilly, ia hanya menganggap Arya adalah rekan kerjanya.

"pak Arya" sapanya lembut

Arya yang merasa terpanggil ia tersenyum, melihat pujaan hati yang ia sukai sejauh ini.

"eh, Li ayo"

mereka pergi melesat keluar dari area sekolah, di perjalanan Arya tak henti-hentinya melihat kecantikan terpancar. dari lily di spion motornya walau di wajahnya Lilly seperti tidak bersemangat.

"aku, harus bisa mendapatkan hati mu" batinnya menerka

**

mereka sampai di salah satu cafe terkenal di ibu kotanya,  nuasa indah  sejuk dimata. terletak di dekat taman  akan tapi tidak dengan Lilly.

pertama kali menginjak kaki ia serasa dejavu saat dulu Ernest membawanya kesini dulu Cafe Favorit mereka berdua

"kenapa, harus di cafe ini sih?" gerutu

Arya yang melihat Raut Wajah Lily, ia mengenggam Tangan nya. elus pergelangan nya dan mencari tempat duduk yang enak, Lilly hanya tersenyum membayangkan memori dulu sejak sebelum Seasing ini.

Akhirnya mereka mendapat tempat duduk, di lantai atas pemandangannya cukup indah melihat. burung kesana kemari Anak anak yang sedang bermain di taman

Di cafe ini lumayan cukup ramai pengunjung, bahkan mayoritasnya orang yang berpacaran tertawa bahagia.

"jadi, merasa seluruh sudut cafe ini mengingatkan ku pada mu" sambil menatap segala sekeliling 

Arya yang, melihat Lilly tersenyum akhirnya. setelah penantian sekian lama diterima untuk berjalan berdua pertama kali-nya

"Makasih ya Li, apa Saya bisa menjadi obat agar kamu sembuh?" Tutur Arya dengan penuh harapan

Lilly, yang kaget dengan kata Pak arya kenapa. dia mengucapkan berulang kali dan tak cukup, entah ia serasa merasa bersalah kepadanya. tapi di hatinya masih ada tempat untuk Ernest

"Maaf pak, untuk saat ini aku tidak bisa menjawab"

Lagi dan lagi, Perasaan yang sejak lama ditolak mentah-mentah. oleh Pujaan hati Tidak apa mungkin Lilly sedang Melindungi hatinya Arya serasa hatinya sesak

Ia hanya tersenyum getir, namun ini bukan untuk pertama kalinya. Arya tidak boleh menyerah

"Saya selalu menunggu mu, tapi ingat Li menunggu ada batas kadaluarsanya."

Lilly hanya diam, dan memandang wajah Arya. memang Ia sangat kagum mengapa Arya tidak menyerah bahkan masih baik dan menawarkan segala hal

Barista, datang sambil membawa nama menu dan menuju Tempat duduk mereka berdua.

"Silakan kak, ini menu pesanan caffe kami" menaruh menu dan pulpen di meja

lantas Lilly mengangguk dan menulis Di kertas di sediakan, Arya memilih menu makanan.

"yang ini aja Li dua dan minumnya juga sama dua"

Lilly yang mendengar dan langsung mencatat pesanannya, "sini sama Saya, kamu istirahat aja ya" sambil tangannya mengelus surai milik Lilly ia tersenyum, lalu Arya menaruhnya di tempat meja kasir dan membayarnya.

***

beberapa menit kemudian Pesanannya datang cukup, sangat enak walau ada perasaan sesak dengan ingatannya masih melekat dengan Ernest

"Ini pesanannya ka silakan" ujar Barista dan langsung melenggang pergi

mereka berdua, menyantap makanan apalagi. suasana diluar sedang hujan turun dengan deras makin enak suasananya.

"di makan Li" 

"iya ar"

terjadi, keheningan di antara mereka Arya yang bingung membahas apa. sedangkan Lilly yang masih mengingat Ernest yang sampai saat ini belum ada kejelasan

"Eh li, gimana makanannya enak kan?"

"Enak banget Ar" balas Lilly singkat

Arya yang terkikik, melihat Lilly ketika ada salah satu makanan yang nyempil di area dekat bibir. ia pun menghapusnya dengan jempolnya lembut, tanpa  sama sekali dengan tisu.

Lilly yang hanya diam memandangi dekat wajah Arya, tubuhnya serasa kaku. entah kenapa dadanya sangat hangat atas perlakuan Arya kepadanya bahkan Ernest tidak sehangat ini dulu kala. mereka memandangi satu sama lain dengan jarak cukup dekat

tanpa aba aba, Bibir mereka saling bertemu untuk pertama kalinya mengecup singkat. dan di area cukup terbuka dan disaksikan pengunjung tapi pengunjung lain. tidak terlalu kaget dan fokus kepada masing-masing

detak, jantung beirama cukup jelas mereka berdua. Lilly pun memundurkan wajahnya yang sekarang seperti tomat. begitupun dengan Arya ia hanya diam sesaat.

"manisnya bibirnya" batin Arya sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Ekhem" deheman dari seseorang yang tiba-tiba menjernihkan suasana 

ternyata itu....

Aura dengan tanpa sengaja bertemu dua sejoli dan melihat Perlakuan Arya kepada sahabatnya ia sangat senang ada pergerakan dari Arya

Tanpa sengaja, karena tempat duduk antara mereka cukup dekat. tanpa tak sadari Aura sedang ngedate juga dengan kekasihnya dan aura pun melihat mereka berdua, berciuman di area terbuka sangat kaget.

"Kalo mau ciuman di tempat sepi dong" sindir Aura dengan terkikik

Lilly yang menoleh sumber suara yang ia kenali wajah saat ini seperti kepiting rebus, pasti setelah ini Aura akan mengerjain Lilly.

"Loh Ra kamu disini juga? tanya Lilly kaku, ia serasa mati kutu.

"iya dari tadi sejak kalian berciuman" ujar Frotal Aura

Lilly hanya malu, dan meminta Arya untuk mengantarkannya pulang.  lantas Arya mengiyakan

"aku pulang dulu ya Ra, Dim" Pamit Lilly dan memegang pundak Aura pelan.

"Yoi, Arya jangan ngebut-ngebut soalnya bawa bidadari" jawab Aura terkekeh

Arya yang mengangguk, dan mengangkat jempol ke Aura dan dimas.

"Semoga dengan ini kamu lupa dengan Ernest li" Batin Aura sedih saat melihat Arya dan Lilly Turun tangga, karena Aura sangat tak tega melihat sahabatnya terluka.

ia pun, selalu mencari kabar dari pacar Lilly tak entah kemana. seperti di telan bumi aura pun. melihat area mata lilly yang makin hari makin menghitam

***

di perjalanan mereka berdua masih sama-sama hening, karena kejadian beberapa menit di cafe tadi

Tangan Arya mengelus lutut Lilly, dengan lembut. di tengah perjalanan

"Maaf ya, atas perlakuan saya tadi"

"Iya ar tidak apa-apa" balas Lilly ia sangat malu. dan gelisah

Tangan Arya pun melepaskan cekalan di lutut Lilly, dan memegangi Stang motor pikirannya kalut

***


Stuck (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora