Chapter 12

1.5K 156 31
                                    

[ KANTOR PUSAT T-GROUP ]

Naret langsung di persilahkan masuk ke ruang pimpinan. Awalnya dia tak percaya, tapi kalimat itu sangat jelas di ucapkan oleh sang resepsionis. Kini dia sudah ada di depan pintu ruangan Tin setelah seorang sekertaris menunjukkan jalannya.

Pintu di ketuk, kemudian suara dari dalam mempersilahkannya masuk.

Saat masuk ke dala. Naret bisa melihat Tin yang sedang duduk menghadap laptopnya dengan serius. Sedetik dia menoleh ke arah pintu lalu kembali menatap layar monitor.

"Duduk phi, kau mau minum apa? " tanya Tin sopan.

Naret duduk di sofa berwarna hitam panjang di sudut ruangan di mana di sana terdapat deretan beragam bentuk dan ukuran piala penghargaan milik T-Group. Sedang sebelah kanannya terdapat kaca besar yang menyuguhkan pemandangan kota Bangkok dari atas gedung.

"Tidak perlu. " jawab Naret.

Tin menoleh.

"Kalau begitu aku ambilkan air mineral. Tapi sebentar, hanya limat menit , aku harus mengirim email sialan ini atau aku akan kehilangan salah satu inverstor ayahku."

Naret hanya diam memperhatikan gerak-gerik Tin. Alpha muda itu tampak serius dengan urusannya. Sepersekian detik Naret terlena dengan mata alpha muda itu. Dia ingat beberapa waktu lalu mata itulah yang menatapnya begitu dalam, tubuh itulah yang memberikan ketenangan untuknya. Oh bukan hanya tubuh, namun perlakuannya juga.

Tiba-tiba sebuah suara mengejutkan lamunan Naret.

"Oke, finish. " seru Tin seraya mematikan laptop dan menutupnya.

Tin sepertinya sudah menyelesaikan urusannya, kini dia bangkit dari kursi kebesaran nya dan berjalan ke arah lemari pendingin dan mengambil air mineral .

"Kau yakin hanya air mineral? " tanya Tin memastikan dan meletakkan air mineral itu di atas meja.

"Iya..... Tuan. " jawab Naret tidak yakin.

Tin mengangkat alis. "Tuan? Aku tidak salah dengar? Panggil aku seperti biasa saja, aku tidak mau terlihat seperti lebih tua darimu. " pinta nya.

Naret tidak lagi tegang seperti biasanya.

"Tidak baik jika tidak bahasa resmi, karena kita di lingkungan perusahaan. "

"Aku membuat pengecualian untuk mu saja phi, bersikaplah santai seperti biasa padaku. Karena itu akan membuatku aneh jika kau memanggilku dengan formal." pintanya.

Naret sudah berhadapan dengan Tin sebelumnya, dia tahu persis seperti apa bocah itu. Dia sendiri juga meras kikuk jika harus bersikap formal padanya.

"Oke, jadi dimana kontraknya? " tanya Naret to the point.

"Kenapa terburu-buru? Apa hanya ada kontrak di pikiran phi? " tanya Tin.

Naret terperangah mendengar kalimat itu.

"Agenda kita sudah jelas, tanda tangan kontrak. Selesai."

Tin mengeratkan gigi karena Naret menganggap pertemuan ini dengan mudah. Dia tidak tahu bahwa Tin sudah menantikannya cukup lama.

"Baiklah."

Tin berjalan kembali menuju meja, mengambil berkas dari dalam laci dan menyodorkannya pada Naret.

"Aku sudah mengirim salinannya kemarin. Kau sudah mempelajari semua dan aku sudah revisi sesuai kesepakatan. Di sana sudah ada tanda tangan ayahku juga, ku melakukan semua ini untuk mengikis seluruh keraguanmu atas kerja sama ini. "

Naret menelan ludah atas sikap percaya Tin padanya.

"Kau dan ayah mu belum tahu tentang sepak terjangku di dunia bisnis tapi semudah itu di tanda tangani? "

TINARET [ PoohPavel ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang