Chapter 13

1.4K 150 24
                                    

"Apakah aku sebrengsek itu phi? " sangat lirih bocah itu berucap.

Naret bahkan ragu jika dia mendengar bocah itu tengah terisak. Naret berhenti meronta.

"Jangan bersikap seolah kau adalah korban Tin. Kita sama-sama sadar saat melakukannya. Tidak ada yang di rugikan. "

Tiba-tiba Tin melepaskan pelukan dan kungkungannya, kemudian berdiri dan berjalan menghadap ke jendela kaca.

"Aku memang masih bocah. Aku memang alpha yang tidak mampu menahan hawa nafsu, tapi juga bukan lelaki yang tidak bertanggung jawab. "

Naret terpaku melihat punggung lebar alpha muda itu.

"Aku tidak peduli, lupakan semua itu Tin. "

Tin berbalik.

"Tidak! Tidak bisa phi, tidak semudah itu mengatakannya . Aku tahu kau alpha yang..... " entah mengapa Tin tak bisa melanjutkan kata-katanya.

Naret menatap Tin tanpa berkedip, menunggu bocah itu melanjutkan kata-katanya. "Apa? Apa yang kau tahu? " tanya Naret.

Tin mengusak rambutnya frustasi. "Sudahlah, intinya kau adalah orang yang harus ku lindungi. "

Naret tidak suka dengan kalimat Tin.

"Jadi kau menganggapku lemah? " tanya Naret lagi.

"Tidak, bukan itu. "

"Buka pintunya! " perintah Naret dengan sedikit nada tinggi.

Tin hanya diam. Dia belum mampu bertengkar lebih jauh dengan Naret. Sementara itu, Naret sudah berjalan menuju pintu dan ia mendapati dirinya telah di bodohi oleh bocah itu. Ternyata, pintunya sama sekali tidak terkunci.

Naret melangkah pergi tanpa menoleh sedikitpun. Menyisakan Tin merenung sendiri di tengah ruangan.

••••••

Malam harinya, Naret makan malam bersama dengan Chen. Sampai di sana, Naret langsung melemparkan sebuah berkas ke atas meja.

Chen tersenyum bahagia melihat nilai kontrak dari perusahaan T-Group. Sedangkan dari seberang meja Naret hanya bisa tersenyum kecut.

"Kau lihat,aku berhasil  bukan? Jadi kita tidak perlu bertunangan. "

Chen terhenyak mendengar kesimpulan dari Naret.

"Kau serius mendapatkan kontrak ini hanya untuk menghindari ku? Jangan begitu sayang. " rayu Chen berusaha meraih jemari Naret, namun dengan cepat Naret menepis tangan Chen dan menarik tangannya ke bawah meja.

Naret yang sekarang bukanlah Naret yang dulu. Dia tidak akan lemah lagi dan terpengaruh dengan perkataan Chen.

"Jangan lupa, kau juga harus menyerahkan beberapa tanggung jawab perusahaan padaku. "

"Apa? Tidak, tidak sayang... "

Naret melotot.

"Kau mau ingkar janji? " cecar Naret.

"Bukan begitu, aku hanya.... Hm, hanya butuh waktu."

"Aku bukan pajangan, aku juga berhak bekerja. Karena itu adalah perusahaan ku. "

"Kenapa kau harus bersusah payah huh? Kau tinggal memberi tanggapan akhir, tanda tangan, dan kau mendapat hasil. Simple, kau jangan memperumit, karena itu semua tanggungjawab ku. "

Gelengan Naret menandakan dia benar-benar muak.

"Apa perlu ku ingatkan lagi tentang kesepakatan kita?"

"Tidak. Tapi coba kau pikir, jika bertunangan dengan enigma seperti ku kau akan memiliki banyak keuntungan.  Kau hanya perlu bersantai, kau juga bisa memenuhi keinginan keluarga mu. Kau harus bersama di tangan yang tepat, yaitu denganku. "

TINARET [ PoohPavel ]Where stories live. Discover now