23 - Malam Kegilaan

2 1 1
                                    


Langit masih gelap gulita, dan biar bagaimana pun, itu bukanlah langit yang akan didatangi bianglala. Kemeriahan Barat Liar telah berlalu, kuda-kuda Mr. Mason juga sudah ditambatkan.Yang tersisa tinggal malam hari yang panjang dan berkabut. Harris tak hendak langsung tidur. Ia masih punya energi untuk menjelajah kota. Ia pun mulai berkeliling.


Ia berjalan ke daerah sekitar motel. Ada Otto's dan dari kejauhan nampak patung dinosaurus hijau khas pom bensin dan toko kelontong itu. Hawa yang dingin dan suasana yang sunyi senyap membuat Harris merasa tenang namun waspada.


Dari jauh, Harris melihat sosok mencurigakan di depan Otto's. Dia hanya berdiri saja dan tidak bergerak sama sekali. Tampak kaku dan tidak wajar. Harris sedikit mendekat untuk mengamati dan berjaga-jaga.


Tak lama kemudian nampak Maria sang pramusaji keluar dari tempat itu. Sepertinya ia baru menyelesaikan gilir kerjanya. Namun, tiba-tiba sosok orang yang berdiri kaku itu bergerak ke arah Maria. Ia menggenggam bahunya dengan sangat keras. Maria berteriak minta tolong.


Harris dengan sigap berlari ke arah penyerang Maria dan mendorongnya agar melepaskan genggamannya. Penyerang itu balas memukul Harris, tapi Harris menjegalnya sehingga mereka berdua tersungkur jatuh. Mereka bergulat di atas tanah dan saling memukul tiap ada kesempatan.


Kemudian Harris tak sengaja melihat wajah sang penyerang itu, dan dia berteriak kaget. Wajahnya sama persis dengan wajah Harris. Si penyerang itu tersenyum lebar.


"Pengadilanmu sebentar lagi akan tiba, Harris Steed!"


Harris mengerahkan seluruh tenaganya untuk membanting si penyerang. Terdengar suara debum keras di tanah, dan si penyerang itu tak sadarkan diri. Ia terkapar dengan wajah menelungkup.


Harris bangkit dengan terengah-engah. Maria memandangnya dengan mata iba.


"Terima kasih sudah menolongku."


"Kau pulanglah dulu. Di rumahmu akan lebih aman. Biar kuhubungi polisi."


"Sekali lagi, terima kasih."


Maria mulai beranjak ke jalannya pulang. Sosoknya perlahan menghilang di balik kabut dan gelap malam. Harris menggunakan telepon di Otto's untuk menghubungi polisi. Dia berharap mereka akan segera datang dan membereskan kekacauan ini. Operator di seberang sana berkata bahwa akan ada petugas yang datang ke sana.


Harris menarik nafas lega. Sepertinya sudah saatnya ia kembali ke motel untuk beristirahat. Saat ia keluar, rupanya sudah banyak yang datang.


Namun mereka bukan polisi.***

Silent West MotelWhere stories live. Discover now