Beberapa detik berlalu, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara kami. Dan lihatlah ... gadis itu tampak malu-malu saat melihat kearahku. Aku tersenyum dalam hati, terpesona oleh ketampananku sayang? . Aku pun masih menunggu reaksi seseorang di hadapanku. "Ada yang bisa kubantu nona?" Tanyaku padanya. Ia pun menggeleng dan langsung menyerahkan sesuatu dari tangannya. Aku pun menyambutnya. Sebuah kotak seukuran ponsel berbentuk persegi panjang, aku membukanya ternyata beberapa buah lilin . "Mmm... Kukira kau sedang membutuhkannya tuan" suara lembut mengalun memasuki gendang telingaku. Kembali tersadar, bagaimana mungkin seorang Uchiha membiarkan seorang gadis berdiri di depan pintu sedangkan d luar sedang hujan. "Terimakasih .. di luar sedang hujan, kau bisa berteduh disini terlebih dahulu" hei itu terlihat seperti bukan diriku, sejak kapan aku ramah kepada orang yang baru dikenal. Jika dobe sedang disini , ia akan mengira bahwa aku memiliki maksud terselubung pada gadis ini. Ditengah badai dan hanya ada aku dan dia.... Oke , lupakan
Ia menggeleng "terimakasih, tapi aku harus cepat, selamat malam tuan " jawabnya sambil berojigi . Ia membuka payungnya dan berjalan cepat. Semua tindakannya tidak luput dari manik kelamku. Aku masih saja terpesona dengan semua yang dia lakukan, menikmati detik-detik sebelum sosoknya menghilang di balik pagar.
Pukk. Seseorang menepukkan dari belakang. "Siapa yang bertamu malam-malam begini?" . Aku menoleh dan mendapati Itachi yang masih terlihat baru bangun tidur. Padahal pintu luar lebih dekat dengan kamarnya , bagaimana bisa ia asik tidur dan tidak mendengarnya. Tapi aku sedikit bersyukur, bukan Itachi yang bertemu gadis itu. "Seseorang dan memberikan ini" jawabku sambil mengangkat lilin di tanganku. "Oh baik sekali, kenapa kau tidak menyuruhnya mampir sasuke?" . Aku hanya mengedikan bahu "dia terlihat terburu-buru. Dan aku baru tahu kalau kita mempunyai tetangga seorang gadis berambut pink". Itachi langsung menoleh "gadis? Berambut pink? Seingatku tuan ebisu yang tinggal di seberang memang memiliki seorang anak perempuan , tapi tidak berambut pink. Atau mungkin dia mewarnai rambutnya?". Mungkin saja....kalau benar ia putri dari tuan ebisu, aku akan mengajak Itachi bertamu besok. "Apakah dia menarik perhatianmu sasuke? Apakah dia cantik" aku kembali meliriknya. "Bukan apa-apa, dan dia biasa saja tidak ada sesuatu yang menarik" dustaku. Aku hanya menghindari agar Itachi tidak menggodaku.
...
Aku membuka mata dan mencari ponselku, sudah jam 7 pagi ternyata. Semalam aku sulit sekali memejamkan mata, pikiranku masih terbayang-bayang si gadis lilin. Dan aku menyesal karena tidak meminta nomor ponselnya. Bahkan aku lupa bertanya siapa namanya. Aku mengusap kasar mukaku dan berjalan kearah balkon. Saat aku membuka pintu balkon ternyata hujan sudah berhenti, menyisakan jalanan yang basah dan tetes-tetes air yang sesekali terjatuh dari atas pohon. Suara burung bersahutan dan jauh sekali dengan kebisingan kota. Terlihat sesuatu yang begitu menarik perhatianku. Sesuatu yang menjulang tinggi dan berwarna pink. Pohon sakura kesayanganku. Aku kembali teringat gadis itu. Oh sial... saat ini kepala ku benar-benar dipenuhi sesuatu yang berwarna pink. Jangan sampai Itachi tahu, karena dia aku menggodaku habis-habisan.
Terdengar ketukan pintu dari luar. Saat aku membuka pintu ada seorang wanita tua " selamat pagi sasuke-sama , saya chiyo pembantu rumah tangga di sini. Saya biasa membersihkan rumah ini dan berhubung sasuke-sama tinggal disini saya juga akan memasak setiap hari nya" ungkapnya memperkenalkan diri. Nenek chiyo sudah berkerja sejak kakek dan nenek masih hidup, menurut cerita dari itachi. Tapi aku tidak pernah bertemu dengannya. Entahlah atau aku yang lupa karena sudah lama tidak kemari.
"Itachi-sama sedang menunggu anda di bawah untuk sarapan " lanjutnya. "Terimakasih chiyo-baassan , aku akan segera turun setelah membersihkan diri.
Baru saja mendudukkan bokongku di kursi meja makan. "Tidurmu nyenyak sasuke?" Tanya itachi melirik sambil menyesap kopinya. Seolah tahu bahwa aku kurang tidur, terlihat kantung di bawah mataku. "Hn... lumayan" dustaku. "Kau tidak bisa membohongi ku dude, ada sesuatu yang mengganggumu? Apakah ada hantu?" ia berkata sambil meletakan gelas dan bersedekap. "Baiklah kau menang, aku memang sulit memejamkan mata semalam, mungkin belum terbiasa saja". "Tenang saja, kau hanya enam bulan disini. Setelah itu kehidupan lama mu akan kembali lagi" andai Itachi tahu bukan hal itu yang membuatku tidak sulit tidur, melainkan ada hal lain.
"Aku akan sering kemari" setelah sarapan itachi akan langsung kembali ke Tokyo. Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama. "Hn, hati-hati sampaikan salamku pada ayah dan ibu, katakan pada ibu bahwa aku baik-baik saja" ia mengangguk dan berjalan menuju mobil. Aku hanya mengantarnya sampai depan pintu gerbang sampai mobilnya tak lagi terlihat. Dan pandanganku tiba-tiba terpaku pada bangunan di sebelah rumahku, pagarnya tidak terlalu tinggi. Rumah dengan dua lantai yang bisa dikatakan cukup besar meskipun tidak sebesar rumah yang kutinggali saat ini. Rumah ini sebenarnya lumayan bagus hanya saja kurang terawat. Terlihat cat tembok berwarna krem yang mulai terkelupas, rumput di halamannya pun sudah setinggi lututku. Hanya ada jalan setapak menuju luar yang sedikit lebih bersih untuk bisa dilalui. 'Apakah rumah ini kosong?' Tanyaku dalam hati. Akupun berbalik dan kembali ke dalam rumah.
"Apakah anda mengenal seorang gadis berambut pink disekitar sini baasan?" Tanyaku pada nenek chiyo, saat ini kami sedang berada di dapur. Ia sedang membereskan sisa sarapan dan aku melanjutkan sesi minum kopi ku. Ia berbalik sambil terlihat berpikir "gadis berambut pink?" Lanjutnya meyakinkan. "Iya berambut pink berusia mungkin sekitar delapan belas tahunan". "Setahu saya gadis didesa ini hanyalah putri dari tuan ebisu yang tinggal di seberang namanya sara, karena beberapa dari Mereka sudah menikah dan ikut tinggal sang suami ke kota. Tapi sara sedang menempuh pendidikan di kota besar, jadi kemungkinan besar bukan dia yang anda maksud" aku hanya diam mengangguk. Perkataan dari nenek chiyo semakin membuat ku penasaran dengan gadis itu. Dia sangat nyata, entah kenapa keberadaannya begitu misterius. Tidak mungkin aku mengigau kan?
"Tok, tok, tok..... " aku dan nenek chiyo menoleh ke arah tamu. Aku berdoa semoga gadis itu datang lagi dan kali ini aku akan benar-benar menahannya, bertanya siapa namanya, meminta nomor ponselnya, dan mungkin mengajaknya berkencan. Hanya sekali bertemu membuatku merasa ini bukan diriku, sejak kapan Uchiha sasuke se penasaran ini kepada perempuan.
Nenek chiyo berjalan ke arah pintu depan dan membuka pintu.
Cklek... pupus sudah harapanku, sepertinya tidurku nanti malam akan seperti malam sebelumnya. Bukan gadis itu yang datang, melainkan seorang pemuda tinggi berambut merah dengan tatoo di dahi, yang bisa di katakan lumayan meskipun ketampanannya masih jauh tertinggal di banding aku.
"Gaara.." panggil nenek chiyo. Aku belum kenal dengannya namun entah kenapa aku sedikit terganggu dengan keberadaannya....
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blooming sakura
FanfictionUchiha sasuke sang cassanova yang kerap bergonta-ganti pasangan, berbuat ulah dan membuatnya diasingkan di sebuah desa terpencil. Disana ia bertemu dengan seorang gadis berambut pink misterius yang menarik atensinya. Siapakah gadis itu? Bagaimana as...