"WOI BOTI." Teriak Hira kepada Kevin dengan segera dia menarik belakang kerah baju Kevin.
"Kenapa? Lu nge fans ke gua?" todongnya langsung, Hira hanya berdecih mendengar itu.
"Lu mau ikut gua ke Pak Ustad gak?" Tanya Hira membuat Kevin memicingkan matanya penuh curiga.
"Ya demi kesejahteraann bersama aja, lu insaf jadi mulus jalan gua buat deketin Ka Juan." Bisiknya, membuat Kevin merasa geli dengan segera dia mendorong tubuh Hira agar menjauh dari dirinya.
"Lagian nih ya, lu kagak mau gitu punya pasangan yang body nya bagus, lo liat gua deh cantik kan plus MONTOK" Seru Hira dengan memutarkan tubuhnya dia juga mengibaskan rambut dan tersenyum sangat manis ke arah Kevin. Hal itu membuat kevin meneguk ludahnya sendiri, dia tidak munafik dia mengakui bahwa Hira sangat Cantik, ditambah pipinya yang tembam.
"HAYOLOH!! Suka kan lu?" Tuding Hira, dia tertawa puas ketika kevin berdeham untuk menghilangkan kecanggungannya.
"Gak, gua gak akan jauhin Juan." Ucap Kevin pada akhirnya.
"Ck! Masa lu gak tergoda sih? Gua kurang semok apa?" Tanya Hira dengan mengerucutkan bibirnya kesal. Dia semakin mendekat kepada Kevin membuat Kevin merasa was - was.
"Tapi bentar, jakun lu nonjol banget ya ka," Ucap Hira bahkan dia meraba Jakun Kevin, dengan segera Kevin menepis itu.
"Cewe gila!" Umpat Kevin dia langsung pergi meninggalkan Hira terburu - buru. Melihat itu Hira tertawa puas dia sampai merasakan sakit dibagian perutnya. Bukan sakit karna terlalu puas tertawa, melainkan dia ingin membuang air besar.
"Dasar cewe gila, bisa bisanya dia lakuin itu." Gumam Kevin lirih, dia langsung membilas wajahnya agar terlihat lebih segar.
Agam keluar dari kamar mandi membuat Kevin menatapnya sesaat, Agam menyalakan keran di sebelah Kevin untuk membilas tangannya.
"Gak nyangka Gua lu suka batangan," ucap Agam dengan terkekeh kecil.
"Udah ngapain aja selain kecup kening? Nyaman gak sama Juan?" Tanya Agam lagi membuat Kevin menghela nafas jengah.
"Berisik." Setelah mengatakan itu Kevin segera meninggalkan Agam.
Berbeda dengan Juan, dia tengah meroko di tempat tersembunyi yang hanya diketahui oleh sahabat terdekatnya, pintu ruangan itu terbuka menghadirkan sosok Agam, dia menyalakan sebatang roko. jangan pikir Agam anak yang baik karna dia menyimpan kenakalannya selama ini terutama kepada Naya juga keluarganya.
" Mau sampai kapan lo kaya gini?" Tanya Agam tidak mendapat jawaban dari lawan bicaranya.
"lo udah terlalu jauh dari diri lu sendiri, bahkan lu rela nge-gay," lanjutnya dengan terkekeh kecil. Juan mematikan rokonya lalu dia menghela Nafas berat.
"Gua dapat info, Langit nantang gua untuk balapan nanti malam." Juan mengalihkan topik pembicaraan, Agam terdiam mendengar itu.
"Apa yang mereka mau? Bukannya kita udah lama gak berurusan sama mereka semua?" Tanya Agam pada akhirnya, Juan memejamkan mata.
"Disekolah ini ada mata mata dari geng mereka, kali ini yang di Incar Ashira." Sontak hal itu membuat Agam terkejut. Mengapa Ashira? Dari mana mereka mengenal Ashira? Pikirnya.
"Apa hubungannya sama Ashira?" Tanya Agam.
"Gue gak tau info lengkapnya, baru itu yang gua dapet." Agam tersenyum tipis menatap Juan yang masih memejamkan matanya.
"Lo mau balap nanti malam?" Tanya Agam yang di balas dehaman oleh Juan, seketika Agam terkekeh kecil dengan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Lo suka sama Hira?" Pertanyaan itu sontak membuat Juan langsung menegakkan tubuhnya dan menatap tajam Agam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sial Dia Gay
Teen FictionAshira yang tidak pernah mendapat balasan cinta dari Juan, ia tidak pernah menyerah sekalipun mengetahui bahwa Juan seorang Gay. Perjuangan Hira sama sekali tak pernah dihargai oleh Juan, akan kah hira mampu bersaing dengan Boti Juan? Apa yang akan...