BIRTHDAY

689 64 9
                                    


Malam itu kediaman Kertanegara kembali ramai, namun kali ini bukan karena urusan politik seperti biasanya, melainkan ramai karena ada sebuah acara perayaan yang sedang dilaksanakan. Yaitu ulang tahun Hendra.

Rumah Kertanegara telah ditata seindah mungkin, para event organaizer telah manata rumah itu dengan indah dan elegan untuk merayakan ulang tahun adik dari Bapak Menhan. Terlihat juga malam itu para tamu undangan telah ramai datang, bukan hanya dari rekan kerja saja melainkan beberapa artis Tanah air juga ikut serta dalam acara tersebut.

Acara sudah mulai berjalan, para tamu undangan sedang sibuk menghampiri satu sama lain saling bercakap cakap ringan, Hendra sebagai tuan acara juga terlihat sibuk menyambut kedatangan para tamu yang tak henti hentinya memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Suasana cukup santai, malam itu diiringi dengan pertunjukan live music yang dibawakan oleh ajudan serta para sekpri Bapak Menhan, yang karena penampilannya tamu tamu tak henti tertawa dan terhibur.

Terlihat Rajif dan Agung serta Rizky, sebagai geng sekpri Bapak Menhan sedang bernyanyi bersama sambil berjoget ria yang dimpimpin oleh Lino, rasa rasanya mereka lupa dengan pekerjaan mereka sebagai ajudan dan sekpri.

Sementara pria itu, Sang Mayor hanya bisa tertawa jenaka tak henti memandangi rekan kerjanya, dirinya masih cukup sadar diri untuk bersikap dihadapan para pejabat dan tamu penting lainnya, sesekali ia akan merekam rekan rekannya.

Sebuah tepukan halus di bahu Teddy berhasil mengalihkan pandangannya dari teman temannya, "Teddy, tolong kamu panggilkan putriku untuk segera turun dan bergabung" Hendra berbisik pelan kepada Teddy, pasalnya sejak tadi dirinya tidak melihat putri sematawayangnya walau hanya sekilas, padahal dirinya sudah tidak sabar memperkenalkan Estella kepada rekan rekannya.

"Siap, Baik pak saya akan segera me-" Belum selesai ucapan pria itu, netranya menangkap seorang gadis berbalut sebuah dress satin biru navy, rambutnya digerai bergelombang, wajahnya dihiasi riasan tipis yang menampilkan kesan cantik dan elegan, dirinya sungguh terpana akan kehadiran Estella, bagaikan ruangan itu tidak ada orang dan pandangannya hanya menuju ke arah Estella.

"Ted? Lah kok diem aja, liatin apa sih?" Hendra berseru agak kesal karena Teddy malah melamun dan seperti tergagap diam, tidak bisa melakukan apa apa. Mengikuti arah pandang Teddy, Hendra akhirnya berbalik, kini ia mengetahui mengapa Teddy diam terpana ternyata ulah putrinya itu.

Hendra menatap Teddy dengan tatapan sengit mata memicing, separuh hatinya tidak senang anak gadis kesayangan satu satunya ini disukai oleh ajudan kakaknya sendiri "Saya tau anak saya cantik, tapi tidak perlu dilihat seperti itu toh?" Hendra berucap menyindir.

Teddy tersadar, rasa rasanya dia malu sekali, telinganya terlihat memerah dan pandangannya langsung jatuh melihat sepatunya, sepersekian detik akhirnya dia mendongak "Siap, Salah Pak." dirinya berucap malu, tertangkap basah oleh atasannya bukan suatu hal yang menyenangkan

"Ya ya, Sudah kamu sana ikut rizky nyanyi saja" Hendra berucap lagi, kini dirinya terlihat seperti seorang bocah yang merajuk bila barang kesayangannya direbut dari orang lain.

Teddy mengangguk tegas, dengan cepat berbalik badan segera rasa rasanya dia ingin menghilang begitu saja dari bumi saat itu, namun sesekali dia berbalik mencuri curi pandang melihat Estellayang kini berada berdiri di belakang Hendra.

"Eh liat liat apa kamu, sana sana. Dikasih bebas malah gamau, piye to?" Hendra berdecak kesal, tiba tiba dirinya mendengar suara kekehan lembut dari belakangnya.

"Happy Birthday My Superhero" Gadis itu langsung memeluk erat ayahnya itu, pria yang menjadi cinta pertamanya, pria yang selalu berada di sisinya dalam kondisi apapun, pria yang berhasil membesarkan dirinya walau seorang diri, Pria yang menjadi cinta abadi dalam hidupnya.

unexpected love✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora