Januari dan Ujiannya

4 2 0
                                    

Januari benar-benar senang bercanda
Belum genap aku menata hati setelah pergantian tahun
Kini candaannya kembali membuat ku berantakan
Perihal ikhlas saja aku masih meraba-raba
Tangan ku masih belum paham betul bagaimana sejatinya bentuk melepaskan
Dan sekarang
Pada januari yang telah sampai di ujung senja
Semesta kembali membawa berita
Dan dunia harusnya tahu
Duka yang berkepanjangan juga bisa bertemu dengan nestapa
Dan bila duka dan nestapa sudah memadu kasih
Akan lahir elegi yang tak berkesudahan

Tapi tetap saja semesta datang membawa babak baru yang lebih pilu
Dan kini merelakan telah berubah menjadi kata yang sulit diuraikan maknanya

Januari benar benar berlebihan kali ini
Jauh di sana aku bisa mendengar semesta tertawa dan dunia menari-nari
Langit menangis menahan tawa yang tak berujung
Aku terbawa angin
Berjalan memeluk dingin dari hujan yang turun
Waktu menemui petaka dan berujung pada komedi hidup yang ku perlihatkan pada semesta kali ini
Aku terpaksa ikut tertawa bersama hujan
Sampai tawa tanpa ujung itu juga membawaku pada tangis
Persis seperti langit yang menonton di atas sana
Tawa dan tangis mengantarku pada satu titik nadir
Dimana emosi mulai luruh
Dan hidup mulai kehilangan denyutnya

Jadi
Perihal ikhlas dan melepaskan
Atau merelakan dan melupakan
Atau menerima dan melanjutkan
Aku masih belum menemukan bentuknya

Jadi ketika kau memaksaku menjawab perihal keikhlasan ku melepas kan dan merelakan dia
Atau menerima bahwa aku bukanlah bahagia yang ia cari dan melanjutkan hidup ku sendiri

Aku hanya bisa berucap
Bahwa setidaknya
Aku tidak akan menyerah pada hidupku





Kesna
Jakarta, 29 Februari 2024

Puisi Kemana SajaWhere stories live. Discover now