Story 1 : Tuanku!

56 5 0
                                    

Aku membenci musim hujan dan dingin.

Kedua musim yang sangat merepotkan untuk anjing jalanan seperti diriku. Tidak punya rumah, tidak punya Tuan, dan hanya bergantung pada diri sendiri untuk bertahan hidup. Terkadang manusia ada yang sangat mengasihaniku, tetapi tak sedikit juga dari mereka yang menyakitiku.

Aku mengharapkan nasib baik datang padaku, tapi sepertinya Tuhan belum mengabulkannya. Mungkinkah Dia ingin aku mati di jalanan?

Kurasa memang benar. Tubuhku yang kurus dan penuh infeksi ini sedikit demi sedikit menyusahkan aku untuk mencari makan. Sudah 3 hari aku berdiam diri di dalam gang sempit nan gelap.

Aku tidak mengharapkan apapun lagi.

Sebentar lagi aku akan mati sendirian.

"Hei, Buddy?"

Siapa orang itu? Apakah malaikat maut?

Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karena gelap.

Aku diangkat olehnya.

Ternyata dia memang malaikat maut.

"Hei, bertahanlah!"

°^°^^°^°

Sudah lama aku tidak merasakan kehangatan menyelimutiku. Apakah aku sudah berada dipangkuan Tuhan? Ini sangat nyaman dibandingkan saat hidup di dunia yang kejam itu. Seandainya Tuhan memanggilku lebih awal saat para manusia itu mematahkan kakiku, aku tidak akan merasakan betapa sakit kaki ini aku paksakan untuk berjalan.

Endus

Aroma makanan yang enak tercium jelas oleh indera penciumanku. Aku terperanjat sembari meringis sakit, menemukan diriku masih berada di dunia. Aku sedikit menyesal masih dibiarkan hidup. Kenapa aku masih di sini? Apakah orang yang aku lihat tadi bukan malaikat maut?

"Oh, kau siuman?"

Manusia laki-laki berambut panjang berwarna pirang, mencoba mendekatiku dan aku spontan memundurkan tubuhku.

Aku masih takut berhadapan dengan manusia lagi. Apakah manusia ini yang merawatku? Apakah manusia ini adalah orang yang baik? Apakah manusia ini bisa dipercaya?

Apakah manusia ini tidak akan menyiksaku seperti Tuan lamaku?

Meski belaian lembutnya diatas kepalaku sangat menenangkan, hatiku masih sulit untuk menerimanya.

"Makanlah."

Aku masih takut. Namun, jika aku tidak menurutinya akan lebih buruk lagi.

"Enak, kan?"

Sangat enak untuk seekor anjing yang sudah kelaparan sejak 2 mingguan. Rasanya aku ingin menangis merasakan kenikmatan makanan ini. Makanan yang sudah lama tidak aku rasakan. Tuan lamaku dulu memberikan makan seperti ini juga tapi tidak lama.

"Apa kau tidak punya nama? Kau tidak punya kalung dari pemilik sebelumnya?"

Aku punya. Dari Tuan lamaku, namaku adalah Alexis, tapi sekarang mungkin akan berubah jika orang ini menjadi Tuan baruku.

"Bagaimana kalau aku memanggilmu Ness? Itu cukup bagus. Sekarang kau adalah Ness, kau adalah anjingku!"

Ness? Lumayan. Jadi, sekarang manusia ini adalah Tuan baruku. Apa aku bisa membuka kesempatan untuk mempercayai manusia lagi? Aku masih takut.

"It's okay, Ness. Kau aman di sini. Aku yang akan merawatmu sekarang."

Aku menggonggong singkat untuk menjawabnya dan dia mengelus daguku dengan nyaman.

Kumpulan Cerpen KaiNesSagi Where stories live. Discover now