Story 1 : Tuanku! [Pt.2]

38 6 1
                                    

Aku adalah seekor kucing jalanan yang sempat dibawa ke penangkaran binatang liar. Kehidupanku di dunia liar telah membentuk pribadi preman. Lalu, seorang manusia berjubah putih membawaku ke tempatnya dan mengobatiku. Aku diberi nama olehnya sebagai Yoichi.

Manusia itu kemudian menaruhku di dalam sebuah ruang kecil. Tempatnya hangat dan nyaman, tapi di dalam sini tidak hanya ada aku. Masih ada kucing lain di sini. Kami kadang saling memperebutkan tempat tidur dan saling bersaing dalam mencari seorang Tuan Pengadopsi.

Awalnya aku tidak tertarik dengan pengadopsian. Sampai suatu ketika, aku melihat salah satu rekanku di ambil oleh manusia dan mereka memberikan perhatian yang sama sekali tidak pernah aku rasakan. Kemudian aku jadi berpikir untuk merasakan hal yang sama seperti mereka.

Lalu, datanglah Tuan Kaiser. Saat pertama bertemu dengannya, aku tidak melakukan apapun sebagai penarik perhatiannya. Meskipun kucing-kucing lain memberikan banyak ekspresi lucu dan menggemaskan demi bisa diambil olehnya, tapi Tuan Kaiser justru memilihku.

Aku senang, tapi juga canggung. Aku pikir, di rumahnya nanti hanya ada aku dan dia, tapi rupanya sudah ada anjing Husky di rumah. Kulihat kaki depannya di sebelah kiri itu seperti palsu, membuatku berpikir dia dulunya adalah anjing jalanan seperti diriku.

Namun, melihat wajahnya saja aku sudah tahu dia tidak suka padaku. Apa yang salah dariku? Kenapa wajahnya itu sangat menyebalkan? Apa dia tidak suka aku datang? Jangan salah, aku pun tidak suka dengannya.

"Kenapa Tuan Kaiser mengadopsimu?"

Apa dia tidak mau jika Tuannya memiliki hewan lain selain dia? Apa dia takut jika aku akan merebut Tuannya?

"Kau pikir aku mau diadopsi olehnya?" Seharusnya aku tidak berkata demikian karena hanya akan menimbulkan kericuhan, dan benar saja kami pun berdebat sehingga Tuan Kaiser memarahi kami.

Tidak hanya berhenti sampai di situ. Pertengkaran kami berlanjut saat aku sedang memainkan Buzz. Salah satu mainan yang menarik perhatianku, dan Ness si anjing Husky itu menerjang tubuhku cukup kuat hingga membentur laci.

"Cuma mainan, manusia itu bisa membeli lagi untukmu. Dasar anjing cengeng."

Kedua kalinya aku membodohi omonganku. Aku terlampau gengsi sampai tidak bisa menahan omonganku yang kasar ini. Kebiasaan omong kasar saat menjadi kucing jalanan masih melekat di dalam diriku.

"Kau tidak pantas berkata seperti itu. Kau tidak tahu seberapa berharganya benda ini bagiku."

Wajahnya murung saat membawa Buzz dan menyimpannya di dalam kotak. Aku merasa bersalah padanya, tapi aku tak cukup memiliki keberanian untuk meminta maaf.

Meski hari sudah berjalan cukup lama hingga berganti bulan, hubunganku dengan Ness masih tidak bisa damai. Kami jadi lebih sering bertengkar dan Tuan Kaiser menjadi mudah marah gara-gara kami.

Sampai Ness datang menemuiku untuk mengusulkan agar kami berbaikan hanya di depan Tuan Kaiser. Tapi hatiku yang belum bisa menerima keberadaannya, aku menolak usulannya mentah-mentah.

Kemudian kami berdebat lagi. Kali ini perdebatan kami saling menyinggung satu sama lain.

"Kau kucing tidak tahu diri, kau bisa berada ditempat yang nyaman berkat Tuan Kaiser."

Sebelum kedatangannya, aku sudah sangat nyaman di Vet itu.

"kau pikir hanya dia yang bisa memberikan tempat yang nyaman? Tempatku yang dulu jauh lebih nyaman dari pada di sini!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kumpulan Cerpen KaiNesSagi Where stories live. Discover now