BAB 24 : THE ENDING

44 9 5
                                    

ARABELLA menghampiri Alaric dengan langkah yang tergesa-gesa, lantas segera menarik lengannya menjauh dari pusat perhatian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARABELLA menghampiri Alaric dengan langkah yang tergesa-gesa, lantas segera menarik lengannya menjauh dari pusat perhatian. Wanita yang berdandan begitu cantik itu terus menyeretnya hingga tiba di sudut rumah paling belakang, dekat dengan pekarangan. Alaric hanya bisa mengikutinya dengan pasrah. Lagi pula, ia sudah tidak peduli lagi mau ke mana pun Arabella akan membawanya. Ke ujung dunia pun, ia bersedia sekarang.

Langkah wanita bergaun bak putri kerajaan itu terhenti. Otomatis, Alaric juga ikut berhenti. Sejurus kemudian, Arabella berbalik dengan air muka yang sarat dengan keterkejutan.

"Bapak kenapa ada di sini?" tanya wanita itu.

"Saya suka sama kamu." Alaric menjawab tanpa basa-basi. Benar. Ia akan langsung bicara to the point mulai sekarang. Metode tarik-ulur tidak akan ada gunanya lagi. Tidak, ketika wanita yang kau sukai hampir dilamar orang lain.

Arabella tampak terkesiap. Ia membeku. Matanya yang bulat mengerjap-ngerjap lucu.

"Saya nggak peduli, efek Amorvency itu masih ada atau nggak. Nggak peduli saya ini lagi gila karena ramuan itu atau nggak. Yang saya tahu, saya suka sama kamu, Arabel. Saya nggak bisa membiarkan kamu bersanding dengan orang lain. Saya bahkan kabur dari acara pertunangan saya sendiri hari ini ketika dengar kamu akan dijodohkan. Saya nggak rela kamu jadi milik orang lain. Kamu, milik saya. Titik," cerocosnya panjang lebar.

Namun, bukannya menyahut, Arabella malah tampak megap-megap kayak ikan.

"Saya tahu, kamu juga suka sama saya." Alaric kembali melanjutkan. "Pernyataan malam itu serius, kan? Itu artinya, kita sekarang saling suka. Jadi, kamu nggak perlu menerima perjodohan itu. Saya bersedia melamar kamu hari ini juga. Gantiin dia kalau perlu, agar acara malam ini nggak jadi batal, supaya nggak mengecewakan keluarga besar kamu. Toh, saya juga sudah pakai setelan yang pantas buat melamar kamu."

"Tunggu," sahut Arabella cepat-cepat. "Jadi, Pak Alaric ke sini karena itu? Mengira saya yang dijodohkan? Dan, saya yang akan menerima lamaran itu hari ini?"

Alaric tercenung. "Iya, kan? Memangnya bukan?"

Rasanya pria itu malu bukan main ketika Arabella mulai menjelaskan bahwa acara malam ini adalah acara lamaran ibunya. Astaga. Apa yang telah ia lakukan di acara sang calon ibu mertua!? Mau ditaruh mana mukanya nanti kalau sampai bertemu dengan kerabat-kerabat Arabella yang lain, yang tadi ia seroboti?

Alaric memijat pelipis sambil memalingkan muka. Pria itu benar-benar ingin menghilang ditelan bumi saat itu juga. Bisa-bisanya ia melakukan hal gila macam begini!

"Pak ..., Anda ... nggak apa-apa?" Suara Arabella kembali mengudara, terdengar begitu hati-hati.

"Terus, kenapa cutimu banyak sekali, kalau bukan kamu yang lamaran?" Alaric berusaha mengendalikan diri, mengembalikan kewibawaannya yang sempat lenyap bersama udara. "Saya, kan, jadi berpikir kamu akan langsung honey moon habis acara."

AMORVENCY (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang