[Chapter 2] Ball Pit or An Abyss ?!

296 54 9
                                    


Warning !!!

Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan teori teori gamenya ! Ini hanya FF khayalan author. Author hanya meminjam tokohnya saja. Kemungkinan alur akan sedikit berubah ! Typo bertebaran~

Selamat membaca !
(*'▽`*)

.

Enjoy ~

.

Chapter Sebelumnya

'Huh ??? Jadi..., selama ini aku memasukkan anakku ke dalam tempat yang seperti ini..?!?! Ini... taman kanak kanak atau apa--??'

Dengan bingung, [Name] berbatin sembari menatap ke arah area di sekitarnya dengan tatapan horor. Dapat dibayangkan wajah shock dan tangis imajiner dari [Name].

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author P.O.V.

Satu kata. Puzzle.

Yap, benar sekali. Saat itu, entah kenapa [Name] bisa menemukan puzzle yang cukup... simple tapi juga menyusahkan. Sedikit sih. Walau memang, saat itu misi dari puzzle tersebut hanyalah mencari 6 butir telur. Tetapi.., dia tidak tahu mengapa, namun puzzle untuk anak anak mana lagi yang memerlukan drone ??

Maksudnya, ini kan taman kanak kanak loh ! Kok bisa terdapat puzzle yang harus diselesaikan dengan menggunakan bantuan drone ? Atau memang apakah ini juga diperuntuk kan untuk para pekerjanya ? Atau malah orang tuanya ? Ah, tapi dia bahkan tidak ingat jikalau para orang tua diperbolehkan masuk lebih jauh ke dalam taman kanak kanak tersebut.

Kecuali, saat terdapat orang tua atau pengunjung baru yang ingin menitipkan anaknya di tempat tersebut. Sehingga akhirnya, membuat mereka mau untuk memperbolehkan para orang tua tersebut masuk dan melihat lihat ke dalam lebih jauh lagi.

'Dasar. Taktik bisnis menyebalkan..!' Batin [Name], merasa sebal.

Entahlah.. [Name] tidak mengerti. Oh iya, omong omong--- kalian tanya bagaimana [Name] bisa berada di posisi saat ini ? Yahh, sebelumnya mari kita kilas balik..

Flashback..

Saat itu, terlihat [Name] yang tengah menelisik dan mengobservasi ruangan tempat belajar disana. Jujur saja, [Name] tidak dapat menemu kan hal apapun yang terlihat mencurigakan. Yahh, kecuali untuk perkataan Banban yang tergambar di dinding sih.. Tapi selain hal itu, dia tidak dapat menemukan hal apapun. Eh---, tapi ada sih. Haha.

Dia menemukan sebuah lemari besi yang menempel ke dinding dan tidak dapat dibuka olehnya. Entah apa isi dari lemari besi itu. Dia sudah mencoba berbagai cara, dari yang normal sampai bar bar! Namun nihil, tidak berhasil.. Jadilah, dia memilih untuk mengesampingkan hal itu saja terlebih dahulu. Dia akhirnya memilih untuk berputar sekali lagi mengelilingi ruangan itu, sebagai pengecekan ulang sebelum dirinya pergi menuju ke ruangan yang lain.

Setelah dilakukan satu kali lagi, dia tidak menemukan hal baru apapun. Akhirnya, [Name] pun memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut. Saat itu, [Name] telag kembali lagi di lorong yang awal. Awalnya, dia berniat untuk menelisik lorong tersebut. Namun jika dirinya lihat secara sekilas, di lorong itu tidak terdapat apa apa yang perlu untuk dirinya cek dan telisik lebih lanjut lagi.

Jadi, akhirnya dia pun memilih mengumpulkan keberaniannya untuk mengecek ruangan gelap yang berada di seberang ruang belajar itu.

"..Sigh. It's now or never." Gumam [Name] ketika menatapi ruangan gelap yang luas itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just A Kindergarten.. Right..?Where stories live. Discover now