26. The Pain

521 18 0
                                    

Notifikasi panggilan tak terjawab memenuhi layar ponsel Alia. Gadis berambut panjang bergelombang itu, sekarang terduduk di tepi kamarnya. Raut ketakutan sangat kentara di wajahnya, memeluk ketakutan kakinya. Beruntung ia masih bisa menyelamatkan ponselnya, walaupun tangannya memiliki luka cakaran yang panjang tapi tak apa ia sangat membutuhkan benda persegi panjang itu. Gedoran pintu kamarnya sudah seperti akan roboh, orang diluar menggedor pintunya dengan sangat kasar.

"KELUAR GAK LO!!!" teriak perempuan diluar pintu kamar Alia.

Alia semakin menangis di dalam sana, sampai tiba-tiba seseorang menyentuhnya. Gadis itu akan berteriak kencang jika seseorang di depannya tak membekapnya. Seketika Alia memeluk kencang seseorang di depannya.

"Hee....hiks...makasihh...." Isak tangis Alia.

Heeseung memeluk Alia dengan sangat erat dan mengelus kepala gadis di dekapannya sekaligus merapikan rambutnya.

"Come on girl, Alia harus bisa jalan yaa. Aku bantuin" Ucap Heeseung sedikit berbisik.

Heeseung merogoh saku celananya dan mengeluarkan tape recorder lalu menghidupkan barang itu kemudian terdengar suara tangisan Alia. Bahkan Alia terdiam sebentar mendengar itu.

"It's just in case, biar tu wanita gila gak curiga. Come on, hold my hand" Ucap Heeseung menjelaskan dengan suara berbisik nya.

Mereka berdua keluar lewat balkon, entah sejak kapan Heeseung menyiapkan tangga tanpa berbunyi atau memang Alia yang terlalu sibuk dengan pikirannya. Heeseung turun duluan lalu disusul Alia berikutnya, tapi baru setengah tangga Alia turun, terdengar suara teriakan seorang wanita dari dalam yang membuat Alia kembali bergetar ketakutan.

"Fuck lah kata gue teh" Ucap Heeseung memutar bola matanya malas.

"LOMPAT YAA LOMPAT, GUA TANGKEP JANJI!!" Teriak Heeseung.

Alia yang mendengar Heeseung sudah pakai lu gua, langsung melompat dan hap! Alia tertangkap dengan baik. Kalau Heeseung sudah pakai lu gua sudah dipastikan omongannya dapat dipercaya. Heeseung berusaha berlari sekuat tenaga dengan seorang gadis di dekapannya. Membuka pintu mobil dengan bantuan Alia dan langsung duduk sekaligus Alia di pangkuannya. Tak ada waktu untuk Heeseung menaruh Alia di kursi sebelah, ia langsung menghidupkan mobilnya dan menancap gas dengan kecepatan penuh.

Alia sudah menangis tersedu-sedu di pangkuannya, sesekali Heeseung mengelus kepala gadis itu. Sambil berusaha fokus mengemudikan mobilnya, mereka berdua sampai di rumah Heeseung. Menarik nafas sejenak, Heeseung mengecup sekilas pucuk kepala Alia.

"Yuk turun yuk, abis itu kita pergi" Ucap Heeseung.

"Kemana...hiks" Tanya Alia di sela isaknya.

"Somewhere some people that you hate can't find you" Ucap Heeseung.

Alia mendongakkan kepalanya menatap Heeseung, Suddenly he brust of laugh.

"Lucu banget idung nya merah matanya kea kodok ahahahaha" Tawa Heeseung.

Yang ditertawakan sudah pasti memukul Heeseung walaupun tenaganya belum kembali semua. Alia pun turun dari mobil lalu di susul Heeseung, masuk ke dalam rumah Heeseung ah! Atau lebih tepatnya his aunty house.

"Ehh!!! Astaghfirullah!! Ini kenapa anak cantik nangis sampe begini atuhhh!!! Heh!! Kamu apain anak orang Hee!!" Ucap tante nya heboh.

"Astangtang minimal tawarin air putih lahh yaaa tante kuuhh" Ucap Heeseung sambil berjalan naik ke atas.

"Eh iya! Sini neng geulis minum dulu yuk!! Sini sini tante gak gigit kok" Ucap tante nya menarik pelan tangan Alia.

"Shh!!" Ringis Alia menarik tangannya.

Heeseung Short Story |HSS|Donde viven las historias. Descúbrelo ahora