Virus : 02

310 64 10
                                    

[ Disclaimer cerita hanya karangan pribadi. Just fiksi tidak untuk di bawa ke real. ]

••••••

"Shit. " Sing mengumpat dengan kesal setelah ponsel miliknya menunjukkan panggilan yang telah berakhir

Ia menyugar sejenak rambut nya kebelakang. Menghembuskan nafasnya yang terasa berat sekarang

"Bagaimana Sing? " Dan Zayyan segera bertanya dengan pandangan nya yang meminta penjelasan

"Kita tidak bisa keluar dari Hongkong. Semua akses di blokir secara paksa oleh pemerintahan. Semua itu terjadi karena virus tingkat berbahaya yang menyebar dengan cepat. Kita harus pergi dari sini Zayyan"

Tatapan mereka saling mengunci, ada banyak kepanikan serta kekhawatiran yang terpancar dari tatapan Sing. Zayyan tahu sekali bahwa pria tampan ini sedang memikirkan bagaimana kondisi kedua orang tuanya meski Sing tengah mencoba mengesampingkan hal itu dan lebih mementingkan dirinya

"Ayo cari bibi Tong Yao dan paman Shi Cheng. "

Ucapan itu berhasil membuat Sing secara tiba-tiba mencengkram kedua bahunya dengan sedikit erat

"Kamu gila? Makhluk-makhluk mengerikan itu tengah menyebar di mana-mana! Dan pusat kota sudah menjadi sarang nya dan kamu ingin kesana"

"Dan membiarkan dirimu di landa kekhawatiran terus menerus memikirkan mereka?! Mereka tetap orang tua mu meski kamu sekarang mencoba bersikap tenang hanya karena demi diriku"

Kata-kata itu berhasil membuat Sing bungkam seketika. Otak cerdas nya tengah bergulat memikirkan banyak hal. Jauh di dalam hati nya ia memang sangat ingin berlari kesana dan mencari kedua orang tuanya. Tetapi Zayyan bisa berada dalam bahaya yang mengerikan. Sing dilema

"Aku akan baik-baik saja. Karena ada kamu bersama ku. Iya kan? " Si manis mencoba meyakinkan dengan sungguh-sungguh. Yang pada akhirnya berhasil membuat Sing menghela nafas kecil dan mengangguk.

•••••

"Kamu punya tongkat baseball kan? " Sing bertanya di tengah dirinya yang tengah memasang rompi anti peluru serta membawa sebuah senapan ringan berjenis Glock 17, tak lupa kotak berisi peluru cadangan yang harus Sing akui tidak begitu banyak

Jangan bertanya bagaimana Sing bisa memiliki senjata yang ia simpan di apartemen Zayyan. Sing ahli dalam banyak hal termasuk dengan senjata dan bela diri. Itu sebabnya kedua orang tuanya sendiri pun lebih mempercayai Sing untuk menjaga Zayyan dari pada harus mengirimkan pengawal untuk si manis

"Hanya ini yang aku simpan di apartemen mu, aku takut pelurunya tidak akan cukup sampai ke pusat kota. Kita harus mencari banyak senjata dan perlengkapan nanti. "

Sing terdiam sejenak menatap Zayyan yang tengah mengeluarkan tongkat baseball miliknya. Pria tampan itu memejamkan matanya sejenak sebelum mendekat untuk memeluk si manis dengan begitu erat

"Ada apa? "

"Kamu yakin ingin melakukan ini? "

Si manis paham. Ia tersenyum tipis lantas memberikan usapan lembut pada bahu lebar itu

"Ayah dan ibu mu sudah seperti orang tua ku sendiri. Mereka yang menjaga ku semenjak ayah menghilang, aku pikir dengan begini aku bisa sedikit membalas budi lagipula Sing pergi tidak nya kita pada akhirnya kita tetap harus keluar dari sini dan mencari tempat yang aman"

Zayyan benar. Virus menyebar dengan cepat pada beberapa distrik pusat. Dan itu termasuk distrik dimana Zayyan tinggal, mau tak mau mereka tetap harus pergi dari sini untuk mencari keselamatan meski itu tak akan mudah

VIRUS [ SingZayLeo ]Where stories live. Discover now