Chapter 8

35 5 0
                                    

"Dok, apa Carol belum bisa pulang?" tanya Zachary.

"Belum tuan, dia masih perlu di rawat hingga benar-benar sembuh. Penyakit yang dia dapati itu, penyakit menular, aku harap, tuan jangan dulu menyentuh nona, dalam arti lain," jelas Maye.

Zachary menghela napas panjang. Dia hanya bisa berharap Caroline akan segera sembuh. Dia juga berniat untuk melamar Caroline, agar Caroline menjadi miliknya.

Sementara di dalam ruangan inap Caroline. Elena dan Fergie, telah berhasil masuk ke dalam ruangan itu tanpa diketahui oleh Zachary.

Sudah berapa hari, Elena dan Fergie mengintip pergerakan Zachary. Awalnya, agak sulit karena Normita selalu berada di tempat itu secara diam-diam.

Akan tetapi, hari ini sosok Normita tidak terlihat berada di rumah sakit itu. Hal itu, memudahkan pergerakan Fergie dan Elena.

"Fer, kau gendong saja wanita sialan ini! Jangan biar dia bisa bersama Zachary," perintah Elena dengan raut wajah sinis.

Fergie, bagaikan bayangan, selalu mengikuti jejak kata-kata Elena, seolah-olah mereka adalah nada dan melodinya. Sejak, Normita menaruh curiga dengan keduanya, mereka lebih memilih menjaga jarak, namun berusaha membuat rencana untuk menghapuskan jejak Caroline.

Caroline bagi mereka, adalah perusak rencana yang telah mereka rancangkan selama 2 tahun. Elena, harus menikahi Zachary demi mendapatkan harta utuh dari Normita.

Fergie, pun membopong tubuh Caroline seperti karung beras dengan kasar. Fergie harus memisahkan Caroline dari Zachary pada kesempatan ini juga.

Caroline, terbangun dari tidurnya, dia merasa tubuhnya sakit karena tarikan.

"Tunggu, dia bangun," ucap Elena menghentikan langkah Fergie.

Elena dan Caroline saling bertatapan. Tiba-tiba, Elena menghantarkan tamparan ke arah pipi Caroline, seolah memecahkan keheningan yang membelenggu mereka.

Plak!!

"Itu hadiah pertama karena kau merusak rencana kami!" ucap Elena dengan beremosi.

Elena, terperangkap dalam ketidakpuasan, merasakan tatapan Caroline yang tampak tak tersentuh oleh rasa sakit. Elena, dalam gelombang emosi, mencakar pipi Caroline, menciptakan lekukan merah yang segera berubah menjadi sungai kecil yang mengalirkan darah.

"Elena, kita harus cepat sebelum Zachary datang," tegur Fergie.

Anak mata Caroline bergerak, ketika nama Zachary disebut. Dia sepertinya menunjukkan sedikit reaksi. Tapi tidak disadari oleh Elena.

_Zachary, Zachary. Kau di mana?_

Caroline, coba sedaya upaya untuk menyebut kalimat yang tersusun di dalam benaknya. Ketika mereka sudah berada di luar koridor ruang inap Caroline, mereka tiba-tiba bertemu dengan Normita.

"Fergie, Elena? Ka-kalian hendak membawa Caroline ke mana?" tanya Normita dengan terkejut.

"Minggir, Normita! Wanita sialan ini, harus disingkirkan. Dia tidak layak untuk, Zachary," ucap Fergie.

"Tante, ini semua demi kebaikan, Zachary," timpal Elena pula.

"Tidak! Kalian tidak boleh membawa menantuku, cepat lepaskan!" Normita tidak menggubris sedikit pun ucapan keduanya, dia malah coba menarik Caroline.

Akan tetapi, Fergie bertindak kasar, hingga Normita terdorong ke belakang. Fergie memasang raut wajah marah sembari menatap Normita.

"Dia tidak layak jadi menantuku! Normita, kenapa kau begitu membela wanita ini, hah!" bentak Fergie.

Psychopath Baby (TERBIT!)Where stories live. Discover now