11. Aneh

73 9 0
                                    

Happy Reading

"Turun!" ketus Haikal saat sudah sampai di rumahnya dan menyuruh Jeri turun dari boncengan motornya.

"Nyantay dong bro...."

Haikal sebenarnya dengan niat tidak niat membawa Jeri ke rumahnya. Pasalnya, Haikal sudah sangat tau bagaimana sikap Jeri saat di rumahnya. Terlebih lagi, orang tua Haikal sedang tidak ada di rumah.

Saat Haikal sedang memarkirkan motornya, Jeri dengan seenaknya masuk ke dalam rumahnya.

"Bi... Bibi...." Jeri berteriak memanggil ART Haikal dengan sangat keras saat memasuki ruang tamu rumah mewah Haikal.

"Eh... ada Den Jeri. Mau dibuatkan minum?" tanya Bi Mirna dengan sangat lembut.

"Makanannya sekalian, Bi."

"Baik, Den!" Bi Mirna pun pergi menuju dapur meninggalkan Jeri.

Jeri langsung melepas tas yang ia bawa lalu meletakkannya di atas meja. Jeri juga dengan santainya duduk di atas sofa empuk dan ia menaikkan kakinya ke atas meja sambil bermain HandPhone.

"Kayak di rumah sendiri aja lo!" Haikal yang baru masuk, duduk di samping Jeri dengan menyingkirkan kaki Jeri dari atas meja. "Punya sopan santun tuh dipake walau cuman dikit."

"Bawel banget sih lo!"

Sabar. Hanya itu kata yang bisa Haikal ucapkan di dalam hatinya. Jeri memang sudah seperti itu jika main ke rumahnya. Kecuali kalau di rumahnya ada kedua orang tua Haikal, Jeri pasti akan sedikit lebih sopan.

"Mau ke mana lo?!" Haikal dibuat semakin kesal saat Jeri yang membawa tasnya melenggang pergi. Haikal sudah sangat tau ke mana Jeri akan pergi.

Jeri membuka pintu suatu ruangan yang sudah pasti adalah kamat Haikal. Jeri meletakkan tasnya di sofa kecil kamar Haikal lalu ia merebahkan tubuhnya di kasur. Tidak cukup sampai situ, Jeri juga menyalakan AC dan TV di kamar ini.

Enak sekali... serasa rumah sendiri:)

"Lo ada masalah?" Haikal datang dan ikut merbahkan diri di samping Jeri yang menutup matanya. Tidak lupa juga Haikal menutup pintu kamarnya.

"Dih... sok tau banget sih lo!"

Meskipun Jeri berkata seperti itu, Haikal tau bahwa sebenarnya Jeri memiliki masalah.

Bagaimana Haikal tau?

Itu karena Haikal sudah sangat mengenal Jeri. Haikal hafal betul bagaimana sikap Jeri saat Jeri sedang punya masalah. Jeri akan berusaha mencari ketenangannya sendiri tampa memerdulikan orang lain. Itulah yang Haikal tau.

Seperti saat ini, Haikal tau kalau Jeri sedang mencari ketenangan di rumahnya.

"Lo itu kebiasaan deh. Kalo punya masalah tuh cerita bukan dipendem sendiri." Haikal mengambil remote TV dan mengganti salurannya.

Jeri yang merasa aktivitas menontonnya tertanggu, bangkit dari tidurnya dan berusaha meraih remote tersebut dari Haikal. Namun, Haikal malah melemparnya ke sembarang arah yang membiat Jeri malas mengambilnya.

"Lo bisa ngga sih jangan ganggu gue?!" Jeri mendudukkan tubuhnya di kasur Haikal sambil memeluk kedua lututnya.

"Ngga bisa! Gue mau lo yang dulu. Bukan yang sekarang." Haikal ikut duduk lalu mengacak rambut Jeri.

"Gue ngga pernah berubah!"

"Lo berubah drastis. Gue ngga suka!"

Haikal menarik Jeri dalam dekapannya dan mengelus lembut punggung sahabatnya itu. Jeri yang diperlakukan seperti itu hanya membalas pelukkan Haikal. Dan... menangis?

[√] KenyataanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora