33. Sayang semua

55 14 0
                                    

"Dok, ini bukannya dilepas kok malah diganti infusannya?" Gerutu Haikal saat suster justru mengganti infusan yang sudah habis dengan yang baru.

"Loh, emang saya atau Dokter Malvin ada bilang mas nya boleh pulang hari ini?" Tanya Dokter Bima. Haikal terdiam.

"Satu infusan lagi. Kalo bener-bener udah enakan. Baru boleh pulang ya, Mas. Ini masih ada lemesnya ini badan" Ucap Dokter Bima lagi. Membuat Aca tersenyum cerah.

"Makasih, ya Dok, Sus" Aca mengantar hingga pintu. Sedangkan Haikal sudah memasang wajah bete.

"Kamu seneng banget ya aku liat-liat" Haikal melihat Aca yang sumringah semakin bete.

"Seneng. Seneng banget. Soalnya kakak jadi bener-bener istirahat total. Kalo gak kaya gini mana pernah kakak istirahat total. Tidur aja subuh. Jam 8an udah bangun lagi. Makan pagi skip nanti makan paling sore kalo inget atau malem. Gak sehat banget! Makanya kakak sakit aku seneng."

Haikal tersenyum cerah mendengar ucapan tulus Aca. Melebarkan tangannya.

"Mau peluk" Ucap Haikal. Meminta gadis tersebut memeluknya erat.

"Idih" Aca mencibir namun tetap menghambur pada pelukan Haikal, Akhirnya.

"Makasih, ya sayang" Ucap Haikal mencium surai hitam Aca.

"Ayaaaaaah" panggil gadis kecil berlarian menghampiri ranjang Haikal.

"Sayang, yang dicari Ayah doang nih? Ibund enggak?" Aca menatap Hasya sedih. Gadis tersebut menganggukan kepalanya. Sedang Haikal terkekeh melihat reaksi spontan Hasya.

"Mau ke atas boleh?" Hasya menatap Aca memohon.

"Hug ibund dulu dong" Aca memberikan penawaran. Diiyakan gadis kecil tersebut dengan memeluk erat Aca.

Aca pun menggendong Hasya. Mendudukannya di ranjang Haikal. Gadis tersebut memeluk Haikal erat. Matanya penuh binar. Senyum tak lepas dari bibir mungilnya.

"Hi, princess" Haikal mencium Hasya, sayang.

"Ayah, sakit?" Hasya menatap Jarum inpusan ditangan Haikal.

"Sedikit, sayang" Ucap Haikal lembut.

Aca selalu suka bagaimana Haikal memanggil Hasya dengan sebutan "Princess" atau tentang bagaimana Haikal menjawab setiap pertanyaan Hasya dengan lembut dan sabar. Seolah lelaki tersebut punya sejuta jawaban dan stok kesabaran yang tak terhingga.

Aca memilih mundur. Mendudukan tubuhnya disofa. Menemani Riana yang sudah lebih dulu mengistirahatkan tubuhnya disofa.

"Makasih ya bund udah ajakin Hasya kesini" Aca tersenyum lembut.

"Sama-sama, sayang. Makasih juga udah jagain Haikal disini. Kata Malvin kamu yang minta Haikal disini sampe besok?" Riana menatap Aca hangat

"Iya, Bund. Maaf yah gak sempet bicarain sama Bunda" Aca menundukan kepalanya tak enak.

Riana menggenggam jemari Aca. Aca pun mendongakan kepalanya. Menatap Riana masih dengan tatapan tak enak.

"Aca, Sayang. Mulai sekarang kamu jangan ngerasa gak enak sama Bunda. Bunda percaya kamu bisa jagain anak Bunda. Dan Bunda juga percaya, anak Bunda bisa jagain kamu sama cucu Bunda. Apapun yang kamu pikir baik buat kamu dan Haikal. Lakuin. Bunda cuma bisa dukung kalian." Aca menatap Riana haru. Ia tak pernah menyangka bahwa Riana benar-benar menganggap dirinya seperti anaknya sendiri. Aca amat bersyukur atas kehadiran Riana dihidupnya.

"Makasih, Bunda. Aca sayang Bunda" Aca memeluk erat Riana. Sebuah senyum terpatri di bibir Riana karena ucapan tulus Aca.

"Sana, gih. Samperin Ical sama Hasya" Aca mengiyakan ucapan Riana. Menghampiri dua manusia yang amat sangat ia sayangi bahkan melebihi dirinya sendiri.

"Oh, jadi Ibund gak diajak nih?" Aca memasang wajah sedih.

"Gimana, Ibund ajak jangan?" Haikal menatap Hasya tersenyum lembut. Di angguki oleh Hasya. Haikal yang melihatnya tertawa gemas.

Aca yang ikut duduk dipinggir ranjang. Tanpa sadar menyenderkan kepalanya pada bahu milik Haikal. Lelaki tersebut menyambut. Memegangi pinggang gadis disampingnya. Membuat nyaman Aca dalam bahunya. Hingga tanpa sadar gadis tersebut telah terlelap tidur. Pun dengan Hasya yang sedari tadi sibuk dengan bonekanya mulai diserang ngantuk. Riana yang sadar, segera bangkit. Menggendong Hasya.

"Bunda, pulang ya Cal. Aca nya jangan dibangunin. Pasti Aca capek banget. Tidur diranjang kamu ya malem ini" Ucap Riana panjang lebar. Di setujui oleh Haikal.

"Makasih, ya Bund. Maaf Haikal ngerepotin Bunda" Riana tersenyum hangat. "Titip, Hasya ya Bund" Ucap Haikal lagi.

"Iya, sayang. Udah kamu disini cepet sembuh. Biar bisa cepet pulang. Kasian Hasya, dia gak biasa jauh dari Aca" Haikal tesenyum paham. Menatap Aca yang sudah terlelap dalam pelukannya.

"A, lu masih di rumah sakit gak? Bisa bantuin gue sebentar?" Haikal menelpon seseorang untuk membantunya. Lelaki tersebut masih harus bertahan dengan jarum inpusan hingga mau tak mau ia membutuhkan bantuan orang lain untuk membenarkan Aca yang tertidur pulas.

"Kenapa? Loh, Aca tidur?" Malvin menghanpiri Haikal.

"Iya, makanya bantuin gue A. Kasian Aca nya biar tidur nya nyaman" Malvin mengangguk paham. Membantu Haikal membenarkan posisi Aca.

"Aca tidur disini malem ini?" Malvin menatap Haikal sedikit kaget.

"Iya, Bunda yang suruh A" Malvin mencibir.

"Tapi lu juga demen kan?" Haikal menatap Malvin tajam.

"Haha. Galak banget. Udah ah gue balik. Kalo ada apa-apa telpon gue aja" Seru Malvin.

"Thanks, A. Eh ini infusan gue beneran bisa dicabut besok kan? Udah jenuh gue A" Malvin menatap Haikal sejenak.

"Bukan jam kerja gue lagi. Gue mau pulang!" Seru Malvin. Melambaikan tangannya.

"Dih, dokter rese!" Gerutu Haikal sebal. Matanya kembali fokus pada gadis yang tengah tidur disebelahnya.

"Cantik, pasti cape ya. Maaf ya aku ngerepotin kamu" Haikal mengecup dahi Aca singkat. Segera memejamkan matanya. Terlelap disamping sang gadis.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hello guysss!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hello guysss!!

Kayanya buat Aca Haikal aku bakal sampe part 40an. Masih setia kan yaaa bacanya?

Kritik dan sarannya boleh banget dikomen yaaa.

Terimakasih sudah mampir dan membaca.

XOXO!!

Renjana ( Haechan - Chaeryeong ) ✅ [SELESAI]Where stories live. Discover now