Chap5

657 519 34
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang yaa ⭐️

---

Acara resepsi hari ini cukup menguras tenaga Samuel, jadi malam ini dia berniatkan mengambil banyak waktu miliknya untuk istirahat.

Dia tidak punya ekspetasi apapun dengan Alicé setelah dia dibuat terdiam oleh balasan dari ucapannya.

---

Lorong yang dilaluinya saat ini sangat hening. Tidak terlalu cukup cahaya disana, bahkan satu-satunya sumber cahaya yang masuk kedalam lorong istana hanya sinar bulan.

Samuel terlihat linglung. Dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Suara Alicé yang menegur kesalahannya dengan sangat santai, memenuhi kepala Samuel dan entah mengapa hatinya terasa tidak nyaman saat mengingatnya.

Sejauh ini, apa yang diucapkan Alicé sebelumnya memang benar. Samuel tidak memiliki alasan kuat untuk mengatakan bahwa gagasan yang tadinya dia ucapkan itu benar, sehingga mau tak mau mulutnya harus terbungkam untuk hari ini.

Cuh...

Begitu samuel mengingat hampir beberapa menit lalu dia meludahi kaki Alicé, kepalanya terasa sakit luar biasa.
Dia ingat reaksi Alicé yang tidak berlebihan, dia hanya menggeser tubuhnya tanpa melakukan protes atau mengumpat. Bahkan saat melawan ucapan Samuel, Alicé menjawabnya dengan santai dan setiap ucapannya terdengar jelas bahwa gadis itu benar-benar tidak peduli.

"Uh..."

Mengusap pelipisnya dan menyandarkan tubuhnya dijendela yang tidak jauh dari tubuh Samuel, dia menghela nafas berat.

"Bajingan kecil itu benar-benar sudah dilatih untuk tidak kalah satu katapun."

Sesaat setelah kepalanya mulai teralih oleh hal lain, tiba-tiba tinitus menyerang indra pendengaran Samuel. Bunyi bip yang mengganggu berdengung keras didalam telinganya.

Dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya, yang hanya bisa dilakukannya saat ini hanya diam. Bahkan saat Samuel mencoba memejamkan matanya, yang dia lihat hanya kejadian yang dialaminya barusan.

Apa yang salah.........? Aku sudah mencoba menghilangkannya, tapi........

Saat berusaha lebih keras, tinnitus terus menyerang indra pendengarannya.

Tidak peduli apa tindakan yang dia lakukan tadi, tetap saja Samuel tidak ingin mengakui bahwa gagasannya berlebihan atau terdengar kekanak-kanakan.

"Hah, tapi...untuk apa aku merasa kalah? Seharusnya aku puas?"

Menyeringai puas merasa menang, Samuel mengingat saat ucapannya sempat membuat Alicé terdiam.

Tapi pada akhirnya, Samuel tersadar dari sugestinya. Menyadari, bahwa tetap saja hal yang dilakukannya barusan adalah kesalahan.

Selama lebih dari 15 menit, Samuel berdiam diri dilorong mansion untuk meringankan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

"Ayolah!"

Menggaruk kepalanya frustasi, Samuel melayangkan tinjunya kearah jendela dan memukulnya pelan.

Tapi saat frustasi Samuel memuncak, Lariette yang kebetulan melintas dan tidak sengaja memperhatikan Samuel terdiam dilorong sendirian, buru-buru menghampiri. Sebenarnya, dia dengan sengaja mengikuti Samuel karena ingin menegurnya.

Menyebut namanya dengan suara paling lembut yang bisa dikumpulkannya, suara Lariette hampir tidak terdengar.........seperti tenggelam dengan gelapnya malam.

I Transmigrated Into A Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang