Chapter 10

561 57 3
                                    

Enjoy reading ~

>>>

"Kalian stop!!" Sakura pun langsung membubarkan pertengkaran antara Menma dan Sasuke yang tidak akan pernah berakhir jika dibiarkan terus menerus, bahkan Jugo sama sekali tidak ada niat untuk membantu menghentikan pertengkaran yang terjadi di antara duo tampan tersebut.


Bibir Menma berlumuran darah akibat pukulan Sasuke, sedangkan pipi Sasuke bengkak akibat pukulan Menma.

"Dia mulai duluan!"

Menma dan Sasuke saling menunjuk. Masing-masing terlalu egois untuk mengakui kesalahannya. Perilaku mereka mirip dengan anak kecil.


"Cukup! Kalian, tolong berdamai sekarang!!"  arah Sakura.


"Tidak mungkin! Aku tidak mau berdamai dengan pantat ayam ini."


"Chih, kamu pikir aku ingin berdamai dengan si kuning jelek sepertimu? Menyebalkan sekali."  Sasuke membuang wajahnya karena kesal.



"Aku ingin lanjutkan pekerjaan yang belum beres.Kamu bisa mengatasinya sendiri!"  Sakura terlalu malas menghadapi kedua pria ini, lalu bergegas ke pintu untuk pergi.



"Tunggu! Sakura!!"

Sasuke dan Menma secara bersamaan melangkah untuk menghentikan Sakura, namun mereka berhenti dan saling melirik.



"Cih!"  Mereka membuang muka ketika menyadari bahwa mereka melakukan semuanya pada saat yang sama untuk mendapatkan perhatian dari wanita yang sama—Sakura.



"Jangan ikuti aku!"

"Aku tidak— aish!!"  Menma dan Sasuke frustasi karena mereka secara refleks berbicara di saat yang bersamaan.



Masing-masing membuang mukanya dengan rasa ego dan tekad untuk merebut pujaan hatinya.


















"Sakura! Please stop!"


"Apa yang kamu inginkan hm? Sasuke, aku tidak punya waktu untuk membicarakan pernikahan atau apa pun!"  Ucap Sakura kesal.


Sasuke tak peduli, ia harus mendapatkan perhatian Sakura sebelum Menma berhasil memenangkan hatinya.



"Aku serius dengan pernikahan kita. Kalau bisa, aku ingin kita menikah secepatnya. Aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi."  Ucap Sasuke tegas dan percaya diri.


Sakura yang mendengarnya terkejut. "Hei, aku menerima hari itu untuk anakku! Bukan karena aku mau!"


"Sakura..kau akan jatuh cinta padaku, aku yakin! Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan bahkan merindukanku setiap saat!"  Ucap Sasuke dengan penuh percaya diri dan nada arogan.




"Tapi maaf, aku sudah punya seseorang." Kata Sakura.


PANG!!

Sejenak hati Sasuke bagaikan kaca yang baru saja pecah dan pecah, rasa sakit merayapi hatinya mendengar perkataan Sakura yang terdengar familiar.

"APA?!! SIAPA PRIA ITU?!"


Sasuke meninggikan suaranya, suara yang selalu dia gunakan untuk membuat musuh takut padanya.

"Huh?!" Tiba-tiba tubuh Sakura menggigil melihat tatapan mata Sasuke yang berubah, lelaki itu kini tidak menatapnya dengan lembut dan menggoda seperti biasanya, melainkan menatapnya dengan penuh amarah dan kekesalan.


"Pria itu adalah papanya Daisuke sendiri."


Deg!

Benar, kenapa Sasuke tidak memikirkan hal itu?  kenapa sejak awal dia tidak pernah bertanya-tanya siapa ayah Daisuke dan suami wanita ini?


"T-tapi.. bukankah suamimu sudah meninggal? Bukankah kamu seorang single mother?"  Ucap Sasuke menenangkan hatinya yang dipenuhi rasa cemburu.




"Siapa laki laki itu?"  Ucap Sasuke tanpa menunggu Sakura yang belum sempat menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkan, Sakura mendengus karena Sasuke tidak memberinya ruang untuk menjawab pertanyaannya satu per satu.



"Lebih baik aku tidak mau menceritakannya.. karena itu memalukanku."  Sakura berkata dia ingin membuat Sasuke berhenti bertanya, tapi Sasuke menghentikan Sakura yang ingin pergi.



"Aku juga ingin tahu siapa papanya Daisuke..karena mungkin dialah orang yang kucari selama ini."

Deg!


Jantung Sakura berdebar kencang, apa maksud Sasuke?  Daisuke adalah orang yang dia cari?  Sakura sedikit gugup.



"Kita berbicara di kafe."  Sasuke tanpa menunggu respon Sakura langsung menarik tangan wanita itu menuju kafe terdekat, tak peduli kafe itu terkenal atau tidak.













"Kenapa mama belum menjemputku?"

Daisuke, anak kecil itu terus mengayunkan kaki mungilnya sambil cemberut, kemana Sakura sampai terlambat menjemputnya di sekolah?


"Daisuke, kamu belum pulang ya? Kenapa kamu tidak menunggu di dalam saja bersama bibi?"


Daisuke melirik ke arah bibi Hinata yang menatapnya lembut, Daisuke sejujurnya tidak terbiasa duduk bersama siapa pun kecuali ibunya, bahkan ia terbiasa menghabiskan waktu bersama Sakura.



"Tidak apa-apa bibi. Mama pasti dekat."  Ucap Daisuke sambil setia menunggu Sakura menjemputnya.


"Bagaimana kalau pulang bersama bibi? kebetulan bibi juga diajak oleh sepupu bibi..mau?"  Bujuk Hinata dengan lembut.



"Bisakah bibi mengirimku langsung ke tempat ibu bekerja?"  Ucap Daisuke yang tidak bisa menunggu lama.


"Baiklah Daisuke-kun..ayolah!"  Hinata tersenyum manis.



Sebuah mobil Alphard muncul, seorang pria berambut panjang keluar dari mobil dan menatap Hinata.


"Anda sudah menunggu lama, Nona Hinata? Dan siapa ini?"  Pria itu memandang ke arah anak laki-laki Daisuke yang masih memikirkan Sakura.


"Ini putra Sakura-chan, Haruno Daisuke."  Jelas Hinata lembut.  "Neji-nii san, bisakah kita membawa Daisuke-kun bersama kita?"  Hinata tersenyum.


Pria bernama Neji itu mengangguk, lalu mengajak Hinata dan Daisuke masuk ke dalam mobil mewah dan besar itu.


















To be continued:-

Sesuai request kalian.Aku update untuk chapter selanjutnya, lanjutan episod lalu..hehe.

Btw, akankah semuanya terungkap gaiss? atau masih belum hmmm..moga, Daisuke bisa ya terima Sasuke jadi papa baru..hehe..


Vote dan komen yaa😎✨

Sampai jumpa✨🥰




Mama and the Mafia Boss!(Sasusaku)Where stories live. Discover now