Perselisihan

8 3 0
                                    

"Ketika keduanya keras kepala, maka harus ada yang mengalah. Akan tetapi, mengalah itu tidak semudah yang dikatakan."

Arslan semakin sering membaca buku di perpustakaan, apalagi kini dia memiliki teman baru. Setelah beberapa hari belajar bersama di perpustakaan, Arslan dan Ghina menjadi semakin kenal satu sama lain, ternyata Ghina adalah murid pindahan semester lalu, dan sekarang berada di kelas 11,yaa satu tahun dibawah Arslan. Tetapi ketertarikan Ghina dengan sejarah,membuatnya sangat ahli dalam bidang itu. Ketika Arslan merasa kebingungan tentang sesuatu mengenai sejarah atau buku yang ia baca, ia tak perlu repot repot menemui pak Mustafa, ia cukup bertanya kepada Ghina dan Ghina akan menjawabnya dengan jelas.

"Ghina, kamu gapapa kan sering aku tanyain gini? Mana tau kau malah terganggu kann" Arslan bertanya kepada Ghina setelah ia melontarkan beberapa pertanyaan kepada Ghina sebelumnya.

"Engga kok bang, aku malah seneng karena ada temen ngobrol sambil belajar" Ghina menjawab sambil tersenyum.

"Duuuh ni anak manis kaliii, tahan Arslan tahaaaan, kau dah punya Arsy, inget Arsy Arslaaaan" Arslan bergumam didalam hati.

"Oh iya Ghina,jam istirahat selanjutnya kayaknya aku ga ke sini lagi, soalnya temen aku tadi ngajak makan di kantin bareng, akhir-akhir ini aku sering kali ke perpustakaan, kasian temen aku ini , dia gabisa makan sama orang lain selain aku, jadi dia makan sendiri terus, jadi hari ini aku bakal nemeni dia" Arslan berkata dengan santai kepada Ghina.

"Iyaa bang gapapa, aku juga istirahat selanjutnya mau izin pulang, soalnya mau nganter nenek aku pergi Umroh" Ghina selalu tersenyum saat berkata kepada Arslan.

""""""""""""

Istirahat selanjutnya Arslan pergi ke
kantin bersama Hasan. Saat melewati kelas 11,tiba-tiba ada yang menghentikan mereka berdua.

"Arslan, Hasan, bisa kesini sebentar engga? " Alwi yang merupakan teman satu angkatan Arslan namun beda kelas, memanggil Arslan dan Hasan ke sela-sela gedung sekolah yang sunyi.

"Apa wii? Kayaknya kita ga se akrab ini laah sampai ngomong ditempat kayak gini" Hasan yang memiliki emosi yang lebih tinggi dari Arslan langsung bertanya kepada Alwi dengan nada ketus. Mereka memang tidak Akrab, Alwi ada di kelas jurusan IPS, Arslan dan Hasan ada di kelas Jurusan IPA, yaah kelas mereka kadang memang sering berselisih.

"Aku ada urusan sama Arslan" Alwi membalas perkataan Hasan dengan ketus juga.

Tiba-tiba masuk sekitar 11 orang lagi ke dalam gang sempit itu.

"Yang ini orangnya? " Alwi bertanya kepada salah satu dari 11 orang yang baru masuk itu.

"Iyaa bang, yang ini" Orang itu menanggapi perkataan Alwi.

Arslan hanya menatap mereka semua.

"Arslan, ini adikku, namanya Aril, kata adikku kau ada deketin cewek inceran dia, bener? " Alwi mendekati Arslan.

"Kalo memang bener, berati selera adikmu tinggi juga deketin cewek yang sama kayak aku, tapi kutengok dari muka kalian, selera kalian itu rendah, jadi kayaknya ga mungkin" Arslan menatap Alwi dengan tajam.

"Woyyy bangsattt!!! Apa kau bilang? " Aril yang berdiri di belakang langsung beteriak mendengar omongan Arslan.

"Diam kau bodooohhh!! Siapa nama cewek yang kau incar? " Alwi membentak adiknya yang emosi.

"Ghina" Aril berbicara dengan lantang.

Alwi langsung menatap Arslan.

"Ghina? Mana mungkin dia mau sama binatang kayak kau" Arslan menjawab dengan santai.

Aril berjalan cepat ke arah Arslan dengan emosi, tetapi Alwi menahannya. Alwi menatap mata Arslan dengan tajam.

"Arslan, aku gamau kita berantem gara-gara masalah kayak gini, kalo orang kayak kau gampang nya nyarik cewek laen, banyak yang mau sama kau, jadi udahlaaah,jangan lagi deketin cewek inceran adekku, terserah kau mau deketin yang mana asal jangan yang satu ini, malu kau pasti kan kalo berantem cuma gara-gara cewek" Alwi membuat penawaran dengan Arslan. Alwi tahu bahwa berurusan dengan Arslan tidak akan mudah,Orang-orang memang belum pernah melihat Arslan berkelahi, tetapi beberapa orang termasuk Alwi pernah melihat Hasan berkelahi, saat mereka kelas 11,Hasan pernah berkelahi dengan 3 orang dari kelas 12 gara-gara motornya tersenggol. Dan saat itu Hasan menghajar 3 orang dari kelas 12 itu. Melihat Hasan sangat akrab dan sopan kepada Arslan, tentunya Arslan mungkin tidak lebih buruk dari Hasan dalam urusan adu jotos, tentu Alwi telah memperhitungkan itu semua dan memilih jalur damai.

"Okee, aku gabakal deketin Ghina lagi" Arslan menjawab dengan singkat dan langsung meninggalkan mereka semua bersama Hasan. Arslan juga tidak ingin membuat masalah di tahun terakhirnya di sekolah kesayangannya itu.

"Kok abang biarkan dia pigi? Kenapa gak kita pecahkan aja kepala otaknya ituu? Lantam kali mulut nya ngejek kita bang" Aril tampak tidak puas dengan keputusan Alwi yang berdamai dengan Arslan.

"Bodoh kauu, kelen semua bersebelas ngelawan orang itu berdua aja blom tentu menang, punya otak itu di pake, kok bisa aku punya adek bodoh kayak kau" Alwi terlihat kesal dengan Adiknya.

Bersambung.....

Menunggu Atau PergiWhere stories live. Discover now