4 - Teror

244 218 52
                                    

Di minggu pagi, Carolline dan teman-temannya sedang berolahraga bersama. Mereka memang sudah merencanakannya kemarin. Awalnya carolline menolak, tapi belle terus memaksanya ikut. Padahal ia belum menghabiskan serial drama koreanya. Sebenarnya tujuan utama mereka berolahraga salah satunya untuk bercuci mata.

"Duh cape banget, duduk dlu yuk." Mereka mengangguk setuju. Cukup cape, mengingat 4 kilo yang sudah mereka tempuh, terlebih untuk mereka yang jarang berolahraga. Chika membawa mereka duduk dibawah pohon yang cukup rindang, dengan beralaskan rumput yang hijau. Mereka begitu menikmati hembusan angin yang menyentuh kulitnya, terasa begitu sejuk.

Chika membuka kotak bekal, dan mulai memakannya. Mereka yang melihat itu heran dibuatnya. Untuk apa dia berolahraga jika setelahnya makan makanan yang bisa dibilang cukup berat.

"Wah gila lo chik, baru aja olahraga udh makan uduk aje lo. Coba bagi!" ucap belle seraya mengambil makanannya dan mencoba. Zaza dan Carolline yang melihat itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja. Kok bisa mereka memiliki teman yang bersepesies seperti ini.

"Car, lo dah buat visi misi buat osis? Besok terakhir loh." tanya nya pada carolline. Carolline menepuk pelipisnya pelan "lupa, aku belum buat. Klo besok ga kekumpul bakal diusir gak ya dari sekolah" tanyanya pada pikirannya.

"Ya enggak lah car, yaudah gua bantu buat nanti. Lo kerumah gua aja nanti siang, nanti gua sharelock. Lo udh blom chik?" tanya nya pada Chika.

"Ih, lupa. Gua ikut kalian aja deh ya bikin nya." Belle menyenggol pelan pundaknya. "Lo mah cuma makan yang gak bakal lupa," tukas Belle dilanjuti dengan deru tawa mereka.

Hari sudah semakin siang, matahari mulai semakin terik. Carolline mengikat rambutnya karna kegerahan. Carolline memang tidak pernah mengikat rambut sebelumnya, sehingga menampilkan bekas luka jahitan di pelipisnya.
"Car, jidat lo kenapa? Bekas Jatoh?" Tanya Chika. Belle dan Zaza dengan spontan langsung melihat daerah yang dimaksud Chika. Carolline yang ditanya memegangi pelipisnya.

"Oh, ini? Kata Ayah, dlu aku pernah kecelakaan waktu kecil. " Carolline tiba-tiba teringat laki-laki yang sangat ia rindukan. Mereka yang mendengarkan itu hanya mengangguk mengerti. Mereka menceritakan hal-hal yang lucu dengan anggapan bisa menghilangkan capenya.

Saat mereka tengah asik tertawa, tiba-tiba seseorang menghampirinya. "Hi, sorry ganggu kalian. Gua boleh minta nomor, lo?" Bagas menyodorkan ponsel nya ke Carolline. Ia yang ditanya mengangguk dan menekankan nomornya dan memberikannya kembali. Temannya yang melihat itu heran. Lagi dan lagi.

"Cie-cie, bau bau bakal nerima pj nih." Ucap Belle menyindir.

"Ekhem." Dehem Chika bergantian. Bagas yang melihat itu salah tingkah. "Thanks, kalo gitu gua dluan, ya" pamit Bagas melambaikan tangannya.

"Wah curiga gua car, jangan-jangan lu beneran dah jadian ya sama kak bagas. Backstret kan lu, ngaku." Carolline yang mendengar pernyataan temannya menggeleng.

"Ih gak, cuma temanan aja kok." Mereka yang mendengar itu tentu tidak percaya, mereka terus meledekinya.

♡♡♡

Zaza, Chika dan Carolline sudah berada di ruang tamu rumah Zaza. Yang seperti mereka janjikan tadi pagi, membuat visi dan misi bersama. Zaza membantu Carolline dalam pembuatan visi dan misinya. Awalnya carolline sudah membuatnya, menerutnya sudah bagus. Namun, ketika Zaza mengoreksinya ia tertawa. Karna visi misinya mengaju pada keminatan dirinya sendiri.

Nama: Carolline Anastasya Bratawijaya

Kelas : 10

Visi : saya ingin mensejahterakan rakyat sekolah

GEVANO WIBOWO | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang