29. Tipu Daya

322 17 1
                                    

"Shit! Perempuan ini memang benar-benar gila." Umpat Danish dengan wajah frustasinya.

Dia bergegas mengendarai mobilnya menuju rumah sakit tempat perempuan itu dirawat. Dia tak ingin menjadikan bayi itu korban dari keegoisan orangtuanya sendiri. Danish menyetir dengan kecepatan penuh, berharap dia tidak terlambat untuk mencegah Dara melakukan hal gila itu.

Danish berlarian menuju rumah sakit. Dia langsung menuju kamar tempat Dara dirawat. sesampainya disana, ternyata suasana sedang kacau. Para perawat sedang menahan Dara untuk tidak menggoreskan pisau di nadinya.

"Dar, jangan gila kamu. Pikirkan anakmu. Bagaimana mungkin kamu bisa meninggalkan bayi yang baru saja kamu lahirkan." Ujar Danish dengan suara yang bergetar. Dia benar-benar tak habis pikir jika Dara berani melakukan hal seperti itu.

"Biar saja Danish. Kamu juga sudah tak peduli denganku. Aku sudah tak bisa hidup seperti ini lagi." ujar Dara dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Danish mengehela napasnya panjang. Dia mencoba berpikir untuk merubah pikiran Dara. Dia tak ingin bayi tak berdosa itu hidup seorang diri tanpa orangtua disisinya.

Danish berjalan perlahan kearah perempuan itu. Dia memberi kode kepada para perawat yang memegangi Dara untuk menjauh dari mereka. Danish berusaha untuk berbicara dengan nada yang lembut dengan perempuan itu.

"Dar, please, jangan seperti ini. Dara yang aku kenal adalah perempuan yang kuat. Dia tak mudah putus asa seperti ini. sekarang aku disini, jadi kamu tak perlu merasa kesepian lagi." ujar Danish mencoba membujuk perempuan itu.

"Tapi kamu bilang tidak ingin peduli lagi denganku Danish. Kamu juga akan meninggalkanku sendirian. Aku sudah tak punya siapa-siapa lagi. untuk apa aku terus ada di dunia ini Danish, untuk apa?" teriaknya histeris. Danish langsung memeluk Dara erat. Dia mencoba menenangkan perempuan itu.

"I'm here Dara. I'm here. Kamu gak perlu merasa kesepian lagi." ujar Danish lembut. Seketika tangis Dara pun pecah.

Dia langsung menjatuhkan pisau yang ia pegang sedari tadi untuk menggores tangannya lalu membalas pelukan Danish. Para perawat pun langsung sigap mengambil benda tersebut dan menjauhkan dari Dara. Mereka langsung menyeterilkan ruang tersebut agar tidak terjadi lagi kejadian yang sama.

Ketika Dara lengah, salah satu perawat langsung menyuntikkan obat penenang untuk Dara. Perempuan itupun langsung tertidur dipelukan Danish. Lelaki itu langsung menjauh darinya dengan rasa gemetar.

"Pak Danish, boleh kita bicara sebentar." Ujar seorang dokter kepadanya. Danish pun mengangguk lalu mengikuti dokter tersebut ke ruangannya.

"Apa pak Danish suaminya bu Dara?" tanya dokter yang bernama Irnawati itu. Danish bisa mengetahuinya dari nametag yang ada di bajunya.

"Bukan Dok. Saya hanya temannya saja." ujar Danish dengan jujur.

"Hanya teman? Maaf pak bukan maksud saya untuk mengganggu privasi bapak dan bu Dara tetapi hal ini sangat penting untuk kesehatan bu Dara." Ujar Dokter Irnawati pada lelaki tersebut.

"Kami pernah memiliki hubungan tapi sudah putus. Dia menikah dengan oranglain dan saya pun juga sudah memiliki istri. Jadi kami sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi." jelasnya membuat dokter itu mengangguk mengerti.

"Saya tidak tahu apa yang menimpa bu Dara, tapi sepertinya menalnya tidak stabil. Apalagi pasca melahirnya biasanya perasaan seorang ibu sedang sensitif dan juga rawan terkena babyblues. Itu yang biasanya membuat seorang ibu yang baru melahirkan bisa bertindak diluar logika. Seperti yang baru saja terjadi, bu Dara hampir bunuh diri karena dia merasa tak memiliki siapa-siapa. Mungkin dia juga sedang memiliki masalah dengan suaminya. Setiap saya tanya tentang suaminya bu Dara pasti menangis dan menolak untuk menceritakannya." Jelas bu Irnawati lagi.

Married by Accident (END ✅️)Where stories live. Discover now