🐣22. Fakta Baru 📠🧨

3.2K 378 182
                                    


Hai!

Don't forget to spam comments, pencet tanda Bintang nya juga ✯⁠ᴗ⁠✯

Happy Reading

••••••






Pintu kamar bercat coklat dengan gantungan kecil Lumba-lumba dan pohon di depannya itu ia buka. Gelap tanpa cahaya menyambutnya, dengan gorden yang masih tertutup rapat membuat matahari tidak memiliki akses untuk masuk.

Helaan nafas lelah keluar dari kedua belah bibir tipis itu, tangannya terulur mencari saklar lampu.

Kini dirinya bisa melihat ruangan yang tadi gelap. Tungkai nya melangkah, menaruh tas nya di atas meja belajar, lantas mencari pakaian rumahan yang ingin ia pakai.

"Al masih tidur? Apa masih pusing ya?" Gumam Laskar, menatap saudara kembar nya lamat.

Ia mengganti seragam sekolah nya lebih dulu dengan kaus denim dan celana hitam di atas lutut.

Laskar mengambil ponsel nya lebih dulu yang tadi ia letakkan di atas meja belajar, lantas menghampiri Aldebara yang tengah tidur dan merebahkan tubuhnya di samping sang kembaran.

Mata yang semula terpejam, perlahan terbuka dengan mengerjap lucu, membuat Laskar yang berada di samping nya itu diam sesaat.

"Gue ganggu, lo?" Tanya Laskar yang mendapat gelengan dari sang empunya.

Aldebara semakin maju, merapatkan tubuhnya dengan Laskar. Tangannya melingkar sempurna pada pinggang sang kembaran, menyembunyikan wajahnya pada bahu sempit laki-laki yang lima menit lebih tua dari nya.

"Laskar kenapa nggak bangunin, Al?" Tanya Aldebara dengan suara serak nya.

"Gue nggak tega," jawab Laskar bersamaan dirinya membuka pola ponsel nya.

"Seharian Al nggak ketemu, Laskar."

"Terus?"

"Kangen."

"Alay."

Aldebara memukul pelan lengan Laskar, menatap kembarannya itu dengan bibir yang mengerucut lucu. Laskar balas menatapnya, mengangkat sudut bibirnya seolah mengejek.

"Laskar nyebelin," gumam Aldebara kembali menyembunyikan wajahnya pada bahu Laskar. Perlahan matanya menutup kembali, rasa kantuk nya kembali datang.

"Jangan tidur lagi," gumam Laskar.

"Al ngantuk."

"Nanti Albi mau kesini."

"Kenapa Albi kesini?"

Pertanyaan Aldebara membuat Laskar menghela nafas berat, apa kembarannya tidak tau maksud kedatangan Albi.

"Jenguk Koh Acing," jawab asal Laskar, memutar bola matanya malas.

"Rumah Koh Acing bukan di sini, Laskar."

"Ih, nyebelin banget sih lo." Laskar melepas tangan Aldebara yang berada di pinggang nya, melirik tajam laki-laki itu.

"Kenapa Laskar marah?" Tanya Aldebara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sabar, Laskar. Nasib punya kembaran cengeng ya gini, gue cuma kesel tapi dia anggap gue marah? Aaaaaaaa pen gue acak-acak ini kamar." Batin Laskar.

"Gue nggak marah," Laskar tersenyum simpul, berusaha memasang wajah paling manis supaya kembarannya tidak menangis.

"Jangan galak-galak," gumam Aldebara kembali memeluk sang kembaran.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang