three

16 4 9
                                    

Karena hari ini hari minggu, jadi syaqillah dapat tidur-tiduran di dalam kamarnya.
Setelah puas tiduran ia akhirnya pergi ke lantai bawah,di sana ia melihat kak Erika.

"Ngapain kak" tanya syaqillah yang duduk di samping kak Erika.

"Nunggu teman, mau kerja kelompok"

Tak lama kemudian,terdengar bel rumah berbunyi,

𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘰𝘯𝘨

Mendengar itu pun syaqillah menatap kakak nya.

"Bukain dek"Erika masih setia menulis di bukunya.

" kok aku sih kak,kan teman kakak"sewot syaqillah

"Bukain aja sana" usir kak Erika kepada syaqillah.

"Siap kajeng ratu" syaqillah pun berdiri ingin membuka pintu.

𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬𝘬!!

Syaqillah terkejut melihat seseorang yang berada di depannya ini.

"Boleh masuk ga nih" suara seseorang didepan nya membuyarkan lamunan syaqillah.

"Boleh kok kak" syaqillah pun tersenyum kikuk.

"Kenapa belum masuk kak" heran syaqillah yang melihat orang tersebut belum bergerak dari tadi.

"Kamu ngehalangin pintu nya" yaa ampun malu kan.

"eehh sory kak,sini masuk" syaqillah menggeser sedikit badan nya, karena itu menghalangi Erlan yang ingin masuk.

Yaa, yang datang adalah Erlan.
Crush syaqillah dongg.

"Permisi" Erlan pun memasuki ruang tamu dimana kak Erika berada tadi.

Syaqillah masih dalam lamunannya dan melihat punggung Erlan yang berjalan ke arah kak erika.

"Beneran kak erlan" senyuman pun kembang dari bibir tipis syaqillah.

"eh udah datang yaa, duduk dulu" sambut Erika ketika erlan hendak sampai di sampingnya.Erlan hanya mengangguk.

"Hmm mau minum apa er?"

"Apa aja deh" singkat erlan, kemudian sedikit tersenyum.

Syaqillah yang melihat itu pun terkagum-kagum.

'ganteng banget bjiirr' gumam Syaqillah

Erika kembali ke ruang tamu sambil membawa satu gelas jus jeruk, ia pun duduk di samping syaqillah.
Erlan manoleh ke arah syaqillah dan kemudian beralih menatap Erika.
Karena paham maksut Erlan, ia pun menjawab,

"Syaqillah, adik gue" Erika pun merangkul pundak Syaqillah.

"Qillah ke atas dulu kak" syaqillah pun beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamarnya

                          

                             *******

Setelah selesai mengerjakan semua soalnya,Erlan langsung pamit pulang.

"Gue pulang dulu ya"

"Iyaa, Hati-hati yaa" Erika tersenyum, dan mengantar Erlan hingga depan pintu rumahnya.

Syaqillah datang dari kamarnya dan hendak menuju ke arah Erika yang masih berdiri diambang pintu.

"Kakak kok ga bilang kalau yang datang itu kak Erlan"

"Hahh" mendengar itupun Erika langsung mengarahkan pandangaan nya ke arah sang adik.

"Kalau tau kek Erlan yang datang kan Qillah bisa siap-siap dulu kak, tadi kayak gembel tau gaa" Erika yang tadinya bingung lantas tersenyum menatap syaqillah.

"Adek suka ya sama Erlan??" Erika terkekeh.

Mendengar pertanyaan kakaknya pun syaqillah lantas mengerjapkan matanya, melihat itu Erika terkekeh sambil mencubit pipi adiknya itu.

"Gapapa jujur aja sama kakak" mendengar itupun syaqillah langsung tersenyum, yang membuat Erika langsung tau jawabannya.

'ternyata adek juga suka sama erlan' batin Erika.

                             ******

Keesokan paginya, syaqillah baru saja membuka matanya. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

15 menit berlalu,ia sudah lengkap dengan semua peralatan sekolahnya.
Saat dia hendak turun tiba-tiba kakaknya memanggil syaqillah di depan pintu kamarnya.

"deekk... ayo turun, disuruh bunda sarapan" Erika agak berteriak karena pintu kamar syaqillah masih tertutup.

"Iyaaa... Kakkk" teriak syaqillah tak kalah kencang. Lalu dia pun membuka pintu kamarnya.

"heh suaranya" tegur Erika, karena jika bunda dengar mereka berteriak bisa bahaya.

"hehehe"

"barengan yuk turunnya"

"ayukk"

Dimeja makan mereka sudah melihat ayah dan bunda. Mereka pun duduk di kursi.

"Ehh sudah turun yaa" bunda ita fokus menuangkan air kedalam gelas milik ayah.

"Ayah sama bunda ada urusan di butik bunda yang di jerman yaa" Erika dan syaqillah beralih menatap ayah mereka.

"Sampai kapan yaah??"

"Sekitar dua sampai empat harian" jawab bunda yang diangguki oleh ayah.

"Kakak jagain adek yaa"pesan bunda.

"Pasti dong bund"

"Adek juga yang baik sama kakak, jangan berantem"

"iyaa bunda cantik"

Ternyata Bukan AkuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora