3. Air Dugem

59 5 8
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca, dan jangan lupa komen terima kasih🙏😊




~Selamat membaca~








Udara pagi yang segar di iringi hangatnya cahaya mentari, yang masuk melalui jendela kaca yang menyapa pemuda tampan, yang tengah menatap dirinya dalam cermin dinding yang berukuran 33cm×125cm. Dengan seragam SMP lengkap yang melekat di badannya, dia kembali memeriksa barang bawaannya, yang sudah dia siapkan sesuai dengan arahan dari kakak tingkatnya. Setelah di rasa semua barang yang di perlukan sudah lengkap, dia berjalan keluar kamar menuju meja makan, disana sudah ada sang ibu yang tengah menunggunya.

"Selamat pagi mama!" Goda Aryo pada sang ibu.

"Selamat pagi cah bagus, mau sarapan roti bakar atau roti biasa?" Ucap sang ibu dengan senyum yang di paksakan, karena candaan sang putra.

"Lah sejak kapan bu kalau sarapan pakai roti?"

"Kamu sudah manggil ibu mama, katanya biar kayak orang kota! Ya sudah loh sarapannya roti bukan nasi."

"Looooohhh ... yo nggak bisa gitu bu! Kan cuma panggilannya aja kalau Yoyo nggak sarapan nasi ntar Yoyo semaput gimana bu?" Aryo mendrama soalah-olah sedang tersakiti, dengan mimik wajah yang di buat sesedih mungkin. Untung saja dia anak tunggal kalau bukan, pasti sudah di tukar tambah sama ayam, kan lumayan bisa nambah modal.

"Makanya wes toh ora usah aneh-aneh, manggil mama-mama di guyu pitek nek njobo kae loh!" Sang ibu mengambilkan sarapan, untuk putra kesangannya itu meski kadang bikin sang ibu banyak mengelus dadanya.

Setelah acara sarapan yang penuh drama dari ibu dan anak, Aryo berangkat sekolah menggunakan motor kesayangannya. 40 menit perjalan dari rumahnya ke sekolah, dia mengendari motornya dengan santai karena jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul 06.00.

Setelah sampai di sekolah dia memarkirkan motornya, dia melihat pemuda tinggi teman sebangkunya. Dia berjalan menghampirinya karena selain teman sebangku, mereka juga berada di kelompok yang sama dengan 3 orang lainya.

"Woy Den!" Teriak Aryo sambil berjalan kearah Deni.

"Apa?" Tanya Deni.

"Gimana udah ketemu sama anggota yang lain belum?" Deni hanya menggeleng mendengar pertanyaan dari Aryo. Mereka akan berjalan kearah kelas hingga mereka melihat sosok pemuda dengan tag nama Dwi Purnama, Aryo terdiam sesaat dan mengingat bahwa anggota kelompok mereka terdiri dari 4 laki-laki dan 1 perempuan, yang salah satu nama yang tertera di papan pengumuman ada Dwi purnama. Mereka berjalan mendekati pemuda itu, saat sudah berada di belakang pemuda itu Deni langsung menepuk bahunya. Yang sontak membuat pemuda itu kaget dan menoleh kearah Aryo dan Deni.

"Hai! Kamu Dwi kan?" Tanya Deni.

"I-iya ada apa?" Terlihat jelas di wajah pemuda itu jika dia seperti sedang ketakutan.

"Kenalin aku Deni Wicaksono." Ucap Deni.

"Aku Aryo Dimitri." Aryo merasa heran apa wajahnya semenyeramkan itu, hingga pemuda manis di hadapannya kini terlihat sangat ketakutan.

"Kita satu kelompok loh! Masa kamu nggak tau?" Sambung Aryo.

"Ehm ma-maaf aku tidak tau, nanti rencananya aku akan bertanya pada Devi!" Ucap pemuda manis yang ada di hadapan Aryo dengan nada takut, Aryo menahan senyumnya karena pemuda itu terlihat menggemaskan di mata Aryo.

"Nggak usah takut kita satu kelas, jadi jangan bikin kita seolah-olah adalah Preman yang mau malak kamu!" Ucap Aryo dengan nada di buat seakan dia sedang kesal, dengan memanyukan bibir mungilnya.

"Udah sekarang kita ke kelas." Deni merangkul bahu Aryo dan Dwi, mereka berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelas mereka. Saat mereka masuk ke kelas, disana sudah ada seorang siswi yang tengah mengobrol dengan seorang siswa di bangku yang berada di depan bangku Aryo.

"Hai, pagi semua!" Sapa gadis dengan kepang dua yang sesuai dengan arahan yang di berikan Osis kemarin, kemudian mereka mengobrol sebentar hingga bel masuk telah tiba. Dan semua murid baru di haruskan berkumpul di lapangan tanpa membawa tas, mereka berbaris dengan rapi mendengarkan arahan para kakak kelas yang sedang memberikan arahan PBB.

Saat semua murid baru sedang berkumpul dan melakukan PBB dilapangan, seseorang masuk ke dalam kelas Aryo dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya, senyum smirk tergambar di wajah pemuda itu.

Setelah acara PBB selesai para murid baru di berikan istirahat selama 10 menit, dan harus kembali kelapangan dengan membawa barang-barang yang sudah di tentukan kemarin.

"Astaga gua capek banget!" Keluh Devi

"Kita semua ya capek Dep, apalagi panas-panas mana aku lupa gak pakai sunscreen!" Ucap Yoga yang menjadikan buku tulis sabagai kipas, untuk menghilangkan panas pada tubuhnya.

"Etdah pakai santen segala buat apa?" Ucap Deni dengan nada mengejek, padahal sedari kemarin dia sudah memperhatikan pemuda putih, yang tingginya hanya 160cm sama dengan tinggi satu-satunya gadis di kelompok mereka.

"Sunscreen cok, bukan santen!" Yoga menatap garang pada Deni, tapi tatapan garang itu malah terlihat menggemaskan di mata Deni.

"Heh mulutnya, kita lagi di sekolah ini!" Dwi memukul main-main bibir Yoga, membuat pemuda itu kesal dan menatap teman-temannya dengan tatapan perang.

Waktu istirahat selesai mereka kembali ke lapangan dengan membawa tas masing-masing, dan menunjukkan barang-barang yang harus mereka bawa, Aryo membuka tasnya dan mengeluarkan barang-barangnya. Tapi ada satu barang yang hilang, padahal sudah jelas sebelum berangkat dia sudah memastikan bahwa barang-barangnya sudah lengkap. Devi yang melihat temannya sedang bingung, dia kemudian mendekat pada Aryo.

"Kamu kenapa Yo?" Bisik Devi, karena takut jika kakak kelasnya tahu maka mereka akan di hukum.

"Air mineralku nggak ada! Jelas-jelas tadi sebelum bersngkat aku sudah memastikan kalau semuanya lengkap." Bisik Aryo pada Devi.

Semua murid baru di suruh mengeluarkan, dan menaruh barang-barangnya di depan mereka masing-masing. Anggota osis semuanya berkeliling memeriksa satu per satu murid baru, mencari siapa saja yang barang bawaannya tidak lengkap. Hingga salah satu anggota osis berdiri di depan Aryo, dan menatapnya dengan tatapan tajam khas senior terhadap juniornya.

"Kamu berdiri perkenalkan diri kamu!" Perintah salah satu anggota osis itu dengan tegas.

"Siap kak, saya Aryo Dimitri dari kelompok gajah duduk kelas 10 IPA-3, asal sekolah SMPN 3 UNGGULAN BANGSA." Ucap Aryo dengan nada tegas, bak sedang latihan militer.

"Kenapa di depan kamu cuma ada 3 barang? Kami menyuruh membawa 4 barang."

"Maaf kak, saya ingat membawa lengkap barang-barang tersebut tap~" belum selesai dia bicara sudah di potong oleh kakak kelasnya, suara Aryo sedikit bergetar karena takut.

"Lalu mana air dugemnya?" Aryo tidak bisa menjawab pertanyaan sang kakak kelas.

"Kamu maju kedepan dan terima hukuman dari Wakil Ketua Osis." Setelah mendengar perintah, Aryo berjalan kearah sang waketos, yang sedang bersedekap dada melihat kearahnya, dengan senyum smirk yang terlihat menakutkan di mata Aryo.






Byersyambyung...

Alan pamit hiatus dulu, karena besok udah mulai masuk puasa.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan🙏😊

Sampai jumpa setelah lebaran👋😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AMERTA (BxB)Where stories live. Discover now