...
Gimana ya reaksi Mas Rizal ngelihat aku semi telanjang gini di depan kuli-kuli lain?
Penasaran.Ceklek.. kubuka pintu, aku segera keluar dan mereka semua yang ada disitu menengok,
"Oh.. masih ada orang disini ya.." kataku pura-pura kaget.Aku menatap Mas Rizal yang juga sedang menatapku dengan tatapan memindai penampilanku dari atas ke bawah.
"Eh nggih mas, ini masih nyuci belum selesai," kata salah satu kuli jamet berambut pirang bernama Wanto yang masih membilas bajunya.
"Baru pulang mas Sanjaya?" basa-basi Dodik si kuli berbadan kurus berambut cepak yang sedang mengeringkan badannya dengan handuk compang-campingnya.
GILA.. Lagi kondisi dingi kayak gini aja itu kontolnya gemuk gondal-gandul anjing panjang banget.. Otakku udah gak fokus, tambah kesengsem itu jembutnya lebat.
"Ah nggih mas, in baru pulang, sekalian ngangkatin baju," aku mencoba mengalihkan pandangan dan segera menuju tempat jemuranku.
Dari ekor mataku aku masih bisa melihat Mas Rizal masih diam memperhatikan tingkahku yang canggung dan dia lantas mendekati teman-temannya.
Bodo amat lah, aku bergegas angkatin jemuran dan aku berjalan balik ke pintu,
"Mas Bojo?" aku sontak berhenti ketika aku Mas Rizal memanggilku dengan panggilan yang hanya dia ucapkan kalau mau menyetubuhiku.Perlahan aku menoleh dan bodohnya malah menjawab, "Nggih mas?".
Mas Rizal langsung tersenyum, diluar dugaan aku bener-bener dibuat shock berat,
"Nanti malem Mas boleh giniin sayang lagi kan," ucapnya sambil membuat gerakan pinggul ngewe maju mundur.Aku bagai disambar petir dan refleks segera kusapu area sumur itu melihat reaksi semua yang ada disitu, mereka semua menatapku dengan tataan yang susah aku artikan, ada yang senyum-senyum, ada yang diam saja dengan tatapan mata tajam ke arahku.
Bangsat emang Mas Rizal ini..
"Mas ngomong nopo to, hehe," aku mengelak sangat canggung."Gak usah isin sayang, semua udah pada tau kalo sampean ini bojoku disini," kata Mas Rizal sambi jalan mendekat kearahku,
"Lhawong tiap malam mereka ribut pengen ikut tapi kan memek'e bojoku gak boleh dibagi-bagi," imbuhnya sambil meremas bokongku membuatku berjengit."Walah sekali-kali boleh ngicipin lah, masa cuma Rizal aja yang dijadikan bojo," Wanto si kuli jamet berambut pirang itu menyambar,
"Kontolku yo gede lho mas, delok'en iki" tambahnya sambil menggoyang-goyangkan penisnya yang gak kalah gagah tidurnya."Lah kalo gitu aku yo gelem lah Zal, nang bedeng wis gak ada bocah biyen kae sing iso dikawen silite asu," kata Dodik gak mau rugi, dia salah satu yang sangat menyukai bocah di bedeng dulu yang diceritakan Mas Rizal, tapi di proyek ini dia gak ikut karena di kampung ada sodara yang membutuhkan jasanya.
Hah apa-apaan ini.. Aku benar-benar blank, kenapa semua jadi tau tentang skandalku ama Mas Rizal,
"Ah.. Mas jangan dulu mas ah.." aku yang malu dan jengah karena Mas Rizal sudah memelukku dari belakang dan meremas-remas susuku.
"Gak popo sayang," bisiknya halus di telingaku, ah geli.
"Pengen ngawen bojoku opo piye, wani pirooo," tantang mas Rizal ke Wanto dan Dodik sambil terkekeh-kekeh."Jancoook tak tukokne Samsu siji wis," respon Wanto yang disambut gelak tawa Mas Rizal.
Aku yang masih mencoba mencerna ini semua merasa kegelian ketika bibir Mas Rizal menyusuri leher belakangku,
"Gak popo yo sayang, mesakne konco-koncone mas," lirih dia mencoba membujukku agar mau di gagahi mereka.Mas Rizal seolah paham akan kebingunganku,
"Mas Sanjaya sayang kan sama mas, kalo sayang harus nurut ama mas ya sayang," lanjutnya dengan sangat persuasif, dan entah kenapa aku mengangguk mengiyakan permintaannya.Aku blank, kenapa mereka melihatku seakan aku ini daging segar yang ingin mereka terkam,
"Pinter.." Mas Rizal kembali memujiku dengan bisikan halus membuat bulu-bulu leherku merinding....
KAMU SEDANG MEMBACA
PROJECT 🔞
RomanceDari kejadian hampir tertabrak oleh pick-up sampai ada tetangga baru sebelah rumah bukanlah hal yang kebetulan semata karena sopir dan tetangga barunya adalah orang yang sama.. Sama-sama bikin hidup Sanjaya pusing, why? ***** ⚠️ WARNING ⛔️ Khusus 18...