Menceritakan kehidupan seorang remaja yang tidak merasakan kasih sayang sedari kecil dari kedua orang tuanya.
Ia lahir dari keluarga yang broken home dan harus menjadi bantaian dari setiap hal yang yang bahkan tidak ia ketahui.
Kehidupannya lebih ba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah semingguan Nana tidak masuk sekolah, karna luka di kepalanya yang mengharuskan Nana di rawat di rumah sakit beberapa hari dan lanjut perawatan di rumah agar kondisinya pulih total itu akhirnya tadi pagi mulai bersekolah kembali.
Hari ini Jeno tidak ke kantor, jadi dia lah yang pagi tadi mengantar sang anak ke sekolah, dan sore ini dia juga yang akan menjemputnya.
Kini Jeno sudah dalam perjalanan menuju sekolah Nana.
Sesampainya di sana, Jeno menunggu Jeno di luar area sekolah dengan masih berada di dalam mobil.
Sekitar beberapa menitan Jeno menunggu, ia melihat Nana yang berjalan berdampingan menuju gerbang dengan pacarnya yang bernama Mark itu.
Hah sungguh pemandangan buruk menurut Jeno.
"Mau kemana lagi mereka?" Tanya Jeno entah pada siapa saat melihat Nana ikut berjalan menuju parkiran motor.
Dan benar saja, mereka berboncengan hendak keluar gerbang.
"Mau ke mana?" Tanya Jeno saat ia keluar dari mobil bertepatan dengan dua sejoli itu yang hendak pergi.
Nana menoleh dan langsung meloncat dari motor Mark.
Itu membuat Jeno maupun Mark melotot kaget.
"Daddy!! Ugh!" Ujar Nana yang kini memeluk Jeno.
Jeno membalas pelukan itu dan mengusap rambut Nana.
"Mau kemana hm? Kejadian lalu gak di jadiin pembelajaran?" Tanya Jeno pelan namun bisa membuat Nana ketakutan.
Nana menggeleng ribut lalu mendongak ke atas, menatap Jeno yang juga sedang menunduk menatapnya.
"Nana gak kemana-mana Daddy, Nana hanya minta antar kak Mark buat ke halte menunggu jemputan" jawab Nana.
"Gak bohongin Daddy kan?" Tanya Jeno.
"No no Daddy, Nana gak bohong!" Jawab Nana.
"Iya Om, Nana tadi minta di antar ke halte depan untuk menunggu jemputan" sahut Mark.
Jeno menoleh ke arah pacar Nana itu.
"Kenapa tidak kamu yang antar? Tinggal minta Nana untuk memberitahu saya" ujar Jeno.
"I-itu Om, saya ada keperluan, jadi tidak bisa mengantarkan Nana" jawab Mark yang membuat Jeno tersenyum samar.
"Sibuk ya" ujar Jeno.
Nana yang merasa Daddy-nya itu mengintimidasi Mark itu mencubit lengan Daddy-nya.
"Apa?" Tanya Jeno heran.
"Ayo pulang! Nana capek berdiri terus!" Ujar Nana yang membuat Jeno mendengus.
"Ngapain juga gak masuk ke mobil, malah meluk Daddy terus kayak gini, gak malu apa di liatin teman-temannya itu" ujar Jeno.
