๑|10. Chen ai's first love?

20 5 0
                                    

📍Australia, 8 PM

Pemandangan kota pada malam hari jika dilihat di atas balkon memang sangat memanjakan mata. Angin bertiup dari arah barat membuat rambut panjang Gadis ini berantakan tertiup angin, Udara dingin yang menerpa leher mulusnya membuatnya merinding seketika.

"sshh..dingin sekali"ujar seorang gadis berkulit putih pucat, bersurai hitam pekat sembari menggenggam erat telapak tangannya sendiri.

Sudah 10 menit berlalu, gadis Tiongkok bernama Chen ai ini berdiri di atas balkon sambil memandangi kota dari atas, ia hanya memakai baju tidur tanpa lengan yang membuat sekujur tubuhnya kedinginan.

"CHEN AI!"

Mendengar namanya dipanggil, Chen ai bergegas untuk turun ke dapur tidak lupa ia mengambil sebuah cardigan untuk menutupi lengannya.

Langkahnya langsung terhenti saat melihat kakak tirinya berdiri tepat di depannya dengan raut wajah marah. Mata gadis itu menatap lantai Karena ia tidak berani menatap mata orang di depannya ini.

"A-ada apa?.."
Chen ai menelan ludah, sepertinya ia telah membuat sebuah kesalahan hingga kakaknya marah

"..Kemarin saat aku tidak ada dirumah, kau menghina pacarku lewat pesan kan?" Tanya William dengan tatapan mengintimidasi, suaranya yang berat serta sedikit serak menjadi ciri khasnya tersendiri.

"H-huh? Tidak.."

Brak

William memukul meja makan yang ada didepannya, membuat jantung Chen ai berdetak semakin kencang.

"JANGAN BERBOHONG! DIA SENDIRI YANG BILANG PADAKU BAHWA KAU MENGEJEKNYA WANITA MURAHAN!!"
Ketus William

"A-aku.. benar-benar tidak mengatakan itu..."

Plaaakkk

Pipi Chen ai menoleh ke kanan dengan cepat, rasa sakit perlahan menjalar ke seluruh wajahnya usai William menamparnya, suara tamparan terdengar nyaring memenuhi dapur.

Chen ai menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk menahan air matanya agar tidak menetes dan jatuh ke lantai.

"Besok Mama dan Papa akan kesini, kau tau apa yang Harus kau katakan kan?"
Tanya William dengan tegas

Gadis itu meremat ujung roknya kemudian mengangguk sebagai jawaban, pandangannya masih tak lepas dari lantai.

"Bagus"
William menyeringai kemudian berjalan meninggalkan adiknya

Tangis Chen ai pecah saat William telah pergi meninggalkannya. rasa sakit di pipinya tak kunjung hilang, sepertinya luka itu akan berbekas untuk beberapa hari ke depan.

.

.

Saat ini Chen ai sedang berdandan di kamarnya untuk menyambut kedatangan kedua orang tua nya, ia harus bersikap ceria selayaknya tidak terjadi apa-apa diantara William dan Chen ai.

"Tuan dan nyonya sudah tiba nona"
Ujar seorang pelayan yang memberitahu nya

Chen ai yang mendengar kabar bahwa mereka sudah tiba, ia segera keluar dari kamarnya dan menyambut kedatangan mereka di ruang keluarga, ia sangat berhati-hati saat menuruni tangga karena memakai high heels. ya, tersungkur di tangga tidak lucu bukan?

William dan Chen ai berdiri di teras rumah besar itu begitu juga dengan para pelayan, menunggu kedua orang tuanya. Tak berselang lama kemudian Chen ai melihat sebuah mobil rolls royce ghost hitam berhenti di depan, ia segera menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman yang manis.

Saat pintu mobil itu terbuka, keluar seorang wanita cantik yang berpenampilan elegan bersama seorang pria dengan memakai jas berwarna cream lengkap dengan dasinya.

ᴡʜᴏ ɪꜱ ᴛʜᴇ ʀᴇᴀʟ ᴠɪʟʟᴀɪɴ?Where stories live. Discover now