Yang ditinggalkan

16 4 2
                                    

"Nama tokoh, konflik
Ataupun cerita adalah fiktif.
Jika terjadi kesamaan itu murni kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"
...

Written by Yadyaapasya

🤝

"Pak Sultan, sepertinya kita harus mengikuti program yang dilaksanakan oleh Professor Surya, kinerjanya tertata jelas, para warga yang mengungsikan diri ke beberapa stadion kota telah berhasil menyambung hidup disana berkat Professor, kita hanya tinggal menandatangani persetujuan"

Sultan terdiam, sebelum sinyal terputus ia masih bertukar argumen dengan rekan kerjanya, Widyo Kusumo.

Sejak awal Sultan memang tidak pernah menyetujui rencana aneh tersebut, dan karena itu pulalah ia menjadi salah satu politisi yang di tinggalkan

Sultan teringat percakapan mereka sebelum rencana dibalik penyebaran virus di berjalankan

Widyo terus membujuk agar Sultan memilih setuju saja, agar rencana emas yang sudah di rencanakan bisa berjalan lancar

"Widyo, kita memang bukan orang baik, kita sama-sama pernah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kursi yang tengah kita duduki, tapi saya masih memiliki hati nurani yang cukup untuk mengasihi rakyat. Para pesakitan itu punya hak untuk memperbaiki kehidupannya, sama seperti kita"

"Persetan dengan hati nurani, kita semua sudah kehilangan itu. Kita butuh revolusi, dan ini adalah cara terbaik untuk membentuk kembali kemajuan negara kita, gerakan ini akan dimulai dari mantan ibukota negara kita. Ayo Sultan, kita raih kesempatan itu sama-sama!"

Lagi-lagi Sultan menolak, "kau tahu Widyo, alasan aku mencintai tanah ini?"

" Makam mendiang istri dan anakku ada di perut tanah kota ini. Aku tidak akan rela jika nantinya tanah kota ini dibuat mati. Tidak memiliki kehidupan dalam artian di hancur leburkan dengan dalih pembangunan ulang. Yang nantinya akan terjadi hanya pembantaian habis-habisan, dan aku tidak meridhoi tanah ini dikotori oleh darah yang di korbankan demi rencana kotornya para politikus"

Suara mesin fax membuyarkan lamunan Sultan, sang walikota yang ditinggalkan

Ia mendapat pesan dari seseorang yang juga berada di kubu nya

Isi pesan dari mesin fax tersebut adalah

"Pak, beberapa warga selamat mengandalkan kebutuhan pangan yang mereka ambil di supermarket dan toko-toko terdekat, tapi kita punya masalah lain. Sekelompok preman merampok hasil pencaharian mereka"

Saya Jamila melaporkan

Surat itu kembali membuat Sultan terdiam, dia tidak memiliki banyak kuasa sekarang

Ia hanya punya beberapa orang yang berada di pihaknya

Asisten pribadi sekaligus Informan, yang juga seorang dokter bernama Hamzah, telah mengabdikan diri kepadanya selama 5 tahun

Jamila, pendatang dari kota lain yang meminta bergabung dengan tujuan mencari adiknya yang seorang mahasiswa kedokteran

Dan beberapa kelompok pertahanan kota yang semakin hari semakin berkurang karena tumbang oleh peperangan tak berdasar ini

In a dead city Where stories live. Discover now