Jagoannya Bunda [✓]

🐣23. Bunda bohong‼️⚠️

Cis dulu yang puasa nya full/lagi istimewa yg cewek ✌🏻

Happy Reading

••••••

Kejora tersenyum tatkala hidangan yang ia masak itu sudah tersusun rapih diatas meja.

Merasa puas dengan apa yang ia masak pagi ini, tidak sabar untuk menyambut bahagia ketujuh putra nya karena dirinya tiba sebelum ketujuh putra nya itu bangun.

Senyumnya tak bisa ia tahan melihat ketujuh putranya turun dari lantai dua dengan Antariksa dan Albi yang ternyata menginap di rumahnya.

"Pagi," sapa Kejora riang, seraya kedua tangannya merentang menunggu pelukan dari ketujuh putranya.

Bukan pelukan yang Kejora dapat, melainkan tatapan tajam yang sebelum nya tidak pernah ia dapat kan dari anak-anak nya.

Perlahan Kejora menurunkan kedua tangannya, tungkai nya melangkah masih dengan senyum manis namun terlihat bingung.

"Hei, Bunda udah pulang, kalian nggak kangen Bunda?" Tanya Kejora yang tak mendapat respon.

Langit mendekat pada sang Bunda, berdecih tak menyangka dengan wanita yang ia sebut Bunda itu telah berselingkuh dari sang Ayah.

"Inget rumah?" Pertanyaan Langit sontak membuat Kejora bergeming.

Apa maksud putranya, apa ada yang salah dari dirinya?

"Abang, kenapa bilang gitu ke Bunda?"

Langit menghela nafas jengah. "Masih bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun, hm?!" Langit mengangkat satu alisnya seolah bertanya.

"Langit, Bunda nggak ngerti."

Angkasa memberikan ponselnya pada sang Bunda, yang menampilkan sebuah Poto wanita tersebut dengan seorang pria.

Semalam Angkasa sempat meminta salinan Poto pada Ella, guna meyakinkan dirinya untuk melihat jelas Poto tersebut.

Kejora menukik alisnya, menatap detil Poto tersebut. Bulir liquit luruh begitu saja, mata nya memanas dengan bibir yang bergetar.

Obsidiannya menatap ketujuh putranya bergantian, menggeleng keras- menyangkal kalau itu semua tidak benar.

"Bunda bisa jelasin," monolog Kejora.

"Jelasin apa?!" Tanya Leo yang sudah terlihat muak.

"Bunda nggak sengaja ketemu Om Jerry, Bunda__"

"Oh, jadi bener itu Om Jerry?!" Sela Venus tersenyum kecut.

"Tapi Bunda kesana bener-bener kerja, kalian percaya Bunda kan?"

"Nggak!" Sergah Laskar, menatap nyalang sang Bunda. Hatinya sakit mengetahui fakta sebenarnya.