04

15.6K 730 35
                                    

Hay all.

Happy reading.

_________________________

"Jangan balas Budi, karena belum tentu Budi yang salah"












Langit menghela nafas panjang, netranya menatap cowok di depannya ini rumit.

"Apa maumu elang?"

Saat ini mereka tengah berada di toilet, karena elang mengikuti langit sedari tadi. Dan itu membuat langit risih.

Bayangin aja, baru 3 hari sekolah ia selalu di ikuti elang kemanapun ia pergi.

Bahkan saat ini elang menghalangi pintu keluar.

Dan saat di tanya alasan kenapa mengikutinya, pasti elang akan menjawab-

"Hanya ingin"

Langit berdecak, "minggir"

Elang diam, membuat langit frustasi.

'apa yang di inginkan elang sebenarnya?' batinnya bingung.

"Elang, jika kau tak ada urusan bisa min-"

"Kakak~"

Langit tertegun, apa ia tadi salah dengar? Elang memanggilnya Kakak?

"Kau-"

Grep.

Elang langsung memeluk tubuh tegap langit, menyalurkan kerinduannya lewat pelukan itu.

"Bunda sama Kakak kenapa nggak pernah pulang ke rumah lagi~"

Langit diam, ia masih berusaha mencerna ucapan elang yang terdengar aneh ini.

Kakak?

Emang dia kakaknya elang?

Bunda?

Pulang ke rumah?

Apa jangan jangan-

"Kenapa kakak diam!" Sentak elang, membuat langit tersadar.

"Kau-" langit menatap elang rumit, apa mungkin cowok aneh di depannya ini kembarannya?

"Kakak beneran lupain aku?!"

Tangis elang pecah, membuat langit jadi gelagapan sendiri.

"Hei, kenapa kau malah menangis?"

Elang menghapus air matanya, ia menatap langit sayu dan terkesan seksi~

"Jadi benar?" Tanya langit.

"Apanya yang benar? Kalo kau kakak ku itu jelas iya!" Jawab elang tak santai.

Langit menggeleng, "kau-"

"Kau orang yang selama ini menguntit ku ya?"

Mata elang membulat, "bagaimana kau tau?" Tanya elang terkejut.

TWINS?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang