Hay all.
Happy reading.
_____________________________
"Kamu itu kayak kentut, cuma numpang lewat"
Saat ini langit tengah guling guling di ranjangnya gak jelas.
Fikiranya melayang saat mengingat di mana elang tadi bersifat posesif, tak tau kenapa ia menyukainya.
Wajahnya kini sudah memerah lantaran mengingat itu, ia jadi mirip orang kasmaran deh.
"Kenapa aku senang dengan sikap elang? Apakah ini wajar?" Gumam langit sambil memeluk guling nya erat.
Tok
Tok
Tok
"Langit, cepat turun untuk makan malam" ah, itu suara bundanya.
Memikirkan elang membuat langit melupakan makan malamnya.
Dengan segera ia beranjak dari ranjang, lalu segera turun ke bawah untuk makan malam.
Di meja makan POV.
Karina- bunda langit menatap anaknya itu heran, kenapa sedari tadi langit senyum senyum sendiri?
"Langit" panggil Karina lembut.
Langit tersadar, "ah, ya bunda?" Tanya langit.
"Kamu kenapa dari tadi senyum senyum sendiri hm?"
Langit menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung mau menjawab apa.
"Anu-"
"Bunda sedang tidak membahas anumu" potong Karina, terdengar agak ambigu ya?
Langit meringis, sementara Karina menyipitkan matanya menatap putranya itu curiga.
"Kamu sedang jatuh cinta ya?" Tebak Karina sambil menaik turunkan alisnya, berniat menggoda anaknya.
Langit refleks menggeleng, dia kan sedang memikirkan elang! Masa iya dia suka sama elang? Kan mereka kembaran.
"Tidak perlu takut, ceritakan saja pada bunda" ucap Karina.
"Siapa perempuan itu? Apa dia cantik? Manis? Apa dia sekelas mu? Atau seangkatan mu?" Lanjut Karina.
Langit bingung, hingga akhirnya ia teringat sesuatu.
Bundanya kan belum tau tentang elang, bagaimana kalo dia bercerita saja? Lagian langit tau kalo sebenernya bundanya itu merindukan elang.
"Bunda, langit mau mengatakan sesuatu" ucap langit yang terdengar ragu, sengaja dia supaya bundanya penasaran.
"Apa? Katakanlah"
"Aku bertemu dengan elang" lirih langit yang masih di dengar bundanya.
Karina menatap anaknya itu rumit, "kau- bertemu elang?" Tanya Karina lagi.
